Proyek Mangkrak

 


KITA sering mendengar penceramah menyampaikan pesan dakwahnya melalui cerita lucu. Tak pelak, banyak orang tertawa dan nyaris tidak ada yang tersinggung. Salah satu pesan dakwah yang disampaikan dengan mengocok perut adalah, cerita proyek jalan dan jembatan antara surga dan neraka.

Konon untuk kepentingan komunikasi, penghuni neraka dan surga sepakat membangun jembatan untuk menghubungkan dua tempat yang kondisinya bertolak belakang itu. Pembangunan jalan dan jembatan dilakukan kedua pihak dan direncanakan bertemu di tengah-tengah, karena kedua penghuni tidak boleh bertukar tempat.

Beberapa waktu berjalan, penghuni surga baru menyelesaikan sekira 20 persen pekerjaan. Sementara penghuni neraka hampir selesai.

Malaikat pengawas pun melakukan sidak. Para penghuni surga mengakui kerja mereka lambat. “Kami terbiasa hidup jujur. Belum pernah mengerjakan proyek semacam ini. Kami kerjakan sesuai aturan main,” kata mereka.

Sementara di neraka, baru melihat daftar penghuni neraka, malaikat pengawas sudah paham kenapa pekerjaannya cepat. Di neraka ada banyak mantan pelaksana proyek bermasalah dan pejabat tidak jujur.

Cerita ini, sering disambut ketawa ger-geran oleh orang yang mendengarnya. Padahal, para pendakwah sedang mengingatkan agar semua berlaku jujur, bekerja sesuai aturan, dan tidak menyunat anggaran.

Bagi mereka yang sadar, cerita ini akan membuat dirinya gemetar takut azab akhirat.

Kini di sebuah kampung, tersiar kabar banyak proyek tidak selesai. Banyak alasan di balik proyek-proyek mangkrak tersebut. Ada pernyataan dari anggota perwakilan rakyat, proyek mangkrak karena rekanan tidak sanggup lagi meneruskan pekerjaan. Diduga penawaran yang terlalu rendah dan tidak memperhitungkan risiko ekonomi membuat proyek kehabisan biaya di tengah jalan.

Beberapa bulan silam, juga muncul di pemberitaan ada pungutan terhadap rekanan yang ingin mendapatkan proyek. Tidak tanggung-tanggung, pungutan dihitung dari persentase anggaran proyek. Hitungannya cukup besar. Didiga ada setoran untuk dapat proyek, sebelum lelang berjalan. Berita itu menguap begitu saja, tanpa ada penyelidikan lebih lanjut dari aparat berwenang.

Mungkin saja, masih ada alasan-alasan lain dari proyek-proyek yang mandek pengerjaannya.

Apapun alasannya, harus ada upaya serius dari pihak berwenang untuk menelusuri proyek-proyek bermasalah. Proyek-proyek bermasalah, pada akhirnya akan mengurbankan kepentingan dan uang rakyat.

Belajar dari sejarah, keruntuhan Mesir kuno bukan hanya karena pertentangan Fir’aun dan Musa. Bukan hanya soal klaim ketuhanan Fir’aun. Mesir hancur juga karena kongkalikong antara Fir’aun yang sangat berkuasa dengan pengusaha besar saat itu, Qarun. Ada penyalahgunaan kekuasaan.

Mesir hancur, karena cendekiawan sekelas Bal’am dan teknokrat hebat seperti Haman tidak mampu mengingatkan Fir’aun dan hanya bersikap ABS-asal bapak senang. Wallahualam bishawab.***


Tulisan ini telah terbit di https://mercusuar.web.id/tonakodi/proyek-mangkrak/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM DAN MORALITAS

Dewi Themis Menangis

KARAKTERISTIK ILMU DAN TEORI HUKUM