Melawan Ya'juj Ma'juj
Oleh: Temu Sutrisno
Jumat, saat matahari merangkak naik. Seperti biasa, Tonakodi, Om Uchen, Aso, dan beberapa kawan seprofesi berbincang di kantor perkumpulan sembari ngopi.
Tema perbincangan tak jauh-jauh dari pekerjaan mereka sehari-hari
Meski hanya ditemani kopi, teh, pisang Manado, dan kacang kulit sangrai, perbincangan hangat dan intens. Sesekali diiringi gelak tawa, diantara diskusi serius namun penuh canda.
Hingga jarum jam menunjuk pukul 11.45, Tonakodi dan kawan-kawan bergeser, menuju masjid untuk salat Jumat.
"Pigi salat Jumat dulu kita. Nanti lanjut bacarita," ajak Om Uchen.
Sampai di masjid dekat kantor perkumpulan yang jaraknya sekira lima puluhan meter, mereka langsung mengambil air wudhu dan masuk masjid.
Tak lama berselang, waktu salat Jumat tiba. Usai adzan dikumandangkan, khatib naik mimbar menyampaikan khutbahnya.
Khutbah sang khatib cukup menarik. Khatib mengajak jemaah untuk melawan sifat Ya'juj Ma'juj dengan menegakkan salat.
Orang yang beruntung adalah mereka yang menegakkan salat dalam dirinya, kata khatib.
Siapa orang yang menegakkan salat? Mereka adalah orang-orang yang mampu menghidupkan takbir, orang yang mengakui kebesaran dan keesaan Allah SWT dalam setiap tarikan napas dan langkah hidupnya. Itulah orang-orang bertauhid. Oleh karena itu, salat dimulakan dengan takbir. Takbir merupakan persaksian antara hamba dan Tuhannya.
"Kalau ada orang sombong, merasa paling berkuasa, paling pintar, paling kaya, kuat, jagoan, ganteng, cantik, dan seterusnya, yakinlah bahwa itu akan menjerumuskan dan merusak ikatan hamba dan Tuhan."
Namrud raja yang kuat. Dia mati terhina karena lalat yang masuk ke telinganya.
Fir'aun yang tidak mengakui Tuhan selain dirinya, merasa paling berkuasa, mati tenggelam tidak bisa berenang.
Masih banyak contoh lain, betapa kemahabesaran Tuhan tidak dapat dilawan dengan kesombongan.
Tonakodi, Om Uchen dan kawan-kawan beserta jemaah hanyut mendengarkan seruan khatib.
"Salat diakhiri dengan salam. Artinya, orang yang menegakkan salat, adalah orang yang dalam kehidupan sosial mampu menghadirkan kedamaian, kesejahteraan, dan keselamatan bagi orang dan lingkungan sekitarnya," ujar khatib.
Orang yang menegakkan salat, mereka yang mampu menjaga kemaluan dan kehormatannya, bukan mereka yang mengagungkan dan terjebak pada syahwat dan nafsu kekuasaan.
Orang yang menegakkan salat, selalu menjaga kehormatan dan menutupi rasa malu orang lain. Demikian pula ketika menjadi pemimpin, dia amanah dan menjadi pelayan kebaikan ummat.
Kebalikan karakter orang yang menegakkan salat, adalah karakter Ya'juj dan Ma"juj yang dikisahkan dalam Al Qur'an Al Karim.
Ya'juj dan Ma'juj adalah kaum perusak yang membuat kerusakan di alam semesta menjelang datangnya hari akhir.
Munculnya Ya'juj dan Ma'juj merupakan salah tanda besar hari kiamat. Hal ini dijelaskan dengan detail dalam potongan surat Al Kahfi ayat 94.
Ya'juj dan Ma'juj merupakan dua kaum yang memiliki sifat sangat keras, kasar, biadab, sombong, gigih, senang berperang, merampok, membunuh, merusak, memperkosa korbannya dan mereka tidak menyukai umat (bangsa) selain mereka sendiri.
"Bisa jadi Ya'juj dan Ma'juj hari ini secara fisik belum muncul, tapi sifat atau karakternya telah banyak meracuni manusia. Untuk itu menegakkan salat dan membawa karakter salat dalam kehidupan sosial, menjadi cara melawan sifat Ya'juj Ma'juj," nasihat khatib pada jemaah.
Usai salat Jumat Om Uchen dan kawan-kawan kembali ke kantor perkumpulan.
"Rasa-rasanya nilai-nilai salat harus dibumikan, termasuk dalam menjalankan profesi kita. Jangan sampai profesi kita kotor oleh sifat dan perilaku Ya'juj Ma'juj," Om Uchen memulai pembicaraan.
"Profesi apapun," sahut Rizal dan Imam bersamaan.
"Iya, benar. Apapun profesinya harus menjunjung integritas, etika, dan segala kebaikan dilandasi iman. Kalau kita selalu bersama atau sekurang-kurangnya merasa diawasi Tuhan, insyaallah apapun profesi kita akan berjalan dalam kebaikan," tukas Tonakodi.
Akhirnya siang itu, bincang santai diwarnai suasana spiritual. Sampai menjelang pukul 14.00, mereka bubar untuk meneruskan aktivitas di luar kantor perkumpulan profesi. ***
Palu, Jumat 3 Desember 2025
Komentar
Posting Komentar