Warga Tidak Tahu Visi-Misi Kandidat

PALU-Dua bulan jelang Pilkada, sebagian masyarakat kota Palu tidak mengetahui visi dan misi kandidat gubernur dan walikota. Beberapa warga yang ditemui Mercusuar (Minggu, 18/10/2015), mengaku hanya mengetahui nama kandidat yang ikut Pilkada. Rusli (28) ditemui di sekitaran Pasar Tradisional (Patra) Modern Inpres Manonda mengaku sama sekali tidak mengetahui visi dan misi kandidat, baik calon gubernur maupun calon walikota. “Saya memilih lihat orangnya saja. Mana yang saya kenal dan kena di hati, itu ditusuk,” ujarnya sembari menyebutkan nama kandidat gubernur dan walikota yang akan dipilihnya. Hal yang sama dikemukakan Diana (34). Warga kecamatan Palu Barat ini telah menjatuhkan pilihannya pada kandidat tertentu, tanpa melihat visi dan misinya. “Semua ingin daerah baik dan masyarakat sejahtera. Itu pasti dijanjikan semua kandidat. Saya akan pilih yang lebih dekat dengan rakyat, paling tidak kalau jadi masih bertegur sapa dengan kami orang-orang kecil ini, jangan lewat ditutupkan kaca mobil. Siapa yang akan saya pilih? Rahasia. Tapi saya sudah yakin pilih dia,” katanya. Arfan (26) juga menyampaikan hal yang sama. Ia sama sekali tidak mengetahui visi misi calon gubernur dan calon walikota. Saat ditanyakan, pertimbangan ia memilih, Arfan hanya berpatokan pada figur yang dikenalnya. “Secara pribadi tidak kenal. Tapi nama-nama calon gubernur, pasti kita semua tahu. Siapa yang akan dipilih, nanti saja apa kata hati di TPS. Untuk walikota, saya sudah punya pilihan. Saya pilih dia karena tahu orangnya,” terang Arfan sembari menyebut nama salahsatu kandidat walikota. Kecenderungan masyarakat memilih karena figur, diakui komisioner KPU Sulteng, Nisbah. Beberapa waktu lalu, Nisbah menyatakan masyarakat pemilih cenderung hanya melihat figur calon kepala daerah dibanding visi misi sehingga berpotensi pada terjadinya apatisme di masyarakat dalam setiap momentum pemilihan kepala daerah. "Masyarakat kita masih melihat figur bukan pada bagaimana visi dan misi calon kepala daerah," kata Nisbah, pada acara seminar dan sosialisasi pemilihan gubernur dan pemilihan walikota. Sosialisasi yang dilaksanakan KPU Kota Palu itu menghadirkan berbagai komunitas seperti radio, penyandang disabilitas, wartawan, ibu-ibu rumah tangga, komunitas motor dan mahasiswa serta organisasi kepemudaan. Menurut Nisbah, tinggi rendahnya partisipasi pemilih salah satunya juga dipengaruhi oleh figur. Ia menjelaskan, apatisme juga bisa terjadi karena fanatisme yang berlebihan terhadap salah satu calon sehingga jika calon yang dijagokan tidak lolos, pendukung tersebut cenderung apatis terhadap proses pemilihan kepala daerah. TMU

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM DAN MORALITAS

Dewi Themis Menangis

KARAKTERISTIK ILMU DAN TEORI HUKUM