Fokus Cegah Covid-19 belum Usai


 HARAPAN masyarakat Sulteng menyelesaikan perang lawan Covid-19 tertunda. Harapan yang sempat membuncah, karena kurva yang melandai tiba-tiba dihentakkan kenyataan ada penambahan 20 kasus baru, Minggu (7/6/2020).

Perkembangan yang menggembirakan sepekan terakhir, buyar dengan penambahan yang cukup drastis tersebut. Bisa jadi, jika tes dilaksanakan secara massif di seluruh kabupaten/kota se-Sulteng, penambahan akan membentuk kurva kasus yang meningkat tajam.

Tingginya lonjakan kasus tersebut, tidak bisa dianggap sepele. Wilayah Sulteng yang sangat luas dan berpulau, membuat penanganan lebih sulit dibandingkan dengan daerah lain, di Jawa misalnya.  Oleh karena itu, saatnya pemerintah membagi fokus pencegahan dan penanganan penularan virus covid-19 ke seluruh wilayah, bukan hanya Kota Palu. Menambah bantuan sarana dan prasarana kesehatan mesti secepatnya dilakukan sehingga pemerintah daerah setempat bisa lebih cepat melakukan upaya-upaya pencegahan dan penanganan. Penyikapan yang tepat juga mutlak ditunjukkan masyarakat. Kesadaran untuk melindungi diri, keluarga, dan lingkung an tak boleh lagi diabaikan karena itulah modal awal untuk mencegah penyebaran Covid-19. Kepatuhan pada protokol kesehatan seperti mengguna kan masker, rutin mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak tak boleh ditawar-tawar. Kesadaran dan kepatuhan itu telah terbukti menjadi kunci keberhasilan beberapa daerah dalam menghambat penularan covid-19.

Sikap optimistis harus terus dipupuk pemerintah dan seluruh masyarakat Sulteng. Covid-19 diyakini bisa ditekan pada lebel terendah, jika pemerintah dan masyarakat bersatu padu, gotong-royong dan saling percaya mengatasi wabah yang belum ditemukan vaksinnya tersebut.

Pejabat, elit politik, tokoh agama, dan tokoh masyarakat harus betul-betul mengutamakan kepentingan penanganan covid-19. Hal-hal yang memicu ketidakkompkan harus ditinggalkan. Semua harus bergandengan tangan membangun harmoni, dengan saling koordinasi dan komunikasi. Semua komponen harus terus waspada, hingga wabah hingga benar-benar punah. Tidak ada alasan bagi kita semua untuk mengendurkan kewaspadaan. Di mana pun, kapan pun, protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus covid-19 masih harus ditaati semua pihak.

Tampaknya, masih akan ada masa transisi (new normal) yang belum pasti sampai kondisi kondusif. Fenomena yang terjadi menunjukkan bahwa alam semesta (makrokosmos) sedang menyelaraskan diri, membentuk keseimbangan baru (the new equilibrium). Penyelarasan terjadi karena manusia (mikrokosmos) abai terhadap keselarasan tersebut. Sampai kapan? Entahlah. Prinsipnya kita harus terus berusaha untuk menekan Covid-19, dengan mencegah penyebarannya dengan perilaku dan protokol kesehatan. Wallahu alam bishawab. ***


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM DAN MORALITAS

Dewi Themis Menangis

KARAKTERISTIK ILMU DAN TEORI HUKUM