Target Pemberantasan Buta Aksara, Dikjar Omong Kosong
Oleh: Temu Sutrisno
Target pemberantasan buta aksara Sulteng tahun 2009 yang dicanangkan Dinas
Pendidikan dan Pengajaran (Dikjar) dinilai tidak realistis. Dikjar Sulteng
terlalu mengawang-awang, menyusun program pemberantasan buta aksara, yang
mencapai 72 ribu jiwa.
Tidak tanggung-tanggung, penilaian itu dilontarkan anggota DPRD Provinsi
(Deprov) HA. Firman Maranua. Secara sinis Firman, menganggap target
pemberantasan buta aksara pada tahun 2009, hanya omong kosong.
Pemberantasan buta aksara hingga 72 ribu untuk satu tahun kedepan, bukan
persoalan mudah. Terlebih, angka di lapangan, bisa lebih besar dari yang data
yang diajukan Dikjar Sulteng. Belum lagi, indikator yang dijadikan parameter
keberhasilan, sangat subyektif. Artinya indikator buta aksara, antara Dikjar
dan pihak lain bisa berbeda dan dapat diperdebatkan.
Pernyataan dan penilaian Firman dikuatkan Ketua Komisi IV Deprov, Armin
Latjangky. “Indikator sifatnya relatif. Apa yang dijadikan patokan Dikjar, bisa
berbeda dengan yang lain. Masalahnya, apakah indikator itu menjadi kesepakatan
seluruh stakeholder masalah pendidikan dan kemasyarakatan di Sulteng,” kata
Armin penuh tanda tanya.
Berdasarkan pengalaman selama ini, kelompok yang paling sulit disentuh
menurut Armin, orang tua. Pada satu sisi, mayoritas buta aksara di Sulteng
adalah kelompok ini. Bukan hanya, itu, mengacu pada data Dikjar Sulteng,
kabupaten yang berhasil menuntaskan buta
aksara pada tahun 2007 adalah Poso, Buol dan Banggai Kepulauan (Bangkep). Data
itu perlu dicek kebenarannya, karena ketiga kabupaten merupakan wilayah yang
banyak memiliki daerah terpencil dan pulau-pulau kecil.
Sinisme Firman dan tanda tanya Armin, mendapatkan bukti kuat, ketika Dikjar
Sulteng dan Dikjar Kabupaten Tojo Unauna (Touna), berbeda data. Menurut Dikjar
Sulteng, angka buta aksara di kabupaten Touna mencapai 1.570 jiwa. Sementara
data yang dikeluarkan Dikjar Touna sebagaimana diungkapkan Kasubdin PLS Pemuda
dan Olahraga, Habiruddin M Said, mencapai 3.000 jiwa.
Keraguan tuntasnya buta aksara tahun 2009, juga diungkapkan pakar
pendidikan Untad, DR. Asep Mahfud, M.Pd.
Menurut dosen FKIP itu, penuntasan hanya mungkin pada level sertifikasi.
Pemberian selembar sertifikat, telah mengikuti paket kegiatan penuntasan buta aksara,
relatif mudah dan bisa diberikan. Namun sertifikat bebas buta aksara, belum
menjamin kualitas yang lebih subsatantif.
“Untuk kualifikasi dan sertifikasi sekaligus, agak susah. Jumlahnya terlalu
besar. Kalau hanya sertifikasi, mungkin bisa,” katanya.
Data terbaru Dikjar Sulteng menyebutkan, jumlah masyarakat buta aksara di
Sulteng, 0,6 persen dari jumlah buta aksara masyarakat di Indonesia, yang
sebanyak 12 juta orang. Setahun sebelumnya, angka masyarakat buta aksara
berjumlah 85 ribu. Dalam tahun 2007, Dikjar Sulteng melalui Dikjar Pendidikan
kabupaten/kota berhasil menuntaskan lebih 13 ribu masyarakat buta aksara.
Saat ini jumlah buta aksara terbesar di Kabupaten Parigi Moutong dengan
angka 23.476 orang. Jumlah terbesar kedua berada di Kabupaten Donggala dengan
angka 18.199 orang, menyusul Kabupaten Banggai 12.178 orang, Morowali 5253
orang, Tolitoli 4.712 orang, Bangkep 4.494 orang, Tojo Unauna 1.570 orang, Kota Palu 1.499
orang, Poso 997 orang, dan jumlah terendah di Kabupaten Buol dengan angka 559
orang.
Kata Abubakar, data buta aksara itu diambil akhir Desember 2007. Saat ini, Kadis
Dikjar di tiga kabupaten yakni Buol, Poso dan Bangkep, sudah bernegosiasi
dengan Dikjar Sulteng, dan menargetkan di akhir tahun 2008 tidak ada lagi warga
yang mengalami buta aksara.
Dalam penuntasan buta aksara hingga akhir 2009 mendatang, Abubakar mengaku
menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Selain memfungsikan bidang Pendidikan
Luar Sekolah (PLS), Dikjar juga bekerjasama dengan PKK (Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga), serta perguruan tinggi. Kerjasama dengan perguruan
tinggi itu dilakukan oleh mahasiswa yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
di daerah terpencil yang terdapat warga buta aksara.***
(Mercusuar 23 Januari 2008)
Komentar
Posting Komentar