Sulut dan Gorontalo Kuasai Produksi Ikan Teluk Tomini

Teluk Tomini tak berhenti diperbincangkan. Kawasan yang masuk wilayah Sulteng 70 persen itu, ternyata produksi perikanannya dikuasai daerah lain. Produksi sumberdaya ikan yang mencapai 162.700 ton pertahun, 26 persen didaratkan di Bitung dan 24 persen di Gorontalo.
Parmout sebagai daerah yang menguasai pesisir terpanjang Teluk Tomini, hanya menampung 22 persen ikan yang didaratkan. Sementara Poso 16 persen dan Boloaang Mongondow 12 persen.
Produksi tersebut masih sangat kecil, jika dibandingkan total sumberdaya perikanan yang ada. Data yang dimiliki Dinas Perikanan dan Kelautan Parmout, menyatakan total sumberdaya ikan kurang lebih 587.220 ton pertahun. Jumlah itu terdiri dari ikan pelagis besar 106.000 ton pertahun, ikan pelagis kecil 379.440 ton, ikan demersal 83.840 ton dan ikan lain-lain 17.970 ton pertahun.
Banyak ikan yang didaratkan diluar Sulteng, pada akhirnya mempengaruhi tingkat pendapatan daerah. Selain itu, kondisi tersebut juga menggambarkan belum optimalnya pengelolaan kawasan Teluk Tomini, yang dilakukan Pemprov Sulteng dan empat kabupaten yang masuk dalam kawasan, yakni Parmout, Banggai, Poso dan Touna. Terkesan keluar, Sulteng hanya memiliki besar kawasan, sementara Gorontalo menjadi etalase perikanan dan Bitung menjadi pelabuhan perikanan samudera.

NELAYAN TRADISIONAL
Belum optimalnya pengolahan sumberdaya perikanan di Teluk Tomini, bukan hanya disebabkan kinerja pemerintah semata. Sebagian besar nelayan di Teluk Tomini masih tergolong tradisional, dengan melakukan penangkapan ikan dengan peralatan sederhana. Jangkauan kawasan penangkapan, relatif dekat dari garis pantai dengan rentang waktu satu hari melaut.
Dengan peralatan yang sederhana, potensi yang sangat besar tidak terkelola dengan baik. Imbasnya pendapatan nelayan dan masyarakat Sulteng di sepanjang kawasan Teluk Tomini, realtif rendah. Kondisi tersebut akan jauh berbeda, jika peralatan ditunjang teknologi lebih modern. Pada konteks ini, program pemberdayaan yang dilakukan Pemprov dan empat Pemkab, dibutuhkan nelayan dan masyarakat Teluk Tomini.
Selain peralatan yang sederhana, pengelolaan sumberdaya ikan Teluk Tomoni masih terbentur pada kualitas sumberdaya nelayan yang masih rendah. Hal itu turut mempengaruhi produktivitas. Bukan hanya itu, sebagian besar nelayan masih memiliki ketergantungan pada faktor alam. Pada satu sisi untuk pengembangan usaha, akses mendapatkan bantuan permodalan dari perbankan dan pemerintah, relatif rendah.

PENGELOLAAN KEDEPAN
Untuk peningkatan pendapatan daerah dan masyarakat yang bermukim di kawasan Teluk Tomini, perlu dilakukan langkah strategis baik oleh Pemprov, Pemkab dan seluruh stakeholder masyarakat yang bertalian dengan nelayan dan masyarakat pesisir.
Petama, perlu dibuat aturan bersama dan konsep pengelolaan kawasan Teluk Tomini secara terpadu. Tanpa konsep yang jelas, pengeloaan kawasan Teluk Tomini dengan berbagai sumberdaya kelautan dan perikanan, tidak akan optimal dan menuai hasil sebagaimana yang diharapkan.
Kedua, peningkatan produk perikanan dengan pengolahan lebih lanjut. Dengan demikian, produksi perikanan tidak dalam bentuk satu produk, melainkan dikemas dalam berbagai produk yang mendatangkan nilai tambah. Peningkatan produk perikanan, lebih bergairah ketika investor mulai masuk dan atau adanya peningkatan peralatan nelayan dan masyarakat pesisir. Dalam konteks ini, pemerintah berkewajiban menjadi fasilitator sekaligus regulator yang berpihak pada nelayan dan masyarakat pesisir.
Ketiga, pemberdayaan dan permodalan. Program pemberdayaan nelayan dan masyarakat pesisir kawasan Teluk Tomini, perlu mendapat prioritas Pemprov dan empat kabupaten yang masuk dalam kawasan. Permasalahan yang paling krusial dalam pengembangan usaha nelayan dan masyarakat pesisir sebagaimana diatas, adalah permodalan. Olehnya pemberdayaan yang dimaksud, harus menyentuh aspek permodalan bagi nelayan dan masyarakat pesisir, dalam pengembangan usaha peningkatan produksi perikanan. Tidak kalah penting dalam setiap program pemberdayaan, pemerintah juga harus mencarikan atau paling tidak mendekatkan akses pasar pada nelayan dan masyarakat pesisir Teluk Tomini, sehingga produknya terserap pasar dengan baik. ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM DAN MORALITAS

Dewi Themis Menangis

KARAKTERISTIK ILMU DAN TEORI HUKUM