Puisi-Toleransi Setengah Hati

Oleh: Temu Sutrisno


Indonesia
Indonesia
Indonesia
Gegap gempita
Menggema membahana
Mendukung putra bangsa berlaga
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Tempik sorak keras bersuara
Tepuk tangan ungkap gembira
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Bersatu asa
Tanpa beda
Menyambut medali sang juara
Kini
Semangat kebhinnekaan itu
Tampil menyeruak tanpa tunggal ika
Rasa persatuan menguap dari jiwa
Perbedaan politik
Persaingan ekonomi
Membuat anak bangsa
Memandang beda warna kulit
Menghitung lebar ceruk mata
Lurus lekuk rambut
Putra putri Hawa
Tidak ada lagi gema
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kini
Pondasi toleransi negeri
Retak
Digali
Dilubangi
Dibongkar paksa
Karena ambisi politik ekonomi
Duh putra putri negeri
Tidakkah ingat ajaran suci
Iblis dilaknat Ilahi
Bangga asal usul
Merasa diri paling berarti
Berhenti
Jangan teruskan caci maki
Berhenti
Jangan mengumbar curiga
Saudara sendiri
Berhenti
Menyuburkan permusuhan abadi
Kembali
Kembali pada budi pekerti
Saling rangkul
Saling menghormati
Kembali
Kembali pada ikatan sejati
Perbedaan bukan akar iri dengki
Perbedaan tanda pengenal mahluk
Dari Ilahi
Bijaklah
Karena kita manusia
Bukan iblis yang angkuh
Menyikapi perbedaan dari-Nya. ***


Tana Kaili, 6 Agustus 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM DAN MORALITAS

Dewi Themis Menangis

KARAKTERISTIK ILMU DAN TEORI HUKUM