Tonakodi-Tumakninah


Oleh: Temu Sutrisno




TUMAKNINAH atau biasa ditulis tuma’ninah, merupakan istilah dalam salat. Hampir setiap orang Islam dipastikan mengetahuinya, atau setidak-tidaknya pernah mendengarnya mulai dari pendidikan dini hingga akhir hayatnya. Tumakninah adalah berhenti sejenak atau tenang dalam posisinya setelah bergerak.
Tumakninah dalam salat artinya diam sekejap di setiap gerakan salat. Dalam setiap gerakan salat, seperti ruku, iktidal, sujud, duduk di antara dua sujud, maka harus ada waktu untuk diam meskipun sekejap.
Pasca bencana gempa, tsunami dan likuifaksi yang menerjang Palu, Sigi, dan Donggala hampir semua aktivitas warga tidak berjalan normal. Termasuk dunia usaha. Banyak alasan, mulai dari sarana produksi, infrastruktur, modal yang tergerus, hingga persoalan psikologi yang membuat dunia usaha sejenak berhenti.
Harian Mercusuar, merupakan salah satu pilar informasi yang berhenti sejenak untuk edisi cetaknya. Sebulan terakhir, Mercusuar lebih mengandalkan penyebaran informasi ke masyarakat melalui situs www.mercusuar.web.id.
Pemilik perusahaan dan awak redaksi lebih memilih alasan tidak terbit dalam versi cetak, karena tumakninah. Ya, bagi Mercusuar, bencana dimaknai sebagai bentuk tumakninah, berhenti sejenak.
Kita harus berhenti terbit untuk sementara. Wartawan dan karyawan juga manusia biasa. Mereka sebagian terdampak bencana. Biarkan mereka memulihkan dan mengurus keluarganya, kata Pimpinan Umum Mercusuar Tri Putra Toana menyampaikan alasan kemanusiaan.
Alasan lainnya, masyarakat terdampak bencana dalam kondisi pemulihan trauma dan ekonomi. Dalam hitungan bisnis, sangat sedikit orang yang berminat membaca media cetak. Demikian halnya dengan pelaku bisnis dan ekonomi. Hal pertama yang dilakukan adalah merecovery usahanya. Bagaimana dengan kewajiban media sebagai penyampai informasi? Mercusuar sebulan penuh, lebih mengoptimalkan penyebaran informasi melalui media online, www.mercusuar.web.id.
Dengan cara seperti itu, peran media berjalan untuk menyampaikan informasi, nilai kemanusiaan tetap mengemuka, dan urusan bisnis tidak tercecer.
Kembali ke tumakninah. Saat tumakninah, seseorang yang sedang salat bisa memanfaatkannya untuk memahami bacaan apa yang telah dibacanya, dan fokus terhadap tujuan salat sendiri. Fokus berdialog dengan Tuhan yang disembah.
Mercusuar kini hadir kembali setelah sebulan ‘tumakninah’. Terbitnya kembali Mercusuar diharapkan membuat salah satu koran tertua di Indonesia yang masih eksis hingga kini, tampil lebih berkualitas.
Dengan tumakninah, Mercusuar bisa lebih fokus dan tenang menjalankan peran pers nasional, tercapai visi misi perusahaan, dan lebih dari itu mampu mengejawantahkan harapan pembaca, pelanggan dan relasi bisnis tanpa meninggalkan rambu-rambu Kode Etik Jurnalistik dan Undang-Undang Pers.
Selamat bertemu kembali dengan Mercusuar cetak. Semoga satu sama lain bisa saling menguatkan, lebih tenang dan fokus menjalankan aktivitasnya. Bisa jadi bencana yang menerjang, bagian dari rencana Allah Tuhan Yang Maha Kuasa agar manusia bisa tumakninah, lebih tenang dan tidak grasa-grusu dalam segala hal. Saatnya bangkit bersama untuk Sulteng yang lebih baik. ***


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM DAN MORALITAS

Dewi Themis Menangis

Negeriku Makin Lucu