Burung Kebingungan, Katak Kegirangan
BURUNG-burung di seputaran Kelurahan Besusu Tengah bingung. Pagi hari terbang menjelajah mencari rejeki, sore tempat mereka beristirahat dari penat raib digaruk alat berat. Burung-burung pun bingung, kenapa pembangunan selalu mengabaikan aspek lingkungan.
Kini mereka
berupaya mencari rumah baru. Burung-burung itu beterbangan, berburu dengan
waktu untuk istirahat malam. Mereka tidak ingin membebani Pemerintah Kota Palu,
yang hingga kini belum mampu menyediakan rumah untuk seluruh penyintas bencana
28 September 2018.
Burung-burung
juga mengerti, masih banyak janji belum terealisasi. Lima puluh delapan program
prioritas saat kampanye, bisa jadi hanya klise. Butuh kerja keras untuk
mewujudkan semuanya. Bukan sekadar mengejar Adipura.
Lagi-lagi
penebangan pohon terjadi di tengah kota Palu yang akrab dengan cuaca terik.
Proyek drainase di Jalan Suprapto, telah menghilangkan puluhan pohon peneduh
dan penyejuk kota.
Ada rasa
adem, saat pepohonan rimbun hijau. Betapa besar manfaat pohon, saat cuaca
sedang panas-panasnya. Suasana teduh dengan pemandangan nan hijau pun menjadi
pelepas dahaga, laiknya kepingan surga di tengah secuil jilatan panas neraka.
Betapa
mulianya orang-orang yang meringankan langkah, mengotori tangan dengan tanah
untuk menanam pohon yang besar manfaatnya. Ya, menanam pohon salah satu sedekah
yang paling mudah. Menanam pohon merupakan sedekah jariyah, yang pahalanya
tidak akan terputus hingga hari kiamat.
Seandainya
mata batin manusia dapat melihat manfaat penanaman pohon dan berkahnya kelak di
akhirat, maka manusia akan ramai-ramai menanam pohon. Bukan sebaliknya menebang
pohon, sekalipun dengan alasan proyek pembangunan.
Saat burung
kebingungan, katak di bekas Mal Tatura kegirangan. Sudah satu tahun berlalu,
pembangunan kembali Mal yang menjadi penanda pertama ekonomi perkotaan di Kota
Palu, terbengkalai.
Kini, saat musim hujan tiba, bekas kerukan alat berat untuk pondasi dalam dan rencana basement berubah menjadi kediaman katak, sang penyanyi malam.
Penghentian
pembangunan kembali Mal Tatura, berawal dari Pemerintah Kota Palu membekukan
sementara seluruh aktivitas keuangan PT Citra Nuansa Elok (CNE), selaku Badan
Usaha Milik Daerah pengelola Mal Tatura.
Keputusan ini
diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Kamis (19/8/2021)
silam.
Mungkin saja
menyenangkan katak dan membuat burung muram, satu dari sekian banyak strategi
Pemerintah Kota mewujudkan visi-misi. Ah entahlah. Mungkin ini sama dengan
belum terpenuhinya hak-hak seluruh penyintas, namun mengejar sebuah penghargaan
bernama Adipura. Hanya karena mimpi meraih prestise, pejabat pun bergembira ria
jalan-jalan ke Singapura, saat rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana belum
usai. Ekonomi rakyat juga belum sepenuhnya pulih usai bencana dan wabah yang
melanda.
Kadang kita harus mendengarkan kicauan burung dan nyanyian katak, untuk mengelola hati menjernihkan akal. Wallahualam Bishawab.***
Komentar
Posting Komentar