Buol Optimistis Surplus Beras

PALU, MERCUSUAR- Pemerintah Kabupaten Buol, optimis pada 2013 bisa surplus beras dengan upaya bekerja keras melalui berbagai program agar produktivitas per hektare rata-rata bisa mencapai 5,0 sampai 5,6 ton gabah kering giling. "Pemerintah Kabupaten Buol menargetkan produksi beras 2013 naik menjadi 22 ribu ton dan optimistis tahun 2014 produksi beras sudah bisa mencapai 30 ribu ton," kata kata Bupati Buol Amirudin Rauf, ditemui di kediamannya belum lama ini. Ia mengatakan bahwa sejak daerah itu menjadi daerah kabupaten otonom berpisah dengan Kabupaten Tolitoli tahun 1999, kebutuhan konsumsi beras masyarakat jauh lebih tinggi dibanding jumlah produksi. "Produksi kami hanya 120 ribu ton pada 2012, sementara konsumsi beras per tahun mencapai 19 ribu ton," katanya. Amirudin mengatakan jika dikonversi dalam bentuk rupiah setidaknya uang yang dikeluarkan masyarakat Buol untuk membeli beras dari luar tersebut mencapai Rp7 miliar. "Karena kekurangan produksi beras ini uang masyarakat yang mestinya itu beredar di Buol akhirnya lari ke luar," katanya. Dia mengatakan akibat kekurangan produksi 7.000 ton tersebut masyarakat Buol yang mencapai 150 ribu jiwa tersebut harus membeli beras yang disuplai dari daerah tetangga. Amirudin mengatakan untuk menggenjot target produksi tersebut pemerintah daerah bekerja keras melalui berbagai program agar produktivitas per hektare rata-rata bisa mencapai lima sampai 5,6 ton gabah kering giling. Mantan Direktur Rumah Sakit Undata Palu itu mengatakan produktivitas sawah di Buol saat ini sudah mulai bergerak naik hingga mencapai empat ton gabah kering giling per hektare. Amirudin yang baru dilantik pada Oktober 2012 tersebut mengatakan Wakil Bupati Syamsuddin Koloi yang berlatar belakang pendidikan pertanian itu akan melakukan langkah-langkah perbaikan produksi beras di daerah itu. Dia mengatakan dari 11 kabupaten/kota di Sulteng, Kabupaten Buol merupakan daerah yang paling miskin sehingga dirinya berkomitmen untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Amirudin mengatakan selain beras, konsumsi pangan masyarakat Buol juga ditunjang dengan pangan nonberas seperti sagu. Pangan nonberas ini, kata Amirudin, juga tetap dilestarikan sehingga bisa menopang kebutuhan pangan di daerah yang berbatasan dengan Provinsi Gorontalo itu. Wakil Bupati Syamsudin Koloi secara terpisah mengungkapkan, program revitalisasi pertanian diharapkan akan meningkatkan produksi beras petani dan tercukupinya kebutuhan pangan di Kabupaten Buol. “Tahun 2012 produksi petani mencapai 12 ribu ton beras. Sementara kebutuhan masyarakat mencapai kurang lebih 19 ribu ton beras. Ada kekurangan 6000 sampai 7000 ton. Pemkab berupaya mendorong dengan berbagai program, agar produksi meningkat. Bukan hanya mencukupi kebutuhan masyarakat tapi juga bisa dijual keluar,” paparnya. Beberapa kegiatan dari program revitalisasi pertanian yang dilakukan Pemkab Buol kedepan, diantaranya pembangunan dan peningkatan sarana irigasi pada APBD 2013. Selain itu, Pemkab juga memprogramkan kegiatan peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan ke kantong-kantong produksi. “Dalam APBD 2013, kita mencoba fokus pada program dan kegiatan yang berkaitan langsung dengan kebutuhan masyarakat, seperti irigasi dan pembangunan jalan dan jembatan ke kantong produksi. Pemkab Buol saat ini juga tengah berupaya memanfaatkan lahan tidur dan tidak produktif untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian,” ujarnya. TMU/ANT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM DAN MORALITAS

Dewi Themis Menangis

KARAKTERISTIK ILMU DAN TEORI HUKUM