Tonakodi-Duka Pasien RS Torabelo


MERCUSUAR-Hujan lebat Kamis (9/7/2020) mengakibatkan banjir di Kabupaten Sigi. Setelah sebelumnya banjir lumpur menerjang Poi dan Bangga minggu lalu, banjir kali ini mengusik pasien di Rumah Sakit Torabelo, Desa Sidera Kecamatan Biromaru.

Banjir bah menerjang masuk hingga ruang perawatan pasien. Sebagian pasien dipindahkan dari ruang perawatan. Banjir menambah kesedihan pasien. Banjir kali ini berdasarkan catatan redaksi merupakan yang kedua kalinya. Sebelumnya tahun 2013 banjir juga pernah menyambangi Rumah Sakit Torabelo.

Musibah banjir sejatinya telah berulang terjadi di Kabupaten Sigi. Hampir saban tahun saat curah hujan tinggi, dipastikan ada daerah di Sigi yang terkena banjir.

Hantaman banjir pada fasilitas umum seperti rumah sakit, harus menjadi bahan evaluasi Pemerintah Kabupaten Sigi, khususnya perizinan di bidang lingkungan. Perlu ditinjau kembali dokumen lingkungan Rumah Sakit Torabelo, diawal pendirian.

Dokumen lingkungan menjadi kunci, apakah pembangunan rumah sakit telah mempertimbangkan aspek kebencanaan atau sebaliknya mengabaikannya. Kenapa dokumen lingkungan dipertanyakan? Karena ada sungai dekat bangunan. Mungkin juga ada alur alam atau potensi bencana yang lain. Artinya, dokumen lingkungan sebagai panduan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan, harus mampu memproyeksi bencana dan merencanakan mitigasi bencana yang akan terjadi. Banjir di Rumah Sakit Torabelo, menjadi pintu masuk bagi Pemerintah Kabupaten Sigi, mengevaluasi dokumen lingkungan seluruh bangunan publik yang ada.

Musibah banjir ini juga mengingatkan kita untuk senantiasa waspada, memperkuat ketahanan, dan senantiasa siaga bencana. Kesiapsiagaan logistik, peralatan, tenaga, dan anggaran kebencanaan. Adanya kesiapan itu sebagai bentuk antisipasi bila terjadi bencana alam. Hal ini mengingat di Kabupaten Sigi terdapat daerah-daerah yang rawan bencana hidrometeorologi. Maka pemerintah dan masyarakat perlu waspada ketika melihat tanda-tanda awal terjadi bencana, untuk deteksi lebih dini dan meminimalkan risiko.

Data daerah yang menjadi “langganan” banjir sangat penting bagi pemerintah mengantisipasi, termasuk menyosialisasikan berbagai informasi kebencanaan sejak awal kepada masyarakat.

Kesiapan logistik, tenaga, peralatan, dan anggaran tidak akan banyak berarti ketika masyarakat tidak terlibat maksimal. Karena berada di daerah rawan, terbentuknya kelompok masyarakat siaga bencana yang dikoordinasikan dengan lembaga berwenang sangat bermakna. Masyarakat makin siap, siaga, dan tangguh menghadapi musibah alam. Kesiapasiagaan bencana akan meringankan kita semua: mengurangi risiko, menekan jumlah korban, mempercepat proses evakuasi, hingga pemulihan pascabencana.

Semoga pasien Rumah Sakit Torabelo selamat dan pemerintah sigap, sehingga banjir Sigi tidak menambah kesedihan pasien yang berharap kesembuhan. ***


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM DAN MORALITAS

Dewi Themis Menangis

KARAKTERISTIK ILMU DAN TEORI HUKUM