Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

Wagub Diminta Fokus Kerja

PALU, MERCUSUAR-Wakil Gubernur Sudarto dan Sekprov Amdjad Lawasa diminta lebih fokus bekerja. Permintaan itu disampaikan Gubernur Longki Djanggola, dalam sambutan sidang paripurna DPRD Sulteng dengan agenda serahterima laporan hasil pemeriksaan (LHP) BPK atas laporan keuangan pemerintah daerah, Senin (26/5/2014). “Saya minta Wagub dan Sekprov lebih fokus membenahi persoalan yang menjadi temuan BPK. Saya optimis, dengan fokus dan kerja keras tahun depan kita akan kembali ke opini wajat tanpa pengecualian (WTP),” kata Longki menyikapi opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) yang diberikan BPK RI atas laporan keuangan daerah tahun anggaran 2013. Dalam sesi konferensi pers usai paripurna, Longki kembali menegaskan hal tersebut saat ditanya wartawan. Menurut Longki, tugas Wagub dan Sekprov sudah jelas berdasarkan peraturan perundang-undangan. “Saya tidak ingin mencari kambing hitam. Ini juga kelemahan saya, tapi tugas Wagub jelas. Demikian juga Sekprov sebagai Pembina kepegawaian juga jelas.

Buol, Pelopor Pengelolaan Keuangan Berbasis IT

Gambar
PALU, MERCUSUAR-Kerja keras yang dilaksanakan pemerintah kabupaten (Pemkab) Buol dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah berbuah manis. Jika tahun sebelumnya BPK RI memberikan opini disclaimer pada laporan keuangan Pemkab Buol, tahun 2013 BPK memberikan opini wajar dengan pengecualian. Bupati Buol, Amirudin Rauf, mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian tersebut. Dikatakan Bupati yang akrab disapa Dokter Rudi itu, pencapaian tersebut merupakan kerja keras seluruh jajaran yang ada di Pemkab Buol. “Ini berawal dari komitmen bersama seluruh penyelenggara pemerintahan taat asas dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah,” ujar Dokter Rudi, Selasa (27/5/2014). Diungkapkan Dokter Rudi, selama satu tahun terakhir pihaknya telah berusaha keras melakukan penataan aset daerah, yang pada tahun 2012 menjadi salahsatu pemicu disclaimer. “Satu tahun kita lakukan sensed aset, pembukuan dan penarikan untuk aset yang dikuasai mantan pejabat atau pegawai. Hasilnya lebih delapan puluh persen aset

Aku Ora Opo-opo

Benar…! Aku ora iso opo-opo Aku ora iso mbedil rakyat dewe Aku ora iso nyulik anak-anakku dewe Aku ora iso mlayu ke Negara manca Aku ora iso ngapusi rakyat dengan retorika dan gaya Aku apa adanya Benar…! Aku ora sopo-sopo Aku hanya boneka Ya..Aku ingin seperti Barbie atau Teddy Yang menbahagiakan jutaan ummat manusia Aku ora sopo-sopo Aku hanya trah rakyat jelata…ora nduwe opo-opo Biar dielek-elek Aku ora opo-opo Aku pasrah marang sing kuwoso By Temu Sutrisno (mastemu@gmail.com)

Jangan jadi Pengemis!

Gambar
Seperti biasa, saban hari Minggu Toma Langgai menyempatkan diri membawa keduabuah hatinya I Langgai dan I Yojo jalan-jalan. Pagi itu dengan motor bututnya, Toma Langgai membawa kedua putranya ke pantai. Tiga laki-laki anak beranak itupun langsung menceburkan diri ke pantai, menyeruak beningnya air laut yang belum tercemar sampah. Puas mandi dan bermain, Toma Langgai mengajak mengajak Langgai dan Yojo membersihkan diri di sebuah WC umum dekat pantai dan berganti pakaian. Dari pantai, Toma Langgai tidak langsung pulang. Ia membawa Langgai dan Yojo singgah ke sebuah pasar tradisional, sekadar membeli nasi kuning dan ikan. Masuk komplek pasar, tiga orang ibu-ibu dengan anak di gendongan, menengadahkan tangan ke setiap orang yang lewat. Toma Langgai berlalu tanpa bicara dan memberi apa-apa pada ketiga ibu pengemis. Setelah membeli ikan, Toma Langgai kembali ke parkiran motor dan melewati jalan semula. Ia memberikan tiga lembar uang pada Yojo dan menyuruhnya memberikan pada pengemis tadi. S

Serakah

Gambar
Malam menjelang tidur, Toma Langgai mendongeng untuk anak keduanya, I Yojo. Anak pertamanya I Langgai telah beranjak ke kamarnya, mulai belajar tidur sendiri. Malam itu Toma Langgai mengantar tidur Yojo dengan dongeng ‘Buaya Serakah’. Pada suatu hari di sebuah sungai tutur Toma Langgai, seekor buaya yang sedang mencari-cari mangsa. Sudah tiga hari ia tidak mencari mangsa. Sebelumnya ia mendapatkan seekor babi gemuk dan memakannya. Lalu tertidur pulas selama tiga hari karena kekenyangan. Moncong buaya sudah dibuka lebar di sungai menanti kalau ada ikan yang lewat. Tetapi sudah lama ia menunggu mangsanya tak kunjung datang. Tidak berapa lama muncul seekor ikan gabus di dekat moncongnya. "Hai buaya! Kelihatannya kau lapar sekali!" sapa ikan gabus persis di depan mulutnya yang ternganga. "Kebetulan sekali kamu datang. Perutku lapar sekali karena belum diisi." ucap buaya dengan gembira. "Wahai buaya, kalau kau makan aku, pasti kau cepat lapar lagi. Bukankah daging

Paguyuban Kawulo Alit Dideklarasikan

Gambar
PALU, MERCUSUAR-Sekira lima ratusan masyarakat Sulteng mendeklarasikan Paguyuban Kawulo Alit (PKA), Rabu (14/5/2014) malam. Deklarasi organisasi sosial itu dipusatkan di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu. Organisasi yang bergerak dibidang sosial, budaya, ekonomi dan pendidikan ini dipimpin Ir Endah Wahyuning Asih, MSc yang selama ini mengabdi sebagai akademisi di Universitas Muhammadiyah Palu. Endah dalam orasi perdananya menyampaikan, akan merangkul seluruh masyarakat tanpa melihat latar belakang sosial, ekonomi, politik dan agamanya. “Sudah banyak organisasi sosial di Palu dan Sulawesi Tengah. Tapi kenapa, PKA ini harus berdiri? Karena inilah organisasi yang nantinya benar-benar bisa merangkul, memberdayakan dan menumbuhkembangkan wong cilik atau kawulo alit menjadi orang besar, baik itu secara ekonomi maupun bidang yang lain. Organisasi ini tumbuh dari semangat gotong-royong, bukan elitis untuk orang-orang tertentu saja. Ini benar-benar muncul dari rakyat kecil yang memi