Kejar PAD, Reformasi Dispenda!
PALU, MERCUSUAR-RAPBD 2012, Pemprov Sulteng memproyeksikan sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) APBD 2011 Rp158,092 miliar. Silpa tersebut untuk menutupi defisit anggaran sebesar Rp152,092 miliar dari total penerimaan Rp1,772 triliun dan pengeluaran Rp1,925 triliun.
Menurut anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Provinsi (Deprov) Sulteng, Zainal Daud, proyeksi Silpa tersebut terlampau besar. Silpa tersebut diproyeksikan dari efesiensi anggaran, pelampauan pendapatan asli daerah (PAD) dan dana perimbangan.
“sampai November ini, pelampauan PAD baru Rp66 miliar dan ada dana perimbangan yang belum cair Rp148 miliar. Proyeksi Silpa bisa tertutupi dengan itu, jika sampai Desember tidak ada lagi pekerjaan atau program yang bersumber dari dana perimbangan. Masalahnya, jika sampai tanggal 15 Desember ada pencairan atau pembayaran proyek dengan anggaran yang diproyeksikan jadi Silpa, maka Silpa tidak tercapai. Akibatnya, aka nada program pada tahun 2012 yang tidak terbiayai dan bias dipastikan batal atau tidak berjalan,” kata Zainal.
Silpa sebesar itu imbuh Zainal, bisa terkejar jika PAD dioptimalkan. Namun dengan waktu yang relatif kasip, hingga bulan Desember kecil kemungkinan terkejar.
“Mungkin saja kita kejar PAD, tapi Dinas Pendapatan harus direformasi. Benahi Dinas Pendapatan dan tempatkan aparatur yang benar-benar memiliki komptetensi dibidang keuangan dan mampu menggarap potensi pendapatan yang ada,” tegas politisi PKB itu.
Berbeda dengan Zainal, anggota Deprov dari Partai patriot Sonny Tandra menyatakan pemerintahan Longki Djanggola dinilai selangkah lebih maju dalam penyusunan RAPBD 2012. Longki berani memproyeksikan pengeluaran melebihi pendapatan yang nilainya mencapai Rp1,925 triliun.
“Dengan pendapatan ditargetkan Rp1,772 triliun, terjadi defisit Rp152,092 miliar. Tapi pemerintah telah memproyeksikan Silpa APBD 2011 sebesar itu, sehingga defisit anggaran tertutupi,” kata anggota Komisi III DPRD Provinsi (Deprov) Sulteng dari Partai Patriot, Sonny Tandra, kemarin (28/11).
Selama ini ungkap Sonny, pemerintah selalu mengajukan APBD antara sisi pendapatan dan pengeluaran sama besar. “Jauh hari pemerintah dibawah Pak Longki telah memproyeksikan Silpa tahun berjalan. Silpa selama ini kita hitung dalam pembahasan perubahan APBD tahun berikutnya. Dengan cara seperti ini telah terjadi efesiensi pengelolaan anggaran, yang seharusnya menunggu APBD Perubahan 2012, tapi telah dialokasikan dan dihitung dalam APBD 2012. Ini menunjukkan Pak Longki memiliki jiwa kewirausahaan dalam penyusunan APBD dan penyusunan program kerja,” nilai Sonny.
Keberanian Longki memproyeksikan Silpa 2011 sebesar itu kata Sonny, karena terjadi tren peningkatan Silpa yang dikarenakan efesiensi anggaran dari proses tender dan peningkatan pendpatan asli daerah yang jauh melebihi target pendapatan yang telah direncanakan. TMU
Komentar
Posting Komentar