Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2023

Celoteh Ramadan

Gambar
BANYAK JALAN MENDEKATI TUHAN BEBERAPA hari terakhir, cuaca terasa panas luar biasa. Kota Palu yang saban harinya panas, bertambah panas. Tak pelak, sebagian orang mengeluhkan cuaca ektrem itu. Apalagi di tengah puasa, cuaca makin terasa menyengat. Tidak sedikit pula orang-orang yang memaknai cuaca ektrem itu sebagai ujian dari Allah di tengah ibadah puasa Ramadan. Cuaca panas ini mengingatkan kita pada kisah Pengembala dengan Nabi Musa. Pada masa lalu, ada seorang pengembala yang hati dan pikirannya dipenuhi rasa cinta pada Allah SWT. Suatu hari, di tengah padang gembala yang gersang dan panas, Pengembala melantunkan doa, seakan-akan berdialog langsung dengan Allah. Dia tidak memperdulikan cuaca padang gembalaan yang panas.  “Ya Allah! Di manakah Engkau akan bertemu dengan hamba? Jika Engkau bertemu dengan hamba, aku akan menjadi hambaMu, menjahit pakaianMu, menyisir rambutMu. Jika Engkau sakit ya Allah, aku akan menghiburMu.” “Ya Allah, Jika aku melihat rumahMu, aku akan membawakan su

Celoteh Ramadan

Gambar
PERAMPOK PUN BISA JADI PAHLAWAN Alexander Matrosov, salah satu pahlawan paling terkenal di Uni Soviet era 1940-an. Dia mengorbankan dirinya dengan menyumbat senapan mesin Jerman dengan tubuhnya. Namanya identik dengan kepahlawanan di Uni Soviet dan Rusia modern. Namun, tak banyak yang tahu bahwa Matrosov bergabung dengan Tentara Merah langsung dari kamp buruh, tempat ia ditahan akibat perampokan. Matrosov, dari pencundang menempati singgasana tinggi sebagai pahlawan. Kepahlawanan Matrosov melawan kekuatan asing dalam perang, mungkin hal biasa. Di banyak negara, dalam beragam pertempuran selalu muncul sosok yang dinobatkan sebagai pahlawan tanpa melihat latar belakang yang bersangkutan, siapa dan dari mana asalnya. Meskipun (awalnya) yang bersangkutan perampok, perompak, koruptor, dan atau terpidana/pelaku tindak kejahatan lainnya. Di era digital (saat ini), menjadi pahlawan juga tidak terlalu sulit. Sepanjang dia punya banyak follower di beberapa platform media digital, tidak sulit mem

Celoteh Ramadan: Merawat Silaturahmi dari Alam Barzah

Gambar
  DUA hari jelang Ramadan tahun lalu, sore pulang dari tempat kerja, saya dihentikan seorang teman lama. Motor menepi ke pinggir jalan. Teman tadi beranjak dari tempat duduknya bersama beberapa orang, menghampiri saya. “Mas gimana kabar? Masih ingat saya,” sapanya. Ya ingatlah, jawabku. “Masa dengan teman lupa”. Seperti kebanyakan teman yang lama tak jumpa, perbincangan pendek sore itu seputar kabar keluarga dan pekerjaan. Di akhir perbincangan, teman tadi menyampaikan untuk jalan-jalan ke tempat kerjanya. “Saya buka studio foto. Kalau ada waktu jalan-jalan Mas, biasa teman-teman fotografer ngumpul di situ,” katanya. “Insya Allah.” Saya pun pamitan. Malam harinya, saya kembali ke tempat kerja. Pertemuan dengan teman tadi saya sampaikan ke Amar, fotografer di kantor, “Mar, kenal Piet?” “Iya, kenal Mas. Kenapa Om Piet, Mas,” tanya Amar. “Saya tadi ketemu. Katanya ada usahanya di jalan J depan sekolah. Teman-teman komunitas fotografi sering kumpul di situ.” “Ah...yang be