Gemuruh Angin Subuh
Oleh: Temu Sutrisno
Atap berderit
Tiang bergoyang
Tersipu sapuan angin subuh di bulan Desember
Mega hitam bergulung memeluk bintang timur
Dedaunan meluruh
Pohon meliuk
Menyambut belaian Ilahi
Kokok ayam bersahutan
Kelelawar kembali ke peraduan
Angin terus bergerak
Menampar kesombongan
Memberi kabar
Hanya Tuhan yang maha besar
Dalam ketertundukan
Kusapa sang bayu yang kian menderu
Jangan engkau rontokkan bunga
Biarkan dia menggapai mimpi
Cukuplah pertemukan putik dan serbuk sari
Lahirkan buah masa depan
Jangan engkau patahkan dahan
Burung-burung membutuhkannya untuk pijakan
Angin subuh
Tumbuhkanlah pucuk baru
Petiklah sesukamu
Kuncup akan terus bermunculan
Dari daun yang berguguran
Angin subuh
Banyak yang bergetar karenamu
Lupa siapa penciptamu
Tecekat ketakutan
Abai siapa yang mengutusmu
Angin subuh
Dalam gemuruhmu
Namanya akan selalu abadi
Angin subuh
Tiba-tiba berhenti
Tersisa reruntuhan
Semua kembali tidur
Mendengkur
Dia tetap abadi walau semua uzur
Dia maha perkasa saat semesta lebur. ***
Tana Kaili, 23 Desember 2024
Nice poem mas Temu. Tetap semangat berkreasi
BalasHapus