Biden Lebih Tua dari Cudi
Oleh: Temu Sutrisno
MERCUSUAR-Tua-tua
keladi, makin tua makin jadi. Pepatah itu sepertinya mengena pada senator
Amerika Serikat dari Delaware, Joseph Robinette Biden Jr atau Joe Biden.
Pria 78
Tahun yang lahir pada 20 November 1942 di Kota Scranton, Pennsylvania itu
berhasil memenangkan Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020.
Bagi Biden
ini merupakan pencapaian tertinggi dalam karier politiknya. Dalam Pilpres AS
yang berlangsung pada 3 November 2020, perolehan suara elektoral Biden menembus
270 setelah menang di Pennsylvania dan Nevada.
Biden akan
tercatat sebagai presiden ke-46 dalam sejarah Amerika Serikat setelah dilantik
pada Januari 2021. Sebelum maju sebagai kandidat presiden AS, Biden pernah
menjabat posisi wakil presiden saat mendampingi Barack Obama selama 8 tahun
(2009-2017).
Selama 36
tahun menjadi senator asal Delaware, dia sebagai sosok yang penting, baik di
dalam negeri maupun internasional. Sebagai ketua atau anggota Komite Kehakiman
Senat selama 17 tahun, Biden secara luas diakui kehebatannya pada isu peradilan
pidana termasuk dalam kasus The Landmark 1994 Crime Bill dan kekerasan terhadap
perempuan. Sebagai ketua atau anggota Komite Hubungan Luar Negeri sejak 1997,
Biden memainkan peran penting dalam membentuk kebijakan luar negeri AS. Dia
berada di garis depan isu dan regulasi terkait terorisme, senjata pemusnah
massal, pasca-Perang Dingin Eropa, Timur Tengah, dan Asia Barat Daya.
Berbekal
pengalaman politiknya sebagai senat maupun wakil presiden, Biden berhasil
meraup suara rakyat dan memecahkan rekor suara terbesar sepanjang sejarah
Amerika.
Biden
mengantongi sekira 71,2 juta suara. Ia memiliki 50,3 persen dari semua suara
yang dihitung sejauh ini, dibandingkan dengan 48,1 persen dari Presiden
petahana Donald Trump. Angka tersebut melampaui rekor Barack Obama pada Pilpres
2008 yang mengumpulkan 69,4 juta suara untuk menang.
Sebelum
Biden, ada beberapa sosok senior juga memenangkan pertarungan. Sebutlah
Mahathir Mohamad. Di usia 92 tahun, ia memenangkan perebutan Perdana Menteri
Malaysia.
Pemimpin
Afrika Selatan Nelson Mandela juga sosok sepuh, saat dilantik menjadi presiden
pada 10 Mei 1994. Saat itu, pencinta batik Indonesia itu telah berusia 75
tahun.
Tepat di
usia 80 tahun, pada tahun 1999 Nelson Mandela pensiun dari dunia politik. Ia
cukup tahu diri untuk menyerahkan tongkat kepemimpinan pada generasi yang lebih
muda. Ia mengambil posisi sebagai guru bangsa.
Presiden
Tunisia Beji Caid Essebsi baru terpilih sebagai presiden di usia 88 tahun pada
pemilu tahun 2014 silam.
Di sisi lain
juga tak kalah banyak anak-anak muda menggapai kekuasaan.
Perdana
Menteri Finlandia Sanna Marin menjadi topik utama media setelah terpilih
menjadi perdana menteri termuda di dunia.
Ketika
terpilih menjadi perdana menteri, Sanna Marin berusia 34 tahun.
Sebastian
Kurz terpilih sebagai Kanselir Austria di usia yang sangat muda. Kurz lahir di
Wina pada 27 Agustus 1986. Ia menjadi Kanselir Austria pada Oktober 2017.
Sosok lainnya,
Juri Ratas. Perdana Menteri Estonia ini lahir di Tallin pada 2 Juli 1978. Pada
2005 sampai 2007, ia menjadi Wali Kota Tallin dan berhasil membuat kota itu
menjadi European Green Capital. Akhirnya, Ratas dilantik sebagai Perdana
Menteri pada 23 November 2016. Pada saat itu, usianya 38 Tahun.
Kini
masyarakat Sulteng diperhadapkan pada fenomena tua muda dalam Pilkada 9
Desember 2020.
Rusdy
Mastura atau biasa dipanggil Cudi, jelas lebih muda dibandingkan Joe Biden,
Mahathir Mohamad, dan Nelson Mandela. Cudi yang berusia 70 tahun
berhadap-hadapan dengan ‘Sang Murid’ Hidayat Lamakarate yang lahir tahun 1970.
Berkaca pada
kemenangan Joe Biden, Mahathir Mohamad, Neson Mandela, Juri Ratas dan Sanna
Marin, usia bukan menjadi tanda kalah menang. Dalam perhelatan politik,
kemampuan menguasai ‘hati’ pemilih merupakan kunci kemenangan. Kandidat yang
mampu menyusun strategi menyentuh hati dan sisi emosional pemilih, berpeluang
memenangkan pertarungan, tak peduli berapapun usianya.
Akankah Cudi
mampu mengikuti kemenangan Biden? Atau justeru ia mendapatkan hasil sebaliknya
dan Hidayat yang berhasil ke tampuk kekuasaan seperti Sanna Marin?
Semua
kembali pada hati masyarakat Sulteng dan kemana arah tangan menusuk saat di
bilik 9 Desember 2020 nanti. ***
Tana Kaili, 13 November 2020
Komentar
Posting Komentar