Puisi-Hening

Oleh: Temu Sutrisno
 
Kala muka tak lagi bermakna
terus tersenyum merajut asa
memeluk alhanif rajutan yang maha kuasa
berhenti mencari muka pada sesama
berharap puji semu belaka

Ketika jiwa tak lagi terpaut padaNya
ramaikan hati dengan zikir dalam setiap hening dunia
jangan hening dalam gemerlapnya mayapada
Ulurkan tangan raih pengampunanNya

Biarkan jiwa bergelora
menanggung rindu
bagai ombak mengejar pantai
rintihan seruling
ingin kembali ke pokok bambu
kemanapun berpaling muka
hanya tampak satu wajahNya.***





Tana Kaili 18 Januari 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM DAN MORALITAS

Dewi Themis Menangis

KARAKTERISTIK ILMU DAN TEORI HUKUM