Peningkatan Jalan di Sigi

ANGGOTA Komisi III DPRD Provinsi (Deprov) Sulteng dari Dapil Donggala-Sigi, Rusli Dg Palabbi menyatakan perlunya perhatian pemerintah terhadap infrastruktur jalan di kabupaten Sigi. Rusli juga menyatakan dukungannya atas usulan Kadis Pekerjaan Umum Sigi, Iskandar Nontji, yang menyarankan program pembangunan dan peningkatan infrastruktur jalan di Sigi yang dianggarkan dalam APBD Sulteng sebaiknya disalurkan dalam bentuk bantuan ke kabupaten. Dengan cara itu, anggaran akan masuk dalam APBD Sigi. “Sigi adalah daerah baru mekar dan tentu butuh perhatian dan bantuan dari provinsi. Saya sepakat jika program provinsi sebaiknya dikucurkan ke Sigi dalam bentuk hibah atau dana perbantuan. Ini juga untuk meminimalkan anggaran balik ke provinsi, jika program tidak jalan. Anggaran tersebut tetap di Sigi, karena masuk dalam APBD Sigi,” katanya. Beberapa daerah di Sigi seperti jalan yang menghubungkan kecamatan Pipikoro, belum sepenuhnya terbuka. Hal itu membuat daerah tersebut agak terisolir. Selain daerah Pipikoro, beberapa ruas jalan yang menuju Kulawi dan sebagian jalan Palu-Bangga juga mengalami kerusakan. “Untuk jalan provinsi di Sigi, kami minta menjadi perhatian di APBD 2012. Untuk jalan kabupaten ke daerah terpencil, jika anggaran memungkinkan sebaiknya bisa bantu,” katanya. Beberapa waktu lalu masyarakat yang bermukim di desa-desa dalam wilayah Kecamatan Pipikoro, Kabupaten Sigi, mendambakan jalan yang memadai guna membebaskan mereka dari keterisolasian selama bertahun-tahun. Masyarakat berharap dibawah pemerintahan Longki Djanggola-Sudarto, ada perbaikan infrastruktur jalan di daerah mereka. "Selama bertahun-tahun seluruh desa, termasuk Peana Ibu Kota Kecamatan Pipikoro hingga kini belum bisa dijangkau kendaraan roda empat," kata DM Katib, seorang tokoh masyarakat di kecamatan Pipikoro. Ia mengatakan jalan menuju Kantewu, ibu kota Kecamatan Pipikoro sampai sekarang ini hanya bisa ditempuh menggunakan kuda atau sepeda motor. Pada saat musim hujan, medan jalan sangat sulit untuk dilalui, karena selain harus melalui beberapa buah anak sungai yang belum ada jembatan, juga jalanya berlumpur. Dari badan jalan beraspal pada jalur jalan Palu-Gimpu menuju Kecamatan Pipikoro menempuh jarak sekitar 50an kilometer dengan menyusuri medan jalan cukup parah. Ia mengatakan bertahun-tahun masyarakat terisolir karena tidak ada prasana jalan yang memadai. Akibatnya, masyarakat mengalami kesulitan untuk memasarkan komoditi-komoditi hasil pertanian, dan perkebunan seperti kopi, dan kakao. TMU

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM DAN MORALITAS

Dewi Themis Menangis

KARAKTERISTIK ILMU DAN TEORI HUKUM