Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2014

Aminuddin Dipastikan Pimpin Kembali DPRD

Gambar
Prof (Em) Aminuddin Ponulele dipastikan kembali memimpin DPRD Sulteng 2014-2019, setelah DPP Partai Golkar memutuskan yang bersangkutan sebagai satu-satunya calon ketua DPRD. Penunjukan Aminuddin, karena Partai Golkar meraih kursi terbanyak di DPRD Sulteng. Partai Golkar mendulang tujuh kursi disusul Partai Gerindra enam kursi, Partai Demokrat enam kursi dan PDIP enam kursi. Aminuddin menjadi orang pertama di Sulteng yang berhasil menduduki kursi ketua DPRD selama tiga periode. Sebelumnya mantan Rektor Untad dan Gubernur Sulteng ini telah menduduki kursi ketua DPRD Sulteng pada periode 1999-2001 dan 2009-2014. Sementara untuk posisi Wakil Ketua, Gerindra bakal dipercayakan pada Alimudin Paada. Kepercayaan tersebut ungkap salah satu pengurus harian Gerindra Sulteng, diberikan tidak semata-mata kompetensi mantan Dosen Pertanian Untad itu. ‘’Rekam jejak beliau di Gerindra harus diakui. Selain kemampuan dan senioritas dia juga termasuk salah satu peletak dasar Gerindra di Sulteng,’’ kat

52 TAHUN MERCUSUAR, Sukses Di Tengah Gempuran Media Grup

Hari ini, Harian Mercusuar genap berusia 52 tahun sejak diterbitkan pertama 1 September 1962 oleh H. Rusdy Toana. Mercusuar yang pada awal pendiriannya bernama Suara Rakyat, pantas berbangga diri. Hal ini karena Mercusuar tidak saja masih bisa bertahan di Tanah Air, di tengah persaingan industri media. Mercusuar menjadi salahsatu Koran di Sulteng dan Indonesia Timur yang mampu bertahan di tengah gempuran media yang bernaung di bawah grup media nasional. Mercusuar setidaknya sampai hari ini, mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Disamping persaingan usaha, Mercusuar relatif sukses mengusung idealisme dan kritisisme dalam porsi seimbang. Ini merupakan suatu yang membanggakan pula. Mercusuar masih tetap konsisten dengan ciri dan slogan yang dibawanya sejak berdiri. Kenyataan seperti itu, bagi media tidaklah mudah. Apalagi perubahan perilaku politik masyarakat pembaca dewasa ini sangat drastis. Daya kritis pembaca yang meningkat, selera publik yang meningkat, kompetisi antarmedia

Ekowandowo Buka Latihan Karawitan Untuk Umum

PALU, MERCUSUAR-Paguyuban Warga Jawa Ekowandowo membuka kesempatan seluas-luasnya bagi kerukunan-kerukunan atau paguyuban, yang berkeinginan berlatih seni karawitan. Hal itu ditegaskan Ketua Ekowandowo, Hartono, Sabtu malam (6/9/2014). Dikatakan Hartono, saat ini telah terbentuk beberapa kelompok latihan. “Kita bagi dalam kelompok latihan dan jadwalnya disesuaikan dengan waktu atau kesiapan masing-masing kelompok. Saat ini jadwal latihan pada malam Selasa, Rabu, Kamis dan Sabtu. Kami berharap kelompok pemuda dan mahasiswa membentuk kelompok sendiri. Jadwalnya mungkin bisa malam Minggu atau malam Senin,” kata Hartono yang juga pimpinan Campursari Kartika Nada. Ekowandowo saat ini mengelola dua unit perangkat musik gamelan yang merupakan swadaya anggota sejak tahun 1978 dan bantuan Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk masyarakat Jawa Sulteng. Sebagai paguyuban yang konsern pada pengembangan dan pelestarian budaya, Ekowandowo juga mempersilahkan warga lintas etnis yang ingin belajar seni

Buol Siap Gelar Porprov

Gambar
PALU, MERCUSUAR-Gelaran Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VII tingkat Sulteng di Poso belum usai. Namun demikian, Buol telah menegaskan siap menjadi tuan rumah Porprov berikutnya. Penegasan itu disampaikan Wakil Bupati Buol, Syamsudin Koloi, yang memimpin langsung kontingen Buol pada Porprov Poso. Syamsudin menyatakan, ia telah membicarakan kesiapan Buol menjadi tuan rumah Porprov dengan pengurus KONI Buol yang ikut ke Poso. “Kami ingin Porprov berikutnya bisa digelar di Buol. Insya Allah kami siap menjadi tuan rumah, jika diputuskan untuk itu,” ujar Syamsudin via Ponsel pada Mercusuar, Rabu (10/9/2014). Dikatakan Syamsudin, dalam hitungan satu atau dua hari kedepan pihaknya akan mengusulkan secara resmi sebagai calon tuan rumah Porprov. “Tuan rumah berikutnya akan diumumkan saat penutupan tanggal 16 September. Sebelum itu, mungkin satu dua hari ini kami akan mengajukan diri secara resmi sebagai calon tuan rumah Porprov. Kami sangat berharap pemerintah provinsi, KONI Sulteng dan ka

Pemilukada Lewat DPRD Rampas Kedaulatan Rakyat

PALU MERCUSUAR – Pemilihan kepala daerah (Pemilukada) melalui pemilihan di DPRD dinilai Ketua DPW PKB Sulteng, Zainal Daud, sebagai kemunduran demokrasi. Pemilihan lewat DPRD juga bentuk perampasan kedaulatan rakyat. Dikatakan Zainal, pemilihan lewat DPRD akan mendatangkan kerugian lanjutan yang terlihat dari kinerja pemerintahan selama lima tahun setelah Pemilukada. Menurutnya kepala daerah akan tersandera kepentingan partai politik dan politikus DPRD. “Jika kepala daerah tersandera kepentingan partai politik dan DPRD, yakin saja kepentingan publik atau masyarakat tidak terurus baik. Kepentingan masyarakat akan menjadi nomor kesekian dibawah kepentingan partai dan DPRD,” kata Zainal, Minggu (14/9/2014). Pemilihan kepala daerah lewat DPRD lanjut Zainal, akan mengembalikan karakter dan sistem politik ke masa lalu, dalam bentuk menguatnya oligarki partai politik. “Oligarki partai akan mengurangi partisipasi dan akses masyarakat terhadap kebijakan yang dibuat pemerintah,” katanya. “Da

Melihat Matahari

Gambar
Pagi itu Mangge Dolla keluar rumah berjalan kaki. Ia mengenakan pakaian sedikit lusuh. Tidak seperti biasanya, tampil rapi dengan semerbak parfum plus mobil seharga miliaran rupiah. Mangge Dolla terus berjalan, seperti tiada arah. Matanya nanar mengawasi setiap jengkal jalan yang dilewatinya. Sesekali tersungging senyum di bibirnya, melihat orang yang lalulalang di sekitarnya. Ia terus melangkah. Saat matahari merangkak naik, kakinya mulai pegal. Peluh dan penat terasa di sekujur tubuh Mangge Dolla yang tidak biasa jalan kaki sejauh itu. Di ujung jalan dekat sebuah pasar, bos di sebuah perusahaan milik pemerintah itu akhirnya menyerah. Ia duduk di bawah pohon, sekadar mengaso. Tak lama, lewat becak dan Mangge Dolla tidak melepaskan kesempatan itu. “Becak,” teriak Mangge Dolla. Pengayuh becak bertubuh kurus segera mengarahkan becaknya dan berhenti di depan Mangge Dolla. “Kemana Pak,” tanya Tukang Becak dengan sopan. “Ke jalan kelapa.Berapa?” Sepuluh ribu Pak, jawab Tukang Becak. “Wah,