Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Mau Maju, tak Maju-Maju

Gambar
Oleh: Temu Sutrisno   MERCUSUAR-Sepekan jelang pendaftaran bakal calon kepala daerah di Pilkada 2020, diskusi di berbagai tempat dan media sosial cukup menarik. Salah satunya, ada orang yang menganggap dirinya tokoh dan ‘selalu’ berhasil mengantarkan kandidat ke tampuk pemerintahan dan legislatif. Ada klaim, orang-orang yang dekat dengannya mendapatkan keuntungan dan nilai positif dalam kontestasi politik. Sesumbar itu lantas ditanggapi masyarakat dalam sebuah media sosial, pemilih rasional harus bisa menilai orang dengan melihat rekam jejaknya. Ada orang yang menokohkan diri sendiri, dan kerjanya hanya mendorong-dorong orang lain. Ia tidak punya keberanian bertarung sendiri. Bisa jadi ia takut kalah dan turun derajat ketokohannya. Sosok seperti itu tentu berbeda dengan orang yang berani maju bertarung, dengan kesiapan menerima segala konsekuensinya. “Terlihat mana orang yang katanya mau maju, tapi tidak maju-maju. Kerjanya hanya dorong-dorong orang. Tidak berani maju. Be

Puisi-Hijrah Bangsaku

Oleh: Temu Sutrisno   Matahari terbenam Rembulan ke permukaan Pertanda alam adanya perubahan Hari ini Malam satu Muharram Akankah terlewat dalam balutan seremonial Malam satu Muharram Titik balik peradaban Malam satu Muharram Momentum hijrah kehidupan Bangsa yang berlumur korupsi Negeri yang saling menyalahkan Anak bangsa terkurung bencana kemanusiaan Banjir ujaran kebencian Bangga dengan hujatan anti-keberagaman merasa paling benar Malam satu Muharram Saatnya menuju negara berahlak Negari bersih tanpa korupsi Bangsa yang mengedepankan toleransi Meneguhkan sikap kekeluargaan Menjalankan praktik kegotongroyongan Malam satu Muharram Saatnya hijrah menuju ampunan Tuhan Bangsa yang mampu membedakan Mana juwawut mana rumput Mana padi mana ilalang Malam satu Muharram Pintu ikhtiar Kembali ke moralitas luhur Saling bergandengan tangan Menyelesaikan tantangan Tanpa gontok-gontokan Malam satu Muharram Saatnya melihat

1 Suro di Tengah Pandemi

Gambar
  PERINGATAN tahun baru Jawa atau 1 Suro merupakan penanda pergantian tahun menurut penanggalan Jawa, yang penetapannya dilakukan pada jaman Kerajaan Mataram Islam di bawah pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645 M), menggantikan penanggalan Hindu yaitu tahun Saka. Tanggal 1 Suro diperingati tepat dengan 1 Muharram atau Asyuro. Sebutan Asyuro dari bahasa Arab dalam dialek masyarakat Jawa berubah jadi Suro. Ketika itu di masyarakat Jawa, tahun yang menjadi pegangan masyarakat pada zamannya adalah Tahun Saka yang berdasarkan peredaran matahari. Sementara bagi umat Islam sendiri menggunakan Tahun Hijriah. Pada waktu Sultan Agung berkuasa, Islam telah diakui menjadi agama di lingkungan istana Mataram (Islam). Maka untuk tetap meneruskan penanggalan Tahun Saka yang berasal dari leluhurnya dan ingin mengikuti penanggalan Tahun Hijriyah, maka Sultan Agung membuat kebijakan mengubah Tahun Saka menjadi Tahun Jawa. Ketika tahun 1555 Saka, Sultan Agung mengganti menjadi tahun 1555 Jaw

Hidayat Gratiskan Biaya Pendidikan dan Kesehatan

Gambar
Oleh: Temu Sutrisno Wali Kota Palu Hidayat. FOTO: DOK. SULTENG RAYA SALAH SATU permasalahan Indonesia sejak kemerdekaan hingga kini adalah mewujudkan cita-cita mencerdaskan seluruh anak bangsa. Masih ada sebagian anak bangsa yang belum mendapatkan akses layanan pendidikan. Bagaimana Pemerintah Kota Palu dibawah pimpinan Wali Kota Hidayat merespon hal tersebut? Berikut ulasan Mercusuar menyambut HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia. - - - - - - - - - - - - TIDAK boleh ada anak usia sekolah di Palu yang tidak sekolah. Pernyataan tegas itu diucapkan Wali Kota Palu Hidayat, dalam berbagai kesempatan. Bagi Hidayat, investasi jangka panjang bukan mengumpul pundi-pundi material, tetapi membangun sumberdaya manusia (SDM).  Memberikan akses pendidikan pada seluruh anak usia sekolah, akan berdampak pada SDM dan kemajuan daerah bertahun-tahun kedepan. Tekad Hidayat lantas dituangkan pada penjabaran visi-misi yang terangkum dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kota Palu 201

Membicang Insentif Pajak bersama KPP Palu

Gambar
 

Seperti Ayam Berkotek

Gambar
    MERCUSUAR-Ayam saat hendak bertelur, selalu ribut berkotek. Begitu juga setelah bertelur. Jika perlu, satu kampung harus tahu dia akan bertelur atau telah bertelur. Ributnya tidak ketulungan, padahal telurnya cuma sebutir. Bisa dibayangkan, bagaimana ributnya ayam berkotek jika sekali bertelur puluhan atau ratusan seperti kura-kura. Hehehehe, padahal kura-kura diam-diam. Tahun politik seperti saat ini biasanya juga melahirkan orang atau kelompok yang ribut mengorbitkan diri sendiri atau orang yang didukungnya. Padahal, bisa jadi yang ramai diributkan hanya bualan poltik semata. Kalau jadi   terpilih akan buat ini, itu, dan seterusnya. Pokoknya satu kampung dibuat ribut dengan janji manis, seperti jualan kecap. Kecapku yang nomor satu, yang lain lewat. Pun dengan orang-orang yang –bisa jadi- telah berbuat. Padahal apa yang dilakukan belum seberapa. Baru sebutir telur, layaknya ayam ribut berkotek. Seakan yang lain tidak bisa bertelur. Hehehehe. Kelewat ribut, pada akhirnya