Banggai Kepulauan, Kabupaten Bahari dengan Beribu Potensi
MENYEBUT nama Banggai Kebulauan (Bangkep), bayangan pertama yang muncul adalah wisata bahari dan potensi perikanan. Ya, Bangkep memang salahsatu daerah Sulteng yang memiliki kekayaan laut luar biasa besar dan panorama alam bawah laut indah nan cantik.
Namun demikian, menisbahkan Bangkep dengan potensi perikanan dan kelautannya, bukan berarti menafikkan potensi alam lainnya. Bangkep yang mekar tahun 1999 dari kabupaten Banggai, juga memiliki potensi pertanian dan pertambangan yang tak kalah besar.
Bangkep menyimpan potensi tambang seperti minyak bumi, mika, batu gamping sebagai bahan baku semen, batu granit dan pasir besi yang hingga kini belum tersentuh oleh industri besar. Jika potensi ini diolah, bakal meningkatkan pendapatan daerah, masyarakat dan penciptaan lapangan kerja baru.
Dari sektor pertanian, Bangkep memiliki luas lahan persawahan yang telah terolah 551 Ha dengan produksi rata-rata 3,29 ton perhektar. Selain itu, produksi yang paling menonjol adalah kelapa dalam. Produksi kelapa dalam mencapai 2.252 ton dari total lahan 27.070 Ha. Bangkep juga merupakan salahsatu daerah penghasil jambu mente di Sulteng. Luas lahan perkebunan jambu mente mencapai 10.825 Ha dengan jumlah produksi 2.061 ton. Selain ketiga komoditi tersebut bangkep juga menghasilkan kopi, cengkih, vanili, kakao, kemiri, lada dan pala.
Komoditi lainnya adalah pisang dengan produksi 1.230 ton yang diekspor dan diantarpulaukan, durian 314 ton pertahun, mangga 362,5 ton dan nangka 693 ton pertahun.
Perikanan dan kelautan sebagai komoditi primadona, menghasilkan produksi bernilai ekspor rumput laut 11.350 ton, ikan suntung 125 ton, kerapu hidup 95,5 ton, lobster hidup 52,25 ton dan cakalang 976 ton.
Dari sektor ini, Bangkep terkenal karena memiliki jenis ikan endemik yang keberadaanya hanya di perairan Bangkep, yakni Banggai Cardinal Fish (BCF).
Tak kalah menarik dari sektor kelautan adalah budidaya kerang mutiara. Budidaya kerang mutiara di Bangkep selain dilakukan pengusaha, juga dilakukan kebanyakan masyarakat pesisir. Budidaya kerang mutiara yang telah dilaksanakan sejak tahun 1998 ini, sekarang terus berkembang dan mampu memproduksi mutiara kualitas ekspor pada tahun 2009 mencapai 6.375 butir dengan nilai jual Rp3,67 miliar. Produksi komoditi ini dimungkinkan terus berkembang, karena potensi wilayah yang sangat luas dan cocok untuk budidaya kerang mutiara. Sekadar diketahui Bangkep memiliki luas laut 18.828,10 Km2 atau 85,4 persen dari total wilayah, dengan jumlah pulau mencapai 159.
POTENSI WISATA
Wisata Bangkep didominasi sumberdaya wisata bahari dan daya tarik kepulauan. Sebenarnya disamping keindahan wilayah pesisir dan keunikan panorama bawah laut, Bangkep juga menyimpan potensi wisata alam cukup menarik dan budaya warisan kerajaan pada masa lampau.
Wisatawan bisa menyaksikan kehidupan sosial budaya masyarakat Bangkep dan keraton Banggai yang masih terawat baik hingga kini.
Potensi wisata bahari di Bangkep diantaranya Pulau Tikus, Pulau Lasampung Delepo, Kembongan yang dikelililngi pasir putih asri alami dan terumbu karang indah. Pasir putih di Bangkep menawarkan keindahan tersendiri bagi wisatawan, karena kondisinya yang masih alami dan belum tercemar.
Keindahan panorama bahari juga ditawarkan bawah laut Tolobundu di Pulau Lo Bangkurung. Jejeran pulau-pulau kecil dengan keanekaragaman terumbu karang dan ikan hias, makin memanjakan wisatawan yang suka menyelam. Sementara di Kongkungan Bay ditemukan BCF yang merupakan biota khas dan unik yang keberadaanya hanya ada di Bangkep.
Wisata alam yang tidak kalah menarik dari wisata bahari adalah Air Terjun Matube, Air Terjun Lelengan dan Danau Tendetung. Panorama danau ini sangat indah dan dapat ditempuh dengan berkuda.
Air Terjuan lainnya yang juga indah adalah Air Terjun Kambani di kecamatan Buko. Lingkungan air terjun ini dikelilingi pepohnon dan bebatuan yang masih asli alami.
Kurang pas rasanya mengunjungi Bangkep bagi wisatawan, sebelum mengnjakkan kakinya di Goa Liang. Goa di kecamatan Liang ini menjadi salah satu ikon wisata di Bangkep selain wisata bahari.
PERTUMBUHAN EKONOMI
Berdasarkan indikator makro dan data Badan Pusat Statistik (BPS), sebagaimana disampaikan Bupati Irianto Malinggong dalam LKPj 2010, terjadi pertumbuhan ekonomi 7,90 persen. Pertumbuhan ekonomi ini naik dibanding tahun sebelumnya 7,84 persen pada tahun 2009.
Tahun 2010 terjadi peningkatan PDRB berdasarkan harga berlaku Rp1,290 juta dari tahun 2009 yang mencapai Rp1,187 juta. Sementara berdasarkan harga konstan, pada tahun 2010 mencapai 674.553. Terjadi kenaikkan dari tahun 2009 yang mencapai 625.142.
Pendapatan perkapita pada tahun 2009 berdasarkan harga berlaku Rp7,306 juta menjadi Rp8,218 juta pada tahun 2010. Sementara berdasarkan harga konstan, tahun 2009 Rp4,014 juta dan naik pada tahun 2010 Rp4,296 juta.
Dengan pertumbuhan ekonomi seperti itu, jumlah rakyat miskin pada tahun 2005 yang mencapai 28,03 persen atau 42.100 jiwa dapat diturunkan menjadi 25,75 persen atau 40.100 jiwa.
Keberhasilan tersebut menurut Bupati Irianto Malinggong, merupakan kerja keras dan kerjasama seluruh stakeholder, baik eksekutif, legislatif, swasta dan seluruh lapisan masyarakat.
Untuk perbaikan dan peningkatan pembangunan, pelayanan pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat kedepan, Irianto mengajak seluruh stakeholder terus berpartisipasi dalam pembangunan dan bekerja kreatif dengan berbagai terobosan (inovasi) positif. ***
Namun demikian, menisbahkan Bangkep dengan potensi perikanan dan kelautannya, bukan berarti menafikkan potensi alam lainnya. Bangkep yang mekar tahun 1999 dari kabupaten Banggai, juga memiliki potensi pertanian dan pertambangan yang tak kalah besar.
Bangkep menyimpan potensi tambang seperti minyak bumi, mika, batu gamping sebagai bahan baku semen, batu granit dan pasir besi yang hingga kini belum tersentuh oleh industri besar. Jika potensi ini diolah, bakal meningkatkan pendapatan daerah, masyarakat dan penciptaan lapangan kerja baru.
Dari sektor pertanian, Bangkep memiliki luas lahan persawahan yang telah terolah 551 Ha dengan produksi rata-rata 3,29 ton perhektar. Selain itu, produksi yang paling menonjol adalah kelapa dalam. Produksi kelapa dalam mencapai 2.252 ton dari total lahan 27.070 Ha. Bangkep juga merupakan salahsatu daerah penghasil jambu mente di Sulteng. Luas lahan perkebunan jambu mente mencapai 10.825 Ha dengan jumlah produksi 2.061 ton. Selain ketiga komoditi tersebut bangkep juga menghasilkan kopi, cengkih, vanili, kakao, kemiri, lada dan pala.
Komoditi lainnya adalah pisang dengan produksi 1.230 ton yang diekspor dan diantarpulaukan, durian 314 ton pertahun, mangga 362,5 ton dan nangka 693 ton pertahun.
Perikanan dan kelautan sebagai komoditi primadona, menghasilkan produksi bernilai ekspor rumput laut 11.350 ton, ikan suntung 125 ton, kerapu hidup 95,5 ton, lobster hidup 52,25 ton dan cakalang 976 ton.
Dari sektor ini, Bangkep terkenal karena memiliki jenis ikan endemik yang keberadaanya hanya di perairan Bangkep, yakni Banggai Cardinal Fish (BCF).
Tak kalah menarik dari sektor kelautan adalah budidaya kerang mutiara. Budidaya kerang mutiara di Bangkep selain dilakukan pengusaha, juga dilakukan kebanyakan masyarakat pesisir. Budidaya kerang mutiara yang telah dilaksanakan sejak tahun 1998 ini, sekarang terus berkembang dan mampu memproduksi mutiara kualitas ekspor pada tahun 2009 mencapai 6.375 butir dengan nilai jual Rp3,67 miliar. Produksi komoditi ini dimungkinkan terus berkembang, karena potensi wilayah yang sangat luas dan cocok untuk budidaya kerang mutiara. Sekadar diketahui Bangkep memiliki luas laut 18.828,10 Km2 atau 85,4 persen dari total wilayah, dengan jumlah pulau mencapai 159.
POTENSI WISATA
Wisata Bangkep didominasi sumberdaya wisata bahari dan daya tarik kepulauan. Sebenarnya disamping keindahan wilayah pesisir dan keunikan panorama bawah laut, Bangkep juga menyimpan potensi wisata alam cukup menarik dan budaya warisan kerajaan pada masa lampau.
Wisatawan bisa menyaksikan kehidupan sosial budaya masyarakat Bangkep dan keraton Banggai yang masih terawat baik hingga kini.
Potensi wisata bahari di Bangkep diantaranya Pulau Tikus, Pulau Lasampung Delepo, Kembongan yang dikelililngi pasir putih asri alami dan terumbu karang indah. Pasir putih di Bangkep menawarkan keindahan tersendiri bagi wisatawan, karena kondisinya yang masih alami dan belum tercemar.
Keindahan panorama bahari juga ditawarkan bawah laut Tolobundu di Pulau Lo Bangkurung. Jejeran pulau-pulau kecil dengan keanekaragaman terumbu karang dan ikan hias, makin memanjakan wisatawan yang suka menyelam. Sementara di Kongkungan Bay ditemukan BCF yang merupakan biota khas dan unik yang keberadaanya hanya ada di Bangkep.
Wisata alam yang tidak kalah menarik dari wisata bahari adalah Air Terjun Matube, Air Terjun Lelengan dan Danau Tendetung. Panorama danau ini sangat indah dan dapat ditempuh dengan berkuda.
Air Terjuan lainnya yang juga indah adalah Air Terjun Kambani di kecamatan Buko. Lingkungan air terjun ini dikelilingi pepohnon dan bebatuan yang masih asli alami.
Kurang pas rasanya mengunjungi Bangkep bagi wisatawan, sebelum mengnjakkan kakinya di Goa Liang. Goa di kecamatan Liang ini menjadi salah satu ikon wisata di Bangkep selain wisata bahari.
PERTUMBUHAN EKONOMI
Berdasarkan indikator makro dan data Badan Pusat Statistik (BPS), sebagaimana disampaikan Bupati Irianto Malinggong dalam LKPj 2010, terjadi pertumbuhan ekonomi 7,90 persen. Pertumbuhan ekonomi ini naik dibanding tahun sebelumnya 7,84 persen pada tahun 2009.
Tahun 2010 terjadi peningkatan PDRB berdasarkan harga berlaku Rp1,290 juta dari tahun 2009 yang mencapai Rp1,187 juta. Sementara berdasarkan harga konstan, pada tahun 2010 mencapai 674.553. Terjadi kenaikkan dari tahun 2009 yang mencapai 625.142.
Pendapatan perkapita pada tahun 2009 berdasarkan harga berlaku Rp7,306 juta menjadi Rp8,218 juta pada tahun 2010. Sementara berdasarkan harga konstan, tahun 2009 Rp4,014 juta dan naik pada tahun 2010 Rp4,296 juta.
Dengan pertumbuhan ekonomi seperti itu, jumlah rakyat miskin pada tahun 2005 yang mencapai 28,03 persen atau 42.100 jiwa dapat diturunkan menjadi 25,75 persen atau 40.100 jiwa.
Keberhasilan tersebut menurut Bupati Irianto Malinggong, merupakan kerja keras dan kerjasama seluruh stakeholder, baik eksekutif, legislatif, swasta dan seluruh lapisan masyarakat.
Untuk perbaikan dan peningkatan pembangunan, pelayanan pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat kedepan, Irianto mengajak seluruh stakeholder terus berpartisipasi dalam pembangunan dan bekerja kreatif dengan berbagai terobosan (inovasi) positif. ***
Komentar
Posting Komentar