Bangkit Bergerak
Esok hari, bencana gempa, tsunami dan likuefaksi yang menimpa Sulteng, khususnya Palu, Sigi, dan Donggala (Pasigala) 28 September 2018, genap setahun. Bencana itu telah membuka ruang pembelajaran bagi bagi pemerintah dan masyarakat, menanggulangi bencana. Bencana, sebagaimana rahmat dan keberuntungan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, laiknya siang dan malam. Pandangan seperti ini, akan memberikan arah panduan pada manusia bagaimana mengelola alam, termasuk risiko bencana didalamnya. Dengan kondisi Sulteng yang rawan bencana, dibutuhkan sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan manajemen bencana. Sinergi, bukan saling menyalahkan. Pada dasarnya, pengurangan risiko bencana harus menjadi mainstream aktivitas manusia dan pembangunan. Mainstream ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan menurunkan kerentanan. Semua dituntut siaga, menghadapi bencana yang bisa datang sewaktu-waktu. Setiap kali bencana terjadi, pemerintah atasnama ne