Deprov Ajukan Bandara SIS Aljufri
KOMISI III DPRD Provinsi (Deprov) Sulteng mengusulkan penggantian nama Bandara Mutiara Palu dengan nama Bandara SIS Aljufri. Usulan itu disampaikan kepada Gubernur HB Paliudju pada sidang paripurna akhir Desember 2010, untuk menghormati pahlawan nasional dari Sulteng tersebut.
Ketua Komisi III Nawawi Sang Kilat dan anggota Komisi III Syakinah Aljufri, secara tegas menyatakan dukungannya atas penggantian nama Bandara Mutiara menjadi SIS Aljufri.
“Bukan berarti menafikkan pahlawan lainnya, tapi Habib (panggilan SIS Aljufri) merupakan satu-satunya pahlawan nasional dari Sulteng yang kini telah ditetapkan negara. Untuk menghormatinya, saya kira tidak keliru jika nama SIS Aljufri, diberikan untuk nama Bandara yang ada di Palu,” kata Nawawi.
Diungkapkan Nawawi, hampir semua nama Bandara di daerah lain juga menggunakan nama pahlawan nasional. “Coba lihat, Surabaya menggunakan Juanda, Makassar Hasanuddin, Jakarta Soekano-Hatta dan Halim Perdana Kusuma, begitu juga dengan Semarang nama Bandaranya Ahmad Yani,” papar Nawawi.
Meski telah diusulkan, beberapa anggota Deprov meminta Pemprov untuk melakukan survei dukungan masyarakat, sebelum diusulkan ke pemerintah pusat.
“Nama Bandara Mutiara itu ada sejarahnya, diberikan saat Presiden Sukarno mengunjungi Palu. Demikian juga kepahlawanan SIS Aljufri tentu juga harus didukung dan dihormati. Untuk itu, karena ini sekadar usulan, perlu dilakukan kajian oleh pemerintah secara sosiologis, historis dan lain sebagainya untuk penggantian nama Mutiara menjadi SIS Aljufri. Dengan demikian, penggantian nama itu nantinya punya sandaran kuat,” usul Wakil Ketua Komisi III Suprapto Dg Situru.
Pada April 2010, Walikota Palu, Rusdy Mastura juga setuju perubahan nama Banda Mutiara menjadi Bandara SIS Aljufri.
Nama Habib Sayid Idrus Bin Salim Aljufri atau lebih dikenal dengan sebutan Guru Tua masuk dalam 10 besar tokoh yang diusulkan untuk menjadi pahlawan nasional pada Oktober lalu TMU
Ketua Komisi III Nawawi Sang Kilat dan anggota Komisi III Syakinah Aljufri, secara tegas menyatakan dukungannya atas penggantian nama Bandara Mutiara menjadi SIS Aljufri.
“Bukan berarti menafikkan pahlawan lainnya, tapi Habib (panggilan SIS Aljufri) merupakan satu-satunya pahlawan nasional dari Sulteng yang kini telah ditetapkan negara. Untuk menghormatinya, saya kira tidak keliru jika nama SIS Aljufri, diberikan untuk nama Bandara yang ada di Palu,” kata Nawawi.
Diungkapkan Nawawi, hampir semua nama Bandara di daerah lain juga menggunakan nama pahlawan nasional. “Coba lihat, Surabaya menggunakan Juanda, Makassar Hasanuddin, Jakarta Soekano-Hatta dan Halim Perdana Kusuma, begitu juga dengan Semarang nama Bandaranya Ahmad Yani,” papar Nawawi.
Meski telah diusulkan, beberapa anggota Deprov meminta Pemprov untuk melakukan survei dukungan masyarakat, sebelum diusulkan ke pemerintah pusat.
“Nama Bandara Mutiara itu ada sejarahnya, diberikan saat Presiden Sukarno mengunjungi Palu. Demikian juga kepahlawanan SIS Aljufri tentu juga harus didukung dan dihormati. Untuk itu, karena ini sekadar usulan, perlu dilakukan kajian oleh pemerintah secara sosiologis, historis dan lain sebagainya untuk penggantian nama Mutiara menjadi SIS Aljufri. Dengan demikian, penggantian nama itu nantinya punya sandaran kuat,” usul Wakil Ketua Komisi III Suprapto Dg Situru.
Pada April 2010, Walikota Palu, Rusdy Mastura juga setuju perubahan nama Banda Mutiara menjadi Bandara SIS Aljufri.
Nama Habib Sayid Idrus Bin Salim Aljufri atau lebih dikenal dengan sebutan Guru Tua masuk dalam 10 besar tokoh yang diusulkan untuk menjadi pahlawan nasional pada Oktober lalu TMU
Komentar
Posting Komentar