Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

Tonakodi-Patih, Putra Mahkota, dan Wakil Kepala Pemerintahan

Oleh: Temu Sutrisno MERCUSUAR-Dahulu kala, hampir semua pemerintahan saat masih berbetuk kerajaan, seorang Raja biasanya didampingi Patih dalam memerintah. Posisi patih bersifat politis, dan membantu raja dalam pengambilan keputusan. Urusan teknis pemerintahan dilakukan Mahamenteri, menteri, adipati dan seterusnya. Kadangkala, raja juga tidak memerlukan seorang patih. Ia cukup memerintah seorang diri dengan dibantu beberapa menteri dan penasehat kerajaan. Kebutuhan patih, inilah yang bersifat politis. Jika raja berkehendak dan butuh, kerajaan akan memiliki patih. Sebaliknya jika tidak maka patih bisa dihilangkan dari struktur pemerintahan kerajaan. Biasanya untuk mewakili raja, ditunjuk raja muda atau putra mahkota. Di era moderen, hampir semua kepala pemerintahan memiliki wakil. Namun di beberapa negara, pemerintah daerah tidak menggunakan wakil dalam pemerintahan daerahnya. Contoh di Amerika Serikat, Australia dan Kanada. Gubernur sebagai pejabat yang dipilih langsu

Tonakodi-Hoaks dari Desa Salem

Gambar
Oleh: Temu Sutrisno MERCUSUAR- Tahun 1692, sekumpulan gadis di Desa Salem, Massachusetts bertingkah aneh setelah mendengar cerita dari seorang budak Indian Barat. Saat ditanya, mereka mengatakan akibat perbuatan aniaya yang dilakukan beberapa perempuan tukang tenung. Orang-orang tidak heran dan langsung percaya begitu saja, karena abad 17 Amerika dan Eropa dipenuhi isu tenung. Sihir dan tenung meluas di kedua benua, tanpa upaya verifikasi dan klarifikasi memadai. Pemerintah kota segera melakukan sidang menyikapi kasus tersebut. Sidang memutuskan eksekusi terhadap Bridget Bhisop, seorang penjaga kedai minuman. Sebulan kemudian lima perempuan dieksekusi mati di tiang gantungan. Semua saksi dalam sidang mengatakan, melihat para pelaku dalam bentuk ruh bergentayangan. Ketakutan warga Salem dan kota sekitarnya meyeruak, pengadilan tidak lagi mengedepankan rasionalitas dan fakta-fakta yang bisa dibuktikan. Tahun itu setidaknya 20 orang dieksekusi mati dan ratusan orang dijeblos

Tonakodi-Menyikapi WTP

Gambar
Oleh: Temu Sutrisno Belum lama ini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan penilaian atau opini wajar tanpa pengecualian (WTP)terhadap hampir semua pemerintah daerah di Sulteng. Kemarin, BPK juga memberikan opini WTP terhadap 81 laporan keuungan kementerian/lembaga atau LKKL dan satu laporan keuangan bendahara umun negara atau LKBUN.  Apakah opini WTP berbanding lurus dengan sangkaan tindak pidana korupsi? K etika   berbicara tentang dugaan atau sangkaan terjadinya korupsi oleh pejabat, orang sering memperdebatkan, apakah sebuah laporan hasil pemeriksaan (LHP) oleh BPK yang telah memberi predikat WTP kepada sebuah instansi harus dianggap benar? Jawabannya, Tidak! Mendapat WTP hanya bisa diartikan bahwa laporan keuangannya secara formal-administratif telah benar menurut standar pengelolaan keuangan yang ditentukan BPK. Di dalamnya masih mungkin terjadi korupsi. Nyatanya tidak sedikit di instansi-instansi yang mendapat WTP terjadi tindak pidana korupsi. Bisa saja di sebua

Tonakodi-Gelar Pahlawan untuk Guru Tua

Gambar
Oleh: Temu Sutrisno Habib Idrus bin Salim Al-Jufri BANGSA  yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya. Untaian kata tersebut selalu mengingatkan kita untuk selalu mengenang jasa para pahlawan. Secara etimologi kata "pahlawan" berasal dari bahasa Sansekerta "phala", yang bermakna hasil atau buah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani. Pahlawan adalah seseorang yang berpahala yang perbuatannya berhasil bagi kepentingan orang banyak. Perbuatannya memiliki pengaruh terhadap tingkah laku orang lain, karena dinilai mulia dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat, bangsa atau umat manusia.   Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2009, Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indone

Tonakodi-Nilai Spiritual Tradisi Lebaran

Gambar
Oleh: Temu Sutrisno Jumat (7/5/2019), di sebuah masjid seorang khatib mengkritik kebiasaan mudik yang dilakukan banyak orang, menjelang Idul Fitri tiba. Mudik, kue (makanan), cat rumah, pakaian baru, dan sebagainya merupakan tradisi lebaran. Tidak ada dalam ajaran Islam lebaran, yang ada Idul Fitri. Sementara Idul Fitri menurut Sang Khatib, puncak kemenangan orang beriman yang berhasil melakukan puasa Ramadan. Orang yang berhasil puasanya, adalah orang yang mampu menjaga dirinya dari serangan hawa nafsu selama bulan-bulan pasca Idul Fitri. Menurut saya, apa yang disampaikan khatib tidak salah. Namun melihat mudik hanya sebatas tradisi, tanpa nilai religi, tanpa ada nilai spiritual juga kurang tepat. Dalam konsep tauhid Islam (pemahaman) khas orang Jawa dikenal istilah sangkan paraning dumadi . Konsep ini berkaitan dengan kesatuan asal dan tujuan dari penciptaan manusia dan alam semesta yang hulu dan muaranya adalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. Sangka

Ramadan dan Janji Politik

 Oleh: Temu Sutrisno Beberapa hari sebelum puasa Ramadan, saya bertemu teman dan diskusi seputar Pilkada yang akan dilangsungkan akhir tahun ini. Teman tersebut bertanya, apakah akan mendukung atau memilih kandidat yang sama dengan lima tahun lalu? Tegas saya sampaikan, bahwa saya akan mengevaluasinya. Kenapa? Bukankah politik harus ada pilihan jelas dan keberpihakan? kat ... a teman saya. Benar! Karena itu, saya harus mengevaluasi dan menilai (setidaknya dalam kacamata saya), apakah kandidat yang lalu didukung dan dipilih berhasil menjalankan visi-misinya dan memenuhi janji-janji politiknya? Demikian halnya dengan kandidat baru. Apakah visi-misi dan program yang ditawarkan rasional dan mungkin terlaksana? Saya, sebagaimana rakyat kebanyakan harus lebih cerdas dan rasional dalam menjatuhkan dukungan dan pilihan. Saya sampaikan pada teman tadi, Pilkada yang akan digelar Desember 2015, memberi waktu cukup panjang bagi para kandidat menebar janji politik. Lazimnya kompetisi, para kan