Deprov Kirim Anggota Tinjau Korban Gempa
DPRD Provinsi (Deprov) Sulteng menyikapi bencana Bunta dengan cepat. Komisi IV kemarin langsung mengirimkan anggotanya ke Bunta, untuk meninjau langsung akibat yang ditimbulkan gempa.
Diungkapkan Ketua Komisi IV Basri Sono, ada empat anggota Deprov yang turun langsung ke lokasi, yakni Sekretaris Komisi Moh Ilham Chandra, anggota komisi Mustar Labolo, I Nyoman Slamet dan dr Ramli Isa Kukuh.
“Kami juga telah melakukan koordinasi dengan Pemkab Banggai dan Pemprov Sulteng, untuk segera menangani bencana tersebut, dengan dana darurat yang ada. Kehadiran anggota Komisi IV di lokasi, selain menyuport korban, juga mendata kebutuhan penanganan pascabencana. Ini terkait dengan fungsi budgeting yang dimiliki Deprov,” kata Basri Sono.
Berdasarkan informasi yang diterima Komisi IV dari Banggai, saat ini pemerintah setempat telah mengerahkan alat berat untuk penanganan infrastruktur yang rusak. Demikian juga dengan rumah warga yang mengalami kerusakan, juga mendapat prioritas penanganan.
“Bahkan alat berat yang disewa Unismuh Luwuk juga ikut dikerahkan,” ujar Basri Sono yang juga pengelola universitas tersebut.
Sabtu (8/5) Pukul 13.30 Wita, empat desa di Kecamatan Bunta, Kabupaten Banggai masing-masing Desa Koili, Desa Huhak, Desa Toima serta Desa Matambas dihantam gempa. Puluhan rumah warga di Desa Koili dan Toima ambruk, akibat posisi tanah turun hingga satu meter.
Di Desa Koili, sedikitnya 20 unit rumah rusak ringan, dua unit rusak sedang dan tiga unit rusak berat. Jembatan yang terletak di Desa Koili juga rusak parah.
Dua ruang kelas sekolah dasar di Koili juga ambruk. Bahkan, pantauan Mercusuar, halaman sekolah tersebut tanahnya terlihat turun hingga satu meter. Beruntung, tidak ada siswa yang sedang belajar saat gempa terjadi. Selain ruang belajar, dua rumah guru kondisinya rusak berat.
Warga empat desa tersebut mengungsi di posko-posko yang disediakan BPBD Kabupaten Banggai. Ada empat posko yang disediakan. Posko satu dihuni 130 KK (509 jiwa), posko dua, 32 KK (90 jiwa), posko tiga, 25 KK (71 jiwa), posko empat, 63 KK (138 jiwa). Tak ada korban jiwa dalam gempa tersebut.
Ruas jalan di tiga titik di Desa Toima rusak parah. Badan jalan turun hingga dua meter dari posisi sebelumnya. Pengguna jalan kemarin terpaksa melakukan antrean panjang karena harus menunggu alat berat meratakan badan jalan.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa di lokasi 0.80 LS - 122.41 BT, berkekuatan 5.8 SR. Berada pada kedalaman 10 Km di wilayah 165 km Barat Daya Provinsi Gorontalo. TMU
Diungkapkan Ketua Komisi IV Basri Sono, ada empat anggota Deprov yang turun langsung ke lokasi, yakni Sekretaris Komisi Moh Ilham Chandra, anggota komisi Mustar Labolo, I Nyoman Slamet dan dr Ramli Isa Kukuh.
“Kami juga telah melakukan koordinasi dengan Pemkab Banggai dan Pemprov Sulteng, untuk segera menangani bencana tersebut, dengan dana darurat yang ada. Kehadiran anggota Komisi IV di lokasi, selain menyuport korban, juga mendata kebutuhan penanganan pascabencana. Ini terkait dengan fungsi budgeting yang dimiliki Deprov,” kata Basri Sono.
Berdasarkan informasi yang diterima Komisi IV dari Banggai, saat ini pemerintah setempat telah mengerahkan alat berat untuk penanganan infrastruktur yang rusak. Demikian juga dengan rumah warga yang mengalami kerusakan, juga mendapat prioritas penanganan.
“Bahkan alat berat yang disewa Unismuh Luwuk juga ikut dikerahkan,” ujar Basri Sono yang juga pengelola universitas tersebut.
Sabtu (8/5) Pukul 13.30 Wita, empat desa di Kecamatan Bunta, Kabupaten Banggai masing-masing Desa Koili, Desa Huhak, Desa Toima serta Desa Matambas dihantam gempa. Puluhan rumah warga di Desa Koili dan Toima ambruk, akibat posisi tanah turun hingga satu meter.
Di Desa Koili, sedikitnya 20 unit rumah rusak ringan, dua unit rusak sedang dan tiga unit rusak berat. Jembatan yang terletak di Desa Koili juga rusak parah.
Dua ruang kelas sekolah dasar di Koili juga ambruk. Bahkan, pantauan Mercusuar, halaman sekolah tersebut tanahnya terlihat turun hingga satu meter. Beruntung, tidak ada siswa yang sedang belajar saat gempa terjadi. Selain ruang belajar, dua rumah guru kondisinya rusak berat.
Warga empat desa tersebut mengungsi di posko-posko yang disediakan BPBD Kabupaten Banggai. Ada empat posko yang disediakan. Posko satu dihuni 130 KK (509 jiwa), posko dua, 32 KK (90 jiwa), posko tiga, 25 KK (71 jiwa), posko empat, 63 KK (138 jiwa). Tak ada korban jiwa dalam gempa tersebut.
Ruas jalan di tiga titik di Desa Toima rusak parah. Badan jalan turun hingga dua meter dari posisi sebelumnya. Pengguna jalan kemarin terpaksa melakukan antrean panjang karena harus menunggu alat berat meratakan badan jalan.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa di lokasi 0.80 LS - 122.41 BT, berkekuatan 5.8 SR. Berada pada kedalaman 10 Km di wilayah 165 km Barat Daya Provinsi Gorontalo. TMU
Komentar
Posting Komentar