Mencari Pejabat Jujur

 



 


MERCUSUAR-Seperti hari-hari biasa, Tonakodi saban hari jelang maghrib duduk-duduk di dego-dego di bawah pohon Talise. Sembari menunggu azan, Tonakodi berbicang dengan kawan dan tetangga satu lorong.

Dego-dego di bawah pohon Talise itu sudah bertahun-tahun jadi tongkrongan membahagiakan bagi orang-orang kecil seperti Tonakodi dan kawan-kawan seperbincangan. Bagaimana tidak, dego-dego itu menjadi tempat silaturahim, merekatkan hubungan antar tetangga sekaligus mendiskusikan banyak hal.

Sore itu, tetangga dari lorong sebelah ikut bergabung.

“Eh…macam so lama komiu te kelihatan. Bagaimana kabar le?” sapa Tonakodi.

“Alhamdulillah baik,” sahut sang tetangga.

Masih jualan ikan? tanya kawan lainnya.

“Masih. Alhamdulillah makin berkembang,” kata tetangga lorong sebelah tersebut.

Di tengah situasi ekonomi seperti ini, syukur masih bisa bertahan. Apalagi kalau berkembang lebih maju usahanya, kata Tonakodi menimpali.

“Apa rahasianya le?”

Biasa saja, ujar penjual ikan. Kita harus menjaga kualitas. Jangan ikan busuk, kita bilang ikan baru. Harus jujur, ungkap penjual ikan.

“Wah, luar biasa komiu le. Sekarang ini mencari orang jujur susah. Macam di berita-berita itu, banyak pejabat dan pengusaha bermasalah karena tidak jujur,” sahut Tonakodi.

Betul, sambung tetangga lainnya. Banyak juga pejabat suka janji-janji, padahal janji-janjinya belum pasti ditepati.

“Beh..te usah bicara orang. Berprasangka baik saja,” timpal tetangga yang satunya.

 “Masalahnya, kalau mereka sengaja atau berniat membohongi rakyat dari awal. Sudah tahu tidak mungkin dilaksanakan, tetap dijanjikan. Dorang kira tidak ditagih nanti di akhirat,” sang tetangga tetap ngotot.

Tonakodi mengingatkan kawan-kawan seperbincangan, semua pihak perlu manajemen kesabaran dan selalu mengedepankan persatuan.

“Kita masing-masing boleh berbeda dalam politik, tapi harus tetap merenda dan merajut hati. Bersama saling berangkulan membangun kampung dengan damai. Tak ada alasan bermusuhan demi membangun kohesivitas sosial,” tutur Tonakodi.

Di kampung ini, bukan hanya soal janji politik. Ada juga pejabat, karena kejujurannya atau karena keikhlasannya, karena niat baik membangun kampung malah dianggap bermasalah. Eh..kenapa soal ikan so jadi bicara politik ini? Sudah jo, mari kita pigi masjid. So mau azan.***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM DAN MORALITAS

Dewi Themis Menangis

KARAKTERISTIK ILMU DAN TEORI HUKUM