Postingan

Imajinasi Etika

Gambar
Oleh: Temu Sutrisno Jika engkau mengaku menjunjung moral Engkau teriak paling beretika Belajarlah pada Sulaeman Penguasa bijak nan kaya Hentikan tentara melangkah Berikan kesempatan pada semut masuk sarangnya Tak seekor pun boleh terinjak menderita Jika engkau jual moral Engkau tunjuk yang lain tak beretika Pandanglah wajah Musa Dia yang punya segala daya Dia yang dapat bicara dengan Tuhannya Bicara lemah lembut pada sang raja Sang penyembah keangkuhan dirinya Jika engkau tuding orang lain memusuhi moral Orang lain membunuh etika Tidakkah engkau malu pada Al Mustafa Dia yang tidak pernah berdusta Dia yang dihina Dia yang dicerca Dia yang dilempari kotoran di tubuhnya Dia tetap santun menyuapi wanita tua yang memusuhinya Jika moral engkau batasi dalam imajinasimu Jika etika engkau ukur dalam ilusimu Bangunlah  Lihatlah Di luar sana Setiap manusia punya baju yang berbeda Menyukai warna yang berbeda Akankah engkau memaksakan semua Memakai pakaian yang sama Tidakkah engkau sadar Ukuranmu b

Rindu Purnama di Langit Jakarta

Gambar
Mega hitam di langit Jakarta Aku mengira awan bergelung pertanda hujan kan tiba Oh tidak Rupanya asap menyelimuti kota Saban hari Gemuruh cerobong pabrik Asap pembakaran kendaraan Bergumul berkelindan Memayungi angkasa Meracuni napas manusia Pepohonan Hujan Tak lagi mampu menahan duka cakrawala Garis sepadan kehidupan Pantai dan daratan yang kian memudar Berteriak menggelegar menggugah kesadaran  Menggugat kelalaian Masih ada tanggung jawab besar Masih ada utang untuk anak keturunan Untuk kehidupan di masa depan Aku berdiri gemetar Dengan mata nanar Ku lesakkan segala daya di ujung tangan Ku garuk bumi Pertiwi Ku tanam pohon walau sebiji Ku baca doa Ku rapal mantra Tumbuh Tumbuhlah Membesar Merindang Naungi bumi yang kesakitan Ku titipkan cerah awan padamu Agar langit kotaku Langit Jakarta kembali benderang Dipenuhi kerlip bintang Dalam pelukan purnama rembulan Aku rindu Purnama memenuhi kotaku Tanpa awan hitam Tanpa racun mematikan.* Ancol, Jakarta, 19/2/2024 Temu Sutrisno

Saatnya Bergandengan Tangan Pascapemilu

Gambar
    PEMILU telah usai. Rakyat telah memberikan suaranya. Saatnya perbedaan pilihan dilupakan, dan kembali pada suasana damai penuh kekeluargaan dan kerukunan antar warga, antar anak bangsa. Apalagi bulan Ramadan menjelang. Dibutuhkan rekonsiliasi nasional pascapemilu. Pemilu merupakan pesta demokrasi yang menjadi hak dan kewajiban setiap warga negara.   Pemilu merupakan sarana untuk memilih wakil rakyat yang akan memimpin bangsa dan negara. Oleh karena itu, Pemilu berjalan dengan damai, jujur, dan adil (Jurdil). Pemilu yang damai merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat. Pemerintah, penyelenggara pemilu, partai politik, dan masyarakat sipil harus bekerja sama untuk mewujudkan Pemilu yang damai. Pemilu damai merupakan modal penting untuk membangun demokrasi yang bersih dan berkualitas. Hingga akan   membawa kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pencoblosan telah dilakukan. Masyarakat menanti proses perhitungan suara secara berjenjang yang

Gongxi Fa Cai

Gambar
buah persik buah dewa tersaji dalam persembahan jeruk bermakna sejahtera talam emas memanjakan mata warna merah tanda gembira dupa menyeruak mematri rasa mengudara membakar jiwa melambung bersama lampion berharap berkah Yang Maha Kuasa senandung sutera seindah mantra dan pengharapan mengikat insan dalam rapal doa berkumpul bahagia bersama keluarga imlek menyatukan yang berbeda pengobat syak suasana dalam syahdu saat semua bertemu aku kamu kita kami semua merindu memeluk nurani mendamaikan bumi gong xi fa cai semoga sejahtera  senantiasa menyertai.***   Tana Kaili, 9 Feb 2024 Temu Sutrisno (Penikmat Seni-Pengagum Budaya)

PEJABAT ATAU PENJABAT?

Gambar
Dua hari terakhir, kita disuguhi berita pelantikan Mohammad Rifani Pakamundi sebagai Bupati Donggla, dengan embel-embel Penjabat. Ada juga yang menulisnya Pejabat. Kedua pilihan kata itu ramai-ramai disingkat Pj. So, bagaimana penulisan yang benar, pejabat atau penjabat? Pada prinsipnya tidak ada perbedaan bahasa jurnalistik dan bahasa lainnya dalam pengertian ilmu komunikasi. Bahasa yang disampaikan harus jelas dan mudah dipahami. Meminjam ungkapan Albert Hester, jangan menulis yang tidak dipahami sendiri dan orang lain. “Kalau pembaca tidak bisa mengerti apa yang Anda tulis, lalu buat apa menulis? Kalau pembaca tidak bisa memahami apa yang ada dalam berita Anda, maka tidak terjadi komunikasi.” Bahasa Jurnalistik diistilahkan sebagai language of mass communication (bahasa komunikasi massa), bukan language of journalistic . Tulisan jurnalistik adalah tulisan yang dipahami banyak orang. Mengacu pada pemikiran di atas, maka bahasa jurnalistik pers nasional hendaknya menggunakan

Negeriku Makin Lucu

Gambar
Foto: Dok.Accor Hotels/Kompas Oleh: Temu Sutrisno Makin hari Kian ke sini Negeriku makin lucu Hahahahahahahaha Ada yang merasa paling tahu Ia sebut yang lain dungu Ada yang merasa paling kuasa Ia ingin mengatur segalanya Ada pula yang merasa paling adil Ia tafsir aturan dengan segala dalil Ada yang selalu merasa benar Menuding yang lain biang kerusakan Ada yang menebar mantra sakti terzalimi Padahal sakit hati Terjungkal kehilangan kursi Oh Tuhan Biarkan sejenak aku tertawa Hahahahahahahaha Izinkan aku mengeja makna Tanda alam yang Engkau goreskan Dalam sujud Ku genggam erat keyakinan Engkaulah pemilik kedaulatan Kata paling Kata lebih Merasa paling Merasa lebih Menggerogoti hati Mengerdilkan pikir Paling baik Paling berani Paling adil Paling hebat Lebih dahsyat Lebih kuat Lebih teruji Lebih makmur Lebih sejahtera Lebih baik, tidak menggambarkan dirinya paling baik Lebih adil, tidak membuktikan tidak ada keadilan Seperti anjing mungil menggonggon

Cerita Pagi untuk Anakku

Gambar
Oleh: Temu Sutrisno Kemari Nak Temani Bapak mencerna waktu Kan ku ceritakan padamu Sembari menikmati berisik daun bambu Celoteh prenjak bernyanyi merdu Di luar sana Orang lagi gaduh Silang pendapat politik Ada janji Adu strategi Memainkan siasat Mendebat kata khianat Memaknai muslihat Menafsir arti sahabat Dengar Nak Ada sumpah moyangmu Menjaga bangsa ini Dia yang bergulat Diantara desingan peluru Menitip pesan untuk anak cucu Terus bertahan Jangan kotori bangsa dengan drama dan nafsu Ingat Nak Kau harus ambil peran Apapun kebaikan yang kau sukai Satu yang aku pinta Jangan ada adu domba Jangan halalkan segala cara Untuk memahkotai diri sendiri Jangan pula kau kangkangi kekayaan negeri Untuk memuaskan makelar oligarki Anakku Apapun peran yang kau mainkan Walau sekecil debu yang kau lakonkan Pegang teguh kemanusiaan Pererat kekeluargaan Persatuan Kesatuan Jaga bangsa  Tegakkan kedaulatan Ke sini Nak Sruput kopimu Hab