Sungai Lobu Tanpa Jembatan

PALU, MERCUSUAR - Masyarakat Desa Kodadi, Uha-uhangon, Balean dan Bahingin Kecamatan Lobu, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah (Sulteng) tersiksa saat banjir datang. Bagaimana tidak, sungai yang begitu lebar, tidak terdapat jembatan sebagai penghubung keempat desa tersebut. Saat banjir datang, masyarakat nyaris tidak bisa keluar dan terisolasi di desa masing-masing. “Ada beberapa yang menggunakan rakit, tapi cukup berbahaya. Malah anak-anak sekolah tidak ada yang berani menyeberang dari Kodadi dan Uha-uhangon ke desa sebelah. Padahal sekolah di seberang sungai,” tutur anggota DPRD Provinsi (Deprov) Sulteng, Markus Sattu Paembong, Senin (15/4), usai reses di keempat desa itu. Rakit tersebut merupakan swadaya masyakat, untuk menyiasati ketiadaan jembatan penyeberangan. “Rakit hanya bisa digunakan saat debit air turun atau kecil. Jika banjir besar, secara umum masyarakat tidak berani menggunakannya,” tambahnya. Masyarakat lanjut Markus, berharap Pemprov Sulteng turun tangan membangun jembatan di Sungai Lobu untuk menghubungkan desa-desa di sekitar sungai itu. “Jika sungai permanen dengan sturuktur baja mahal, masyarakat berharap bisa dibangun jembatan gantung. Ini dimaksudkan untuk mempermudah masyarakat menyeberang dan berhubungan dengan desa-desa di sekitaran sungai,” katanya. Selain mengusulkan jembatan, masyarakat juga berharap pemerintah membangun sarana air bersih. “Selama ini masyarakat mandi dan mencuci di sungai,” ungkap Markus. TMU

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM DAN MORALITAS

Dewi Themis Menangis

KARAKTERISTIK ILMU DAN TEORI HUKUM