Mendorong Guru Kreatif dan Inovatif



PERINGATAN Hari Guru Nasional (HGN) pada 25 November sebaiknya dijadikan momentum untuk mengembangkan profesi guru sesuai tantangan zaman. Peringatan HGN juga merupakan kesempatan untuk merancang postur guru nasional yang ideal untuk menggenjot daya saing bangsa.


HGN  diwarnai isu strategis terkait aspek profesionalitas guru. Antara lain, penguatan pendidikan karakter di satuan pendidikan, optimalisasi pendidikan inklusi, revitalisasi SMK menghadapi daya saing ketenagakerjaan, hingga penilaian kinerja guru dan tenaga kependidikan, serta kesejahteraan guru, termasuk guru honor.

HGN merupakan momentum yang tepat untuk mewujudkan guru ideal yang menjadi sosok inspiratif bagi siswa. Hingga saat ini, sosok guru yang inspiratif dan adaptif dengan kemajuan dunia jumlahnya belum menggembirakan. Sehingga lembaga pendidikan di negeri ini masih dibelit oleh rutinitas dan belum menjadi lumbung kreativitas dan inovasi. Padahal, era globalisasi sekarang ini memungkinkan sekolah menjadi pendorong yang hebat bagi daya kreativitas dan inovasi masyarakat.

Untuk membentuk guru yang inspiratif, dibutuhkan wahana dan kesempatan bagi guru untuk mengikuti perkembangan global. Wahana tersebut untuk menunjang proses pengajaran serta meningkatkan profesionalitas guru.

Sedangkan, kesempatan yang harus diberikan untuk guru adalah mengikuti pendidikan lanjutan atau mengikuti bermacam event tentang perkembangan metode pendidikan global dan iptek yang relevan.

Kita masih prihatin karena hingga kini, postur guru di negeri ini masih banyak yang gagap teknologi. Khususnya, teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Padahal, perkembangan TIK dan kemampuan mesin pencari lewat internet telah merevolusi tata kelola dan kebudayaan dunia. Serta mentransformasikan proses pendidikan begitu cepatnya. Mesin pencari juga sangat pemurah karena menyediakan sumber informasi yang tak terbatas sebagai bahan baku untuk berkreasi.

Eksistensi guru bagi suatu bangsa adalah kunci kemajuan. Bagi negara maju, guru adalah segalanya. Seperti dalam sikap pemimpin bangsa Jepang Kaisar Hirohito saat menghadapi kalah perang dan kehancuran bangsanya hingga di titik nadir. Untuk membangkitkan kembali bangsanya, Hirohito terlebih dahulu menata dan menghimpun para guru.

Begitu juga, dengan langkah bangsa Amerika Serikat dalam dasawarsa terakhir sangat progresif untuk membenahi postur guru. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing Amerika yang mulai terkejar oleh Cina dan India.

Berbagai terobosan untuk meningkatkan kompetensi guru adalah cara tercepat untuk mencetak generasi emas Indonesia. Postur guru yang inspiratif bisa mewujudkan lingkungan pembelajaran generasi baru, yaitu dengan cara pemanfaatan teknologi TIK terkini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, administrasi, serta interaksi dan kolaborasi antara guru, siswa, orang tua, komunitas, dan sekolah yang lebih efektif dan murah.

Salah satu agenda menarik yang berbasis daya kreativitas adalah acara Innovative Teacher Competition. Dunia sekarang ini terfokus kepada usaha untuk meningkatkan lembaga pendidikan, yang mampu menggenjot daya kreativitas warga negaranya.

Cara lain untuk meningkatkan daya kreativitas utamanya bagi lembaga pendidikan adalah dengan merombak budaya belajar dan ruangan sekolah. Banyak pihak yang kurang menyadari bahwa pengaruh tata ruang, khususnya ruang kelas terhadap daya kreativitas cukup besar.

Ruangan kelas yang dilengkapi dengan perangkat TIK untuk proses belajar, sang guru dengan perangkatnya yang mampu mengakses materi ajar yang bermutu, serta infrastruktur kelas yang dirancang secara ergonomik dan nyaman secara lingkungan, bisa memperbaiki proses kreatif siswa secara signifikan. 

Semoga HGB tahun ini menjadi momentum peningkatan kesejahteraan guru dan melahirkan guru inspiratif yang kreatif dan inovatif, untuk kemajuan bangsa memenangkan pertarungan global. Selamat hari guru. ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM DAN MORALITAS

Dewi Themis Menangis

KARAKTERISTIK ILMU DAN TEORI HUKUM