Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

Puisi-Parodi Penyeru

Oleh: Temu Sutrisno Kau yang menyeru Dari balik mimbar Kau yang mengajak Menetapi kebenaran Kau yang kampanye Hidup penuh kesederhanaan Kau yang berdoa Langgeng rumah tangga seseorang Kau yang mengajarkan Prasangka baik pada putra Adam Jauh dari mimbar Kau hidup mewah penuh kekayaan Jauh dari mimbar Kau umbar aib rumah tanggamu Bercerai berantakan Jauh dari mimbar Kau sampaikan ujaran kebencian Jauh dari mimbar Kau masih berharap tepuk tangan Mengumpul keping harta Berharap puja dunia Kau yang menyeru Dari balik mimbar Tidakkah kau belajar Pada Sang Pemberi Teladan Manusia agung Tidur beralaskan jerami Bertikar kulit domba Tidakkah kau berguru padanya Dia yang selalu tersenyum Menyikapi segala beda Tidakkah kau malu padanya Dia berdiri menghormati Jenasah kelompok yang memusuhinya Tidakkah kau ingin meniru Dia yang berdoa untuk seluruh manusia Dia yang tidak menyimpan kebencian Dalam dada Dia yang men

Puisi-Pelangi Iman

Oleh: Temu Sutrisno Pelangi Indah melengkung Takzim merunduk Di kaki sang gunung Bijak bestari Memberi arti Bagi sang pencari Mengajar makna Pada anak manusia Indah berseri tanpa cela Pelangi Tergambar gagah warna merah Tak berarti biru lebih rendah Jingga lembut berhimpit hijau Menyapa kuning Erat menyatu menggandeng nila dan ungu Pelangi Harmoni warna warni Taqarub dalam kesadaran Mewujud dalam rintik hujan Semburat sang bagaskara Menjelma indah bak mahkota alam Pelangi Ayat Tuhan bagi yang berakal Merah imanmu Seindah takwa sang ungu Zikir lembut sang hijau Sedalam mahabah warna biru Pelangi Warna warni Semua sama penuh arti Tidak lebih Tidak kurang Sekadar menjalani titah Mengarungi waktu Menunggu kembali Hilang rintik hujan Melebur dalam satu warna Terserap Sang Pemilik Cahaya. Tana Kaili, 28 Jan 2020

Kerajaan dan Ke-Rajaraja-an

Gambar
Oleh: Temu Sutrisno AWAL TAHUN 2020, masyarakat Indonesia disuguhkan pemberitaan seputar pendirian kerajaan yang cukup menghebohkan. Kemunculan Keraton Agung Sejagat di Purworejo dengan dua tokoh sentral sebagai pimpinan kerajaan. Mereka adalah Toto Santoso yang menyebut dirinya Sinuhun dan Fanni Aminadia sebagai ratunya. Polisi akhirnya menguak motif penipuan di balik beragam aktivitas Keraton Agung Sejagat. Mereka pun menetapkan Fanni dan Toto sebagai tersangka. Di tempat berbeda, pada waktu bersamaan muncul Sunda Empire, yang cukup menarik perhatian karena seragamnya yang mirip angkatan bersenjata dan mengklaim beranggota 54 negara hingga mampu kendalikan nuklir. Sunda Earth Empire di Bandung, adalah kekaisaran matahari dan kekaisaran bumi, sebagaimana ditegaskan pria bernama HRH Rangga sebagai pimpinan Sunda Empire. Di Tasikmalaya mucul Kesultanan Selaco. Sejatinya munculnya kerajaan-kerajaan ini, merupakan ulangan dari beberapa kasus serupa. Sebelum Keraton Kerajaa

Puisi-Samudera Cinta

Gambar
Oleh: Temu Sutrisno Aku Yang tak mampu Menjernihkan pikir Dalam baluran air suci Aku Yang tak mampu Menjaga lisan Dengan kumur air wudhu Aku Yang belum mampu Menjaga tangan Langkah kaki Pendengaran Dalam siraman penyucian Aku Yang fakir kebajikan Tak mampu menjaga hikmah Air kebijaksanaan Rukukku jauh dari kehormatan Sujudku belum menghapus kesombongan Maafkan aku kekasihku Aku tahu Sayangmu tak menguap Karena kekuranganku Kebodohanku tertutup kecerdasanmu Miskinku terpenuhi kekayaanmu Setitik kasihku Terbungkus samudera cintamu. *** Tana Kaili, 19 Januari 2020

UU MD3 dan Kegaduhan Hukum

Oleh: Temu Sutrisno DPR melalui sidang paripurna (Senin,12/2/2018) menyepakati pengesahan revisi Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3) menjadi undang-undang. Ada sejumlah poin dalam pasal-pasal di UU MD3 yang menjadi catatan banyak pihak, salah satunya imunitas anggota DPR dan kewenangan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) untuk melaporkan orang dan badan hukum yang merendahkan kehormatan DPR dan anggota DPR.   Imunitas itu tercermin dari dua pasal yang bertolak belakang dalam UU MD3, yakni Pasal 73 dan Pasal 245. Pada Pasal 73 yang mengatur tentang fungsi pengawasan DPR, salah satunya berisi tentang DPR bisa memanggil paksa seseorang untuk diperiksa melalui permintaan tertulis kepada Kapolri. Di sisi lain, anggota DPR tidak bisa begitu saja dipanggil aparat penegak hukum, baik sebagai saksi maupun tersangka, terkait kasus pidana tanpa izin presiden. Pemanggilan anggota dewan kini harus melalui pertimbangan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). A

Peduli Lingkungan

Gambar

Sejarah Jurnalistik

Oleh: Temu Sutrisno Pers sudah ada sejak lama. Cikal bakalnya muncul sejak zaman Romawi Kuno (59 SM). Sejumlah catatan sejarah menyebutnya sebagai Acta Diurna, semacam jurnal yang beritanya masih ditulis tangan alias tak dicetak. Sekalipun cikal bakalnya ada di Romawi, koran edisi cetak sendiri ternyata tak muncul di sana untuk kali pertama. Koran edisi cetak pertama justru dikenal di Cina, bernama Di Bao (Ti Bao) yang terbit sekitar tahun 700-an. Tentu, jangan membayangkan bahwa koran itu mulus dan cantik seperti yang kita lihat setiap hari sekarang, sebab Di Bao dicetak dengan menggunakan balok kayu yang dipahat, hurufnya aksara Cina. Di Bao adalah koran pertama di dunia yang sudah dicetak. Selain hurufnya yang masih kasar, bentuk koran zaman dulu juga juga tak seperti sekarang yang terdiri atas berlembar-lembar halaman. Bentuk koran pada zaman dulu masih sangat sederhana, masih berupa lembaran berita atau disebut newssheet . Dari sisi isi, juga lebih banyak berkaitan

Sesaat Setelah Bencana 28 September 2018

Gambar

Puisi-Dinding-dinding Retak

Gambar
Oleh: Temu Sutrisno Dinding-dinding retak Saksi bisu Satu tahun berlalu Saat alam menggeliat Menegur Menyapa manusia Dinding-dinding retak Membawa derita  Sebagian anak manusia Meregang nyawa Mereka yang selamat Berteman rerumputan Beratap segumpal harapan Dinding-dinding retak Satu tahun berlalu Masih ada yang menantikan uluran Belum semua hak tertunaikan  Dinding-dinding retak Berderak gemeretak Semua manusia berteriak Tak lagi ingat sanak Ketakutan menyeruak dalam benak Dinding-dinding retak Penanda ringkih manusia Tak ada nilai harta Jabatan tiada guna Semua sama Merasakan ketakutan Terkungkung dalam derita Dinding-dinding retak Saat bumi mewakili Tuhan Mengirim pesan Masihkah ada setitik iman? Hancur lebur Semua yang dibanggakan Semua yang dikejar Semua yang diperebutkan Dinding-dinding retak Menjadi saksi Dunia tidak abadi Dinding-dinding retak Mengabarkan Bencana Ada teguran Ada kasih sayang Ada kehendak Tuhan Sebelum sangkakala menggema Mengakhiri mewah dunia Dindin