Bahasa Jurnalistik[1]
Oleh: Temu Sutrisno[2]
“Dan tidak seorang Nabi
diutus di muka bumi kecuali dengan bahasa kaumnya.”
(Qs. 14:4)
Pada prinsipnya tidak ada perbedaan bahasa
jurnalistik dan bahasa lainnya dalam pengertian ilmu komunikasi. Bahasa yang disampaikan
harus jelas dan mudah dipahami. Meminjam ungkapan Albert Hester, jangan menulis
yang tidak dipahami sendiri dan orang lain. “Kalau pembaca tidak bisa mengerti
apa yang Anda tulis, lalu buat apa menulis? Kalau pembaca tidak bisa memahami
apa yang ada dalam berita Anda, maka tidak terjadi komunikasi.”
Bahasa Jurnalistik diistilahkan sebagai language of mass communication (bahasa
komunikasi massa), bukan language of
journalistic. Tulisan jurnalistik adalah tulisan yang dipahami banyak
orang.
Bahasa jurnalistik tidak elitis atau eksklusif
yang hanya dimengerti kalangan tertentu. Resep dokter jelas bukan bahasa
jurnalistik karena ia hanya bisa dimengerti oleh dokter dan apoteker. Anda
tidak perlu bergaya atau “so intelek” ketika membuat artikel dengan memakai
sebanyak mungkin istilah asing atau “bahasa ilmiah”.
Bahasa Jurnalistik adalah bahasa komunikatif dan
spesifik. Komunikatif artinya langsung menjamah materi atau pokok persoalan (straight to the point), tidak
berbunga-bunga, tanpa basa-basi, tidak berbelit-belit. Spesifik artinya
mempunyai gaya penulisan tersendiri, sebuah gaya bahasa yang sederhana,
kalimat-kalimatnya pendek dengan kata-kata yang jelas dan mudah dimengerti.
Menurut JS Badudu, bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas
diantaranya singkat, artinya bahasa
jurnalistik harus menghindari penjelasan yang panjang, padat,
artinya bahasa jurnalistik yang singkat sudah mampu menyampaikan informasi yang
lengkap, sederhana, memilih kalimat
tunggal dan sederhana, bukan kalimat majemuk yang panjang, rumit, dan kompleks.
Lugas, artinya bahasa jurnalistik
mampu menyampaikan pengertian atau makna informasi secara langsung dengan
menghindari bahasa yang berbunga-bunga dan menarik,
artinya dengan menggunakan pilihan kata yang masih hidup, tumbuh, dan
berkembang.
MENULIS UNTUK PEMBACA
Salah satu prinsip yang harus dipegang dalam
menulis jurnalistik, adalah menulis untuk pembaca. Tulisan menjadi konsumsi
orang lain, dengan berbagai latar belakang. Bagaimana cara menulis efektif?
Berikut beberapa prinsip menulis jurnalistik efektif.
Pertama, datanglah
dengan "sesuatu" sebelum menulis sebuah berita. Jika Anda tak bisa
menuliskan "sesuatu" itu, Anda tidak punya gagasan, apalagi berita.
Kedua, tulislah sedemikian sehingga mudah
dimengerti, dengan Bahasa Indonesia yang sederhana. Hindari kata-kata asing,
ilmiah, atau jargon. Jika terpaksa menggunakan bahasa asing, jelaskan maknanya.
Ketiga, tulisan yang mudah dibaca lebih sulit
membuatnya. Jika bisa, buatlah kata-kata Anda bernyanyi dan menari. Jika tidak bisa,
cukup membuatnya jadi jelas.
Keempat, gambarkan, bukan katakan. Tulislah
sehingga pembaca akan mengatakan: "Saya merasa seperti benar-benar melihat
apa yang Anda tulis". Visualisasikan setiap adegan, tunjukkan pada mereka
apa saja yang nampak dalam mata pikiran Anda. Penuhi kalimat dengan orang,
tempat dan benda-benda, serta dengan detil yang cukup, tapi tidak terlampau
banyak. (Jika perlu: tampilkan dalam bentuk foto).
Kelima, hindari memakai eufemisme dan kata-kata
yang dipromosikan oleh kelompok kepentingan tertentu, termasuk pemerintah dan
kalangan militer. "Diamankan" dalam banyak hal adalah
"ditahan"; "harga yang disesuaikan" hampir selalu adalah
"harga naik"; dan "Gerakan Pengacau Keamanan" adalah besar
kemungkinan "pejuang hak-hak sipil"). Juga hindari kata seperti ini:
kata "insan" dalam "insan pers" dan "insan film"
(cukup: "wartawan" atau "artis").
Keenam, sediakan waktu untuk menyunting sendiri
apa yang telah ditulis. Jika anda tidak mampu menemukan kelemahan pada tulisan
anda, maka anda bukan penulis yang baik.
Ketujuh, berita yang baik tidak memerlukan
dekorasi. Hapus kata "amat" atau "sekali" setiap
menemuinya. Hapus sebanyak mungkin kata sifat seperti "cantik" atau
"hebat" atau "piawai" ketika melaporkan sebuah peristiwa.
Anda bisa menulis tanpa mereka jika Anda punya kata kerja yang kuat.
Kedelapan, jangan menulis dengan kata-kata panjang
jika dengan yang pendek sudah cukup. Gunakan kata kerja aktif.
Sembilan, akurat. Jangan buat ketololan seperti
salah menuliskan nama seseorang. Pembaca akan mengatakan: "Jika Anda
ceroboh dengan hal-hal kecil, bagaimana kami bisa percaya Anda dengan hal-hal
yang penting?" Maka teliti dan teliti ulang fakta Anda. Jika ragu,
tinggalkan mereka dan kesepuluh, jangan
pernah melaporkan gosip. Jangan merekayasa peristiwa. Selamat Mencoba!!! ***
[1] . Disampaikan dalam Diklat Jurnalistik
Dasar SMPN I Sindue, Toaya 28 Mei 2009
[2] . Penanggungjawab sehari-hari Koran
Mercusuar Palu
Komentar
Posting Komentar