Tonakodi-Gelar Pahlawan untuk Guru Tua
Oleh: Temu Sutrisno
Habib Idrus bin Salim Al-Jufri |
BANGSA yang besar adalah bangsa
yang menghargai pahlawannya. Untaian kata tersebut selalu mengingatkan kita
untuk selalu mengenang jasa para pahlawan. Secara etimologi kata
"pahlawan" berasal dari bahasa Sansekerta "phala", yang
bermakna hasil atau buah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pahlawan
berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela
kebenaran; pejuang yang gagah berani. Pahlawan adalah seseorang yang berpahala
yang perbuatannya berhasil bagi kepentingan orang banyak. Perbuatannya memiliki
pengaruh terhadap tingkah laku orang lain, karena dinilai mulia dan bermanfaat
bagi kepentingan masyarakat, bangsa atau umat manusia.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2009, Pahlawan
Nasional adalah gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia atau
seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi
membela bangsa dan negara. Atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan
kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan
dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia.
Mengacu pada pengertian pahlawan sebagaimana diatur UU
Nomor 20, sesungguhnya Habib Idrus
bin Salim Al-Jufri, sangat layak dan memenuhi syarat ditetapkan sebagai
pahlawan nasional, untuk Indonesia.
Habib
Idrus bin Salim Al-Jufri atau lebih dikenal dengan Sayyid Idrus bin Salim
Al-Jufri atau Guru Tua, lahir di Tarim, Hadramaut, Yaman, 15 Maret 1892 –
meninggal di Palu, Sulawesi Tengah, 22 Desember 1969 merupakan tokoh pejuang di
Provinsi Sulawesi Tengah dalam bidang pendidikan agama Islam. Sepanjang
hidupnya, ulama yang akrab disapa Guru Tua ini dikenal sebagai sosok yang cinta
ilmu. Tak hanya untuk diri sendiri, ilmu itu juga ia tularkan kepada orang
lain. Salah satu wujud cintanya pada ilmu adalah didirikannya lembaga
pendidikan Islam Alkhairaat sebagai sumbangsih nyata Guru Tua kepada agama
islam. Guru Tua menjadi inspirator terbentuknya sekolah di berbagai jenis dan
tingkatan di Sulawesi Tengah yang dinaungi organisasi Alkhairaat, dan terus
berkembang di kawasan timur Indonesia.
Lembaga
pendidikan Islam Alkhairaat, sampai kini terus bertahan dan berkembang.
Alkhairaat memiliki kontribusi besar terhadap pembangunan sumberdaya manusia
(SDM), khususnya di kawasan timur Indonesia.
Dukungan
terhadap penobatan pahlawan nasional untuk Guru Tua dari tahun ke tahun terus
mengalir. Kini tinggal political will
dari pemerintah provinsi Sulawesi Tengah dan pemerintah pusat untuk mewujudkan
harapan masyarakat.
Meski
sejatinya tanpa penobatan dari pemerintah pusat sekalipun, masyarakat Sulawesi
Tengah dan kawasan timur Indonesia telah menempatkan Guru Tua pada posisi
tinggi di hati sebagai pahlawan. Guru Tua adalah mutiara peradaban dari Palu
Sulawesi Tengah untuk Indonesia. ***
Tana Kaili, 13 Juni 2019
Komentar
Posting Komentar