Jalan Provinsi Di Buol Rusak Parah

-
BUOL, MERCUSUAR-Jalan provinsi poros Buol-Air Terang Kabupaten Buol kondisinya memprihatinkan. Kerusakan terjadi hampir disepanjang jalan yang menghubungkan ibukota Buol dengan salahsatu kantong produksi itu. Pantauan Mercusuar, jalan sekira 40 Km itu yang dalam kondisi baik hanya pada ruas Kali-Kulango sekira 2 Km dan ruas Maniala-Boilan sekira 4 Km. Selebihnya kondisi jalan ruas Kulango-Taluan, Taluan-Momunu dan Boilan-Air Terang kondisinya rusak. Hampir sepanjang jalan ruas tersebut lubang memenuhi badan jalan. Malah poros Boilan-Air Terang tidak diaspal. Jasmadi, warga Kecamatan Tiloan mengatakan kondisi tersebut setahun terakhir tidak mengalami perbaikan. Peningkatan jalan hanya dilakukan pada ruas Kali-Kulango. Padahal dua tahun lalu, ruas jalan tersebut juga mendapatkan perbaikan. “Ini merepotkan warga. Tapi jalan yang diperbaiki hanya yang dalam kota. Kami berharap pemerintah bisa memperbaiki jalan menuju daerah kami, khususnya antara Kulango dan Air Terang,” katanya belum lama ini. Anggota DPRD Provinsi (Deprov) Sulteng dari Dapil Buol-Tolitoli yang melakukan reses di Kabupaten Buol mengakui kerusakan jalan tersebut. Selain aspirasi masyarakat kata Zainal, kondisi jalan tersebut juga sempat dibicarakan dalam Musrenbang Kabupaten Buol beberapa waktu lalu. Menurut Zainal, selain memperbaiki jalan rusak, ada aspirasi yang menginginkan jalan penghubung Buol-Tolitoli melalui Air Terang-Lampasio dan penghubung Buol-Parigi Moutong melalui Air Terang- Wanagading dilanjutkan. “Jalan Buol-Parmout bukan saja menguhubungkan kedua kabupaten, tetapi juga arus perekonomian antara Buol, Parmout dan Gorontalo. Aspirasi ini usai Musrenbang pernah kami suarakan dan usai reses akan kami laporkan kembali melalui paripurna dewan,” katanya, kemarin. Terpisah Kepala Seksi (Kasi) Perencanaan Bidang Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sulteng, Agus Irianto Putje mengakui kondisi jalan provinsi, terdeteksi lebih dari 50 persen kurang mantap. Untuk itu, pada tahun anggaran (TA) 2012 ini, Dinas PU Sulteng mengalokasikan anggaran perbaikan jalan provinsi dari APBD sekira Rp126 miliar. Menurut Agus Irianto Putje, dengan dukungan anggaran tersebut, pihaknya akan membangun infrastruktur jalan sepanjang 80 kilometer dan membangun sejumlah jembatan bertaraf kecil, untuk meningkatkan kelancaran transportasi di daerah ini. Selain jembatan bertaraf kecil, lanjut dia, pihak Bina Marga, juga tengah merencanakan pembangunan jembatan Kintom sepanjang 60 meter. Namun pada tahun ini, masih dalam proses perencanaan. Sementara, proses pembangunan fisiknya direncanakan baru dilakukan pada 2013 dan diproyeksikan selesai pada tahun 2014. “Saat ini, semua proyek pekerjaan jalan dan jembatan masih dalam tahap tender, panitia dalam hal ini Kelompok Kerja (Pokja) di PU Sulteng, tengah mengevaluasi proses tender tersebut,” kata Ona sapaan akrabnya, di kantor Bina Marga, Jalan Towua, Kamis (19/4/2012). TMU

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM DAN MORALITAS

-
A. LATAR BELAKANG Moral adalah satu kata yang kerapkali tidak punya nilai atau makna yang berarti dalam kancah struktur hukum di Indonesia. Pembuat hukum sampai dengan penegak hukum adalah hamba hukum yang perjuangannya membela kebenaran dan keadilan, namun pada kenyataannya seringkali di tangan merekalah hukum menjadi berwarna dan ketika sampai ke masyarakat ditanggapi secara berbeda. Hukum dibuat bukan tanpa makna. Hukum dalam upaya penegakannya tidak hanya membutuhkan rule of law , tetapi juga rule of man , karena hukum dibuat oleh manusia, ditegakkan oleh manusia dan untuk manusia. Oleh karenanya moral sangat penting dijadikan dasar rule of man . Dimensi moral sangat penting untuk mengarahkan hukum sebagai suatu institusi yang bertujuan mengantarkan masyarakat pada kehidupan yang adil dan sejahtera. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa hubungan manusia, hukum dan moral? 2. Sejauhmana moral mempengaruhi pelaksanaan hukum? C. TUJUAN 1. Mengetahui hubungan antara manusia
Baca selengkapnya

Dewi Themis Menangis

-
Gambar
  Oleh: Temu Sutrisno   DEWI Themis duduk bersimpuh di hadapan Ratu Shima. Dewi keadilan Yunani itu menumpahkan isi hatinya pada ratu adil tanah Nusantara yang bertahta di Kalingga. “Duh Sang Ratu, aku tak sanggup lagi mengemban tugas sebagai simbol keadilan universal. Di Negara lain mungkin aku bisa jadi dewi keadilan, tapi tidak dengan negeri Nusantara,” keluh Dewi Themis bercucuran air mata. Bagaimana tidak, lanjut Dewi Themis, aku yang lahir dari peradaban Yunani tidak mampu menembus kepribadian para penegak hukum di negeri ini. “Kepadamu wahai Ratu Shima yang adil dan bijaksana, aku serahkan tutup mataku, pedang, dan timbangan keadilan ini,” kata Dewi Themis. “Mengapa engkau lakukan itu, wahai dewi. Bukankah engkau perlambang ketulusan, kelemahlembutan, dan nurani luhur?” sahut Ratu Shima. “Di negeriku Yunani dan banyak negara mungkin karakterku bisa dipahami. Tapi di sini aku rasakan tidak seperti itu. Mungkin lebih tepat engkau yang menjadi simbol keadilan di Nusantara ini
Baca selengkapnya

KARAKTERISTIK ILMU DAN TEORI HUKUM

-
Gambar
Oleh: Temu Sutrisno   A.        LATAR BELAKANG Saat mempelajari ilmu hukum, tidak ditemukan satu konsep yang disepakati sebagai satu-satunya pengertian atau konsep tentang hukum. Banyak pemikir atau para ahli hukum berbeda pendapat soal itu. Maka, apabila konsep merupakan penentu suatu bangunan teori, harus disimpulkan bahwa tiadanya kesamaan konsep akan melahirkan banyak teori tentang hukum. [1] Menurut Soetandyo Wingnyosoebroto hukum merupakan sebuah konsep, dan tak ada konsep yang tunggal mengenai apa yang disebut hukum itu. Selanjutnya dikatakan bahwa, sekurang-kurangnya ada tiga kosep hukum yang pernah dikemukakan orang.      Pertama hukum sebagai asas moralitas atau asas keadilan yang benilai universal. Kedua , hukum sebagai kaidah-kaidah dan positif yang berlaku pada suatu waktu dan terbit sebagai produk eksplisit sumber kekuasaan politik tertentu yang diligitimasi. Ketiga , hukum sebagai institusi sosial yang riil dan fungsional di da
Baca selengkapnya