Pers; Mencintai Bahasa Indonesia sebagai Identitas Bangsa
Oleh: Temu Sutrisno
Bahasa adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai identitas dan simbol kebudayaan suatu bangsa.
Di Indonesia, bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi dan
bahasa persatuan yang digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam berbagai aspek
kehidupan, termasuk dalam dunia pers. Bahasa Indonesia menjadi identitas
nasional, yang merangkul ratusan bahasa yang terbentang dari ujung barat
Sumatra hingga bagian timur Papua.
Upaya pemajuan dan pelestarian Bahasa Indonesia merupakan amanah
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) 1945 Pasal 36, yang
menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa resmi.
Dasar hukum lainnya, UU Nomor
24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan dan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014, yang mengatur
pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra.
Peraturan
lebih teknis termaktub dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63 Tahun 2019 dan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Nomor 28 Tahun 2021, yang menegaskan penggunaan Bahasa Indonesia dalam berbagai
ranah.
Pers memiliki peran penting dalam membangun cinta bahasa
bangsa. Melalui media massa, pers dapat mempromosikan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya bahasa Indonesia sebagai identitas nasional. Pers juga dapat menjadi
contoh dalam menggunakan bahasa Indonesia yang efektif dan komunikatif dalam
menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Bahasa Indonesia yang
Baik dan Benar
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sangat
penting dalam dunia pers. Bahasa Indonesia yang digunakan dalam media massa
harus sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baku, sehingga informasi yang
disampaikan dapat dipahami dengan jelas oleh masyarakat. Selain itu, penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar juga dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya bahasa Indonesia sebagai identitas nasional.
Pers dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
bahasa Indonesia sebagai identitas nasional. Melalui berbagai program dan
kegiatan, pers dapat mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya bahasa Indonesia
dalam kehidupan sehari-hari.
Pers dan cinta bahasa bangsa memiliki hubungan yang sangat
erat. Pers memiliki peran penting dalam membangun cinta bahasa bangsa dengan
mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya bahasa Indonesia sebagai
identitas nasional. Oleh karena itu, penting bagi pers untuk terus
mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya bahasa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari.
Pers Memperkaya Kosakata
Pers
memainkan peran yang sangat penting dalam memperkaya kosakata bahasa Indonesia,
terutama dalam hal penyebarluasan dan sosialisasi istilah-istilah baru.
Meskipun pers tidak secara langsung menciptakan kata baru, mereka memiliki
jangkauan luas untuk memperkenalkan kata-kata tersebut ke masyarakat luas.
Pers
berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan masyarakat dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
Ketika
dihadapkan dengan kosakata asing, pers sering kali mengadopsi dan
menyebarkannya dalam bentuk serapan. Dalam prosesnya, para wartawan dan editor
bahasa di media massa membantu menyesuaikan kata-kata tersebut dengan kaidah
bahasa Indonesia. Contohnya, istilah asing seperti gadget diserap dan dipopulerkan menjadi gawai, contact person menjadi
narahubung, dan stand-up comedy
menjadi komedi tunggal.
Dalam
perkembangan tekologi informasi, pers juga memopulerkan istilah seperti unduh,
unggah, nirkabel, dan daring. Demikian pula, liputan tentang isu sosial dapat
memperkenalkan istilah-istilah seperti warganet (netizen) atau swafoto (selfie).
Namun belum
semua wartawan dan pengelola media mempraktikkan penulisan serapan bahasa asing
ke bahasa Indonesia. Masih banyak yang lebih memilih menggunakan bahasa asing
atau mengambil secara utuh ke bahasa Indonesia tanpa mengalami perubahan. Baik
bentuk penulisan maupun dari segi ejaan, padahal masih ada padanan dalam
kosakota dalam bahasa Indonesia. Contohnya, seperti interaksi-interaction (hubungan), krusial- crucial (penting), kolaborasi-
collaboration
(bekerja bersama), kontradiksi- contradiction
(pertentangan), plagiat-plagiarism
(jiplak), coach (pelatih), skeptis-skeptic (ragu-ragu), regulasi-regulation (peraturan), dan lain-lain.
Menasionalkan Kosakata Bahasa Daerah
Pers juga
berperan dalam mengangkat kosakata dari bahasa daerah ke tingkat nasional. Para
wartawan dapat dianjurkan untuk memasukkan perbendaharaan kata dari bahasa
daerah dalam liputan mereka untuk memperkaya kosakata bahasa Indonesia secara
keseluruhan.
Artinya,
beberapa bahasa daerah yang tadinya hanya digunakan untuk komunikasi masyarakat
lokal. Kemudian masuk ke bahasa Indonesia, dianggap baku dan menjadi kosakata
di dalam bahasa Indonesia. Sehingga digunakan berkomunikasi secara nasional.
Kosakata
dari bahasa daerah ini sudah membaur dengan bahasa Indonesia. Sehingga tidak
banyak yang menyadari bahwa kosakata tersebut masuk kategori kata serapan.
Indonesia yang negara berbentuk kepulauan, membuat budayanya sangat kaya.
Masuknya
sejumlah kosakata dari bahasa daerah lantas semakin memperkaya kosakata di
dalam bahasa Indonesia itu sendiri. Saat ini semakin banyak kosakata dari
bahasa daerah yang dipahami maknanya oleh masyarakat di seluruh Indonesia.
Melalui
liputannya, pers dapat membantu menyosialisasikan hasil kerja Badan Bahasa
dalam mengembangkan dan membakukan kosakata baru, seperti yang terjadi dengan
penambahan ribuan kosakata ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Dengan
menggunakan kosakata baru secara konsisten dalam pemberitaan-terutama bersumber dari bahasa daerah dengan akar budaya yang kuat, pers mendorong
masyarakat untuk mengenal dan pada akhirnya mengadopsi kata-kata tersebut dalam
percakapan sehari-hari. Hal ini membuat kata-kata baru menjadi lebih akrab dan
diterima secara luas. Ayo cintai bahasa Indonesia sebagai indentitas bangsa.
Bahasa Indonesia tergusur, bangsa Indonesia hancur!***

Komentar
Posting Komentar