Refleksi Satu tahun Hidayat-Sigit


APBD Mengarah pada Pelayanan Publik

17 Februari tahun silam, pasangan Hidayat-Sigit Purnomo Said dilantik Gubernur Longki Djanggola sebagai walikota dan wakil walikota Palu. Kurun satu tahun perjalanan keduanya memimpin Palu, mulai nampak perubahan. Setidaknya APBD Tahun Anggaran 2017 telah berorientasi pada pelayanan publik, seperti yang sering didengungkan walikota, APBD harus berdampak langsung pada masyarakat, harus nomoni. APBD mesti memiliki resonansi yang dirasakan dampaknya oleh masyarakat.
APBD 2017 dengan total Rp1.298.042.428.903, diperuntukan bagi belanja langsung 52% atau Rp660.917.999.299 dan belanja tidak langsung 48% dengan total anggaran Rp616.873.823.204.
“Dalam belanja langsung, belanja modal mencapai dua ratus lima puluh empat miliar lebih dan belanja barang jasa sekira tigaratus empatpuluh tujuh miliar. Jumlah belanja modal ini sekira tigapuluh delapan persen, melebihi dari yang disarankan dalam aturan tigapuluh persen,” terang Hidayat, Kamis (16/2/2017).
Belanja modal dan barang jasa lanjut Hidayat, didominasi program kegiatan yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat seperti pendidikan, pelayanan kesehatan dan infrastruktur dasar. “Ada beberapa terobosan seperti sekolah bebas pungutan dan pelayanan malam untuk Puskesmas. Semua itu kita lakukan untuk mengoptimalkan pelayanan pemerintah pada masyarakat. Tidak ada alasan anak sekolah tidak bisa sekolah karena biaya dan orang sakit tidak bisa berobat. Ini tahap awal kita lakukan, agar pemerintah atau Negara benar-benar hadir saat masyarakat membutuhkan layanan yang menjadi hak dasar mereka,” tegasnya.
Bukan hanya itu, dalam belanja tidak langsung juga terdapat beberapa item yang bersentuhan langsung dengan masyarakat seperti belanja hibah Rp8.448.947.000, belanja bantuan sosial Rp7.776.415.675, belanja bantuan keuangan Rp665.394.000 dan belanja tak terduga untuk tanggap darurat Rp1.600.000.000.
Pelaksanaan APBD dalam berbagai program kegiatan papar Hidayat, mengacu pada visi pemerintah Kota Palu 2016-2021, Palu Kota Jasa Berbudaya dan Beradat dilandasai Iman dan Taqwa.  Visi tersebut dijabarkan dalam enam misi, yakni Pemetaan Potensi Sumberdaya Kota Palu berbasis IT, Peningkatan dan Pengembangan daya saing potensi sumberdaya Manusia, Kelurahan Inovasi Unggul dan Mandiri berbasis Iptek bagi Kemandirian Ekonomi Kerakyatan, Rasionalisasi birokrasi Pemerintah Kota Palu yang efisien dan efektif berbasis budaya, Penataan dan Pengembangan Infrastruktur Kota Berbasis Wisata budaya dan Revitalisasi Nilai- Nilai Budaya Bangsa

“Semua program kegiatan akan dievaluasi secara berkala tiap triwulan. Inspektorat akan mengevaluasi output program kegiatan dan serapan anggaran. Sementara untuk dampak atau outcome akan dievaluasi Bappeda bersama Tim Pendamping Pembangunan Kota Palu. Goal dari itu semua adalah Palu sebagai kota destinasi wisata tahun 2021,” ujarnya. TMU

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM DAN MORALITAS

Dewi Themis Menangis

KARAKTERISTIK ILMU DAN TEORI HUKUM