Momi Ri Bivi, Janji Bayangi
Oleh: Temu Sutrisno
MERCUSUAR-Konon dalam sebuah kontestasi pemilihan di daerah antah berantah, seorang
tim pemenangan menjanjikan kemenangan untuk kandidatnya. Ia berujar manis untuk
menyenangkan sang kandidat. “Jika rumput dan batu boleh memilih, semua akan
memilih tuan.” Demikian kira-kira kata manis yang terucap, sembari meyakinkan
jika tim sudah bekerja ekstra memengaruhi pemilih.
Ada juga tim pemenangan lain, menyuguhkan pernyataan
serupa. “Kita sudah mencium aroma kemenangan, lebih tujuh puluh persen suara.”
Bisa jadi penciuman itu
didasari beragam data atau mungkin juga bumbu-bumbu untuk meyakinkan diri
sendiri dan kandidat.
Kata manis, kadang tidak seperti rasanya.
Kandidat harus hati-hati terhadap ucap kata manis, yang bisa jadi membuai di awal, membawa penyesalan di akhir. Kandidat yang baik, selalu
memperhitungkan kondisi terburuk. Tidak mudah percaya cuap manis tim. Tidak
boleh jumawa menang, sebelum benar-benar dinyatakan menang.
Belajar dari Marina Udgodskaya, seorang tukang bersih-bersih menang dalam
sebuah pemilihan di Rusia. Marina Udgodskaya mengalahkan atasannya yang
menempatkannya dalam pemilihan sebagai pengganti kotak kosong.
Sang atasan dan timnya sangat yakin dengan elektabilitasnya, hingga lengah
dan tidak memperhitungkan kemungkinan terjadi perubahan pilihan. “Apalah dia,
hanya seorang penyapu. Kemenangan sudah di tangan,” pikir Sang Atasan bersama
timnya.
Marina Udgodskaya Perempuan berusia 35 tahun, sengaja ditempatkan oleh
atasannya yang tak mau menang mutlak melawan kotak kosong. Namun, Marina justru
menang telak dalam pemilihan tersebut, mendapat suara dua kali lebih banyak
dari atasannya tersebut yang merupakan mantan pemimpin dewan desa.
Marina terkejut dengan hasil itu, dan memutuskan akan mengambil peran
sebagai pemimpin daerah.
Kata manis bukan saja muncul dalam bentuk patende dari tim
pemenangan kepada kandidat, ucapan manis juga sering meluncur dari mulut kandidat pada rakyat pemilih.
Banyak hal dijanjikan dalam olahkata memikat hati. Jika boleh, kata terucap
mampu membuat pemilih melayang, lupa kalau dirinya masih menginjak bumi.
Bukan rahasia lagi, banyak janji politik tidak bisa dilaksanakan saat Sang
Kandidat naik ke tampuk kekuasaan. Kenapa? Karena janji politik disampaikan
sekadar untuk memikat hati. Bukan janji dalam bentuk program rasional,
berdasarkan kondisi daerah, rakyat, dan kemampuan keuangan.
Malah seringkali, ada kandidat yang menawarkan janji tidak berdasar pada
isu strategis dan permasalahan daerah,
serta kebutuhan rakyat. Lain gatal lain yang digaruk,
begitu ungkapan banyak orang.
Pada akhirnya janji-janji hanya manis di bibir tanpa pernah
dilaksanakan. Momi ri bivi, janji bayangi. Rakyat pemilih harus
lebih rasional menetapkan pilihannya, jangan terbuai janji manis yang tak
mungkin dilaksanakan. Lihat visi, misi,
dan program yang ditawarkan. Sekadar pemanis atau benar-benar rasional dan realistis.
Patut direnungi
pernyataan mantan Perdana Menteri Prancis Charles de Gaulle, politisi tidak
pernah percaya atas ucapannya sendiri. Mereka justru terkejut bila rakyat
mempercayainya.***
Tana Kaili, 1 Oktober 2020
Komentar
Posting Komentar