Berpikir Positif
Oleh: Temu Sutrisno
Pagi yang cerah. Mentari tersenyum memancarkan sinar, menghangatkan pagi. Embun menguap terbang mengangkasa.
Di dego-dego tua, Tonakodi membersamai Ishaq berbincang materi khutbah Jumat, untuk siang nanti. Sesekali Ishaq membolak-balik lembaran buku, sekadar menebalkan referensi.
Tak lama berselang, Ryan bergabung.
"Ustaz, sebentar ada jadwal khutbah ya?" tanya Ryan sembari mencomot pisang rebus dari talam.
"Oh, iyo eeh. Tugas rutin dari jemaah," sahut Ishaq tersenyum.
"Tema apa mo diangkat le?" sela Tonakodi.
Seputar berpikir positif untuk kesehatan, kata Ishaq.
"Bagus itu. Di tengah kehidupan yang mulai kehilangan kebersamaan, dipenuhi kecurigaan, ketidakpedulian, serta gangguan kejiwaan yang tidak disadari, berpikir dan bertindak positif harus terus digaungkan, ustaz," Ryan mendukung rencana tema khutbah Ishaq.
Islam memiliki ajaran yang menekankan pentingnya berpikir positif, karena memiliki dampak pada kesehatan personal dan kehidupan sosial.
"Manusia harus dituntun hidup dengan tawakal dan sabar. Islam mengajarkan umatnya untuk bertawakal dan bersabar dalam menghadapi kesulitan. Sikap ini dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental," kata Ishaq.
"Benar, kita juga bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah. Sikap syukur dapat membantu meningkatkan kebahagiaan dan mengurangi stres," sambung Om Uchen, yang baru datang langsung nimbrung diskusi.
"Saya pernah dengar dari Kyai waktu mengaji saat kecil dulu, Islam mengajarkan umatnya untuk memiliki optimisme dan harapan yang baik dalam menghadapi masa depan. Menurut Kyai, sikap ini dapat membantu meningkatkan motivasi dan mengurangi depresi. Betul begitu le, ustaz?" kata Tonakodi.
"Benar," jawab Ishaq singkat, sambil menyeruput kopinya.
Menurut Kyai, sambung Tonakodi, Islam juga mengajarkan umatnya untuk mengampuni dan memaafkan orang lain. Sikap ini menurut beliau, dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental.
"Banyak nash dalam Alquran dan hadits yang mengajarkan berpikir positif. Diantaranya Surah Al-Baqarah ayat 286, Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dalam Surah Ar-Ra'd Ayat 28, orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram," terang Ishaq.
"Menurut hadits Muslim, tidak ada penyakit yang lebih berbahaya daripada penyakit yang disebabkan oleh hati yang tidak tenang."
Dengan menerapkan ajaran Islam tentang berpikir positif, manusia dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik, serta mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidup.
"Ustaz, apa saja tips paling sederhana agar kita selalu berpikir positif," tanya Om Uchen.
Ada banyak cara, tutur Ishaq. Beberapa diantaranya, membaca Alquran dan selalu mengingat Allah. Membaca Alquran dan mengingat Allah dapat membantu meningkatkan ketenangan hati dan mengurangi stres.
Tips berikutnya, berdoa dan berzikir dapat membantu meningkatkan kesadaran diri.
"Jangan lupa bersyukur dan menghargai nikmat yang dikaruniakan Allah."
Tak kalah penting, kita hendaknya mengembangkan Sikap sabar dan Tawakal. Dengan Mengembangkan sikap sabar dan tawakal dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental.
"Ustaz, waktu saya ikut pengajian, Kyai bilang Semakin bersyukur, keyakinan dan perasaan positif, feeling good akan muncul. Ada perasaan nyaman dan bahagia dalam diri anak manusia. Bersyukur akan membimbing emosi positif manusia. Dengan emosi positif, akan lahir motivasi dan aktifitas positif. Bersyukur akan membentuk pola pikir sukses. Selanjutnya pola pikir sukses akan membentuk pola sukses dalam diri manusia. Artinya semakin bersyukur, semakin menuju tangga sukses," ujar Tonakodi.
Jika kita tidak bersyukur terhadap nikmat, kesuksesan akan menjauh. Dalam bahasa Al Qur’an, Allah berfirman sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkarinya, sungguh azab-Ku sangat keras.
"Dalam kehidupan sosial, bahasa sederhananya tidak boleh membiakkan iri dengki. Jangan senang lihat orang susah dan susah lihat orang senang. Jangan selalu berprasangka buruk, suudzan. Harus berbaik sangka, husnudzan. Boleh begitu ustaz?" timpal Tonakodi.
Ishaq mengangguk.
Sang surya perlahan merembet naik. Semilir angin pagi mulai kehabisan daya, berpacu dengan kehangatan mentari yang mulai memanaskan bumi.
Keempat sahabat bubar, kembali ke aktivitas masing-masing. Mereka berjanji salat Jumat di masjid yang sama, menyelami khutbah khatib dari atas mimbar. ***
Tana Kaili, 25 Juli 2025
Komentar
Posting Komentar