‘Faksi Sultim’ Kuasai Deprov Sulteng
ANGGOTA DPRD Provinsi (Deprov) dari kawasan timur Sulteng, diprediksi bakal menguasai alat kelengkapan dewan. Politisi dari daerah pemilihan Poso-Touna-Morowali dan Banggai-Bangkep, daerah pemekaran cikal bakal Provinsi Sultim, dalam lobi-lobi politik di Deprov, menempati posisi kunci alat kelengkapan dewan.
Gebrakan politisi ‘Faksi Sultim’, ini mulai terlihat dalam penyusunan fraksi. Meski bukan alat kelengkapan dewan, fraksi memiliki nilai tawar politis cukup tinggi. Kebijakan-kebijakan pemerintah Sulteng, dalam beberapa persoalan akan berhadapan dengan ‘restu’ masing-masing fraksi.
Dari enam fraksi yang terbentuk di Deprov, empat diantaranya dipimpin politisi asal kawasan timur Sulteng. Fraksi Partai Golkar dipimpin Yus Mangun dari Poso, Fraksi Amanat Pembangunan Bangsa dipegang politisi senior PAN, Basri Sono (Banggai). Dua fraksi lainnya, yakni Fraksi Tadulako dipimpin pentolan PDS, S Pelima (Poso) dan Fraksi PDIP, Huisman Brant Toripalu (Morowali). Hanya Fraksi PKS dan Fraksi Partai Demokrat dipegang politisi Lembah Palu. PKS dipimpin Zainuddin Tambuala (Palu) dan Demokrat, Lusy Shanti (Palu).
Perkembangan lobi-lobi politik di Deprov untuk penempatan posisi ketua komisi, juga menyertakan beberapa nama dari ‘Faksi Sultim’. Mereka diplot duduk sebagai ketua komisi. Sebut saja Komisi II bidang Ekonomi-Keuangan, yang disebut-sebut jatah mati Fraksi Partai Golkar, wacana yang berkembang menyebut nama Yus Mangun sebagai satu-satunya calon ketua. Jika lobi politik ini menjadi kenyataan, maka politisi asal Poso tersebut menduduki dua posisi strategis sekaligus.
Komisi III bidang Pembangunan, saat ini menjadi rebutan Fraksi PDIP dan Fraksi Demokrat. Lagi-lagi nama yang disorong kedua fraksi tersebut politisi dari ‘Faksi Sultim’. Fraksi PDIP mendorong Sri Indraningsih Lalusu (Banggai) sebagai calon ketua dan Fraksi Demokrat, Mustar Labolo (Banggai).
Jika skenario ini gagal, maka alternatif yang berkembang, Suprapto Dg. Situru dari PAN (Touna) sebagai ketua Komisi III, Sri Indraningsih pada posisi wakil ketua. Mustar Labolo, ketua Komisi IV bidang Kesra. Ketua Komisi I menjadi jatah PDIP. Namun jika skenario pertama gol, maka Suprapto menjadi ketua Komisi IV.
Alat kelengkapan dewan lainnya, Badan Kehormatan. Empat nama yang santer disebut bakal menempati posisi BK, dua diantaranya dari timur, yakni S Pelima (Poso) dan Naser Djibran, politisi Partai Golkar dari Banggai. Dua nama lainnya dari lembah Palu, Zainuddin Tambuala (PKS) dan Asgar Ali Djuhaepa (PPP).
Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) yang juga bakal direbut Partai Golkar, disebut-sebut akan menempatkan Busta Kamindang (Bangkep) sebagai ketua. Lagi-lagi politisi dari ‘Faksi Sultim’. Satu-satunya alat kelengkapan dewan yang bukan diwacanakan untuk politisi dari timur, Badan Legislasi. Dapurnya Perda ini, dalam lobi-lobi poltik yag berkembang di Deprov akan rencananya akan dipimpin As’ad Lawali (Donggala) dari Fraksi Partai Demokrat.
Selain posisi diatas, masih ada beberapa nama dari kawasan timur yang moncer dan berpeluang menduduki wakil ketua, sekretaris dan anggota alat kelengkapan dewan, seperti Zainal Abidin Ishak (Morowali-Partai Golkar), Chaeruddin Zen (Morowali-PDP) dan Yahya Patiro (Poso-PKPI).
Ditingkat pimpinan, ‘Faksi Sultim’ berhasil mendudukkan kader Partai Demokrat Henry Kawulur (Poso) sebagai wakil ketua I. Henry akan mendampingi Aminuddin Ponulele (Partai Golkar-Donggala) sebagai ketua, Syafrun Abdullah (PDIP-Donggala) wakil ketua II dan Lutfi Lembah (PAN-Palu) wakil ketua III. ***
Gebrakan politisi ‘Faksi Sultim’, ini mulai terlihat dalam penyusunan fraksi. Meski bukan alat kelengkapan dewan, fraksi memiliki nilai tawar politis cukup tinggi. Kebijakan-kebijakan pemerintah Sulteng, dalam beberapa persoalan akan berhadapan dengan ‘restu’ masing-masing fraksi.
Dari enam fraksi yang terbentuk di Deprov, empat diantaranya dipimpin politisi asal kawasan timur Sulteng. Fraksi Partai Golkar dipimpin Yus Mangun dari Poso, Fraksi Amanat Pembangunan Bangsa dipegang politisi senior PAN, Basri Sono (Banggai). Dua fraksi lainnya, yakni Fraksi Tadulako dipimpin pentolan PDS, S Pelima (Poso) dan Fraksi PDIP, Huisman Brant Toripalu (Morowali). Hanya Fraksi PKS dan Fraksi Partai Demokrat dipegang politisi Lembah Palu. PKS dipimpin Zainuddin Tambuala (Palu) dan Demokrat, Lusy Shanti (Palu).
Perkembangan lobi-lobi politik di Deprov untuk penempatan posisi ketua komisi, juga menyertakan beberapa nama dari ‘Faksi Sultim’. Mereka diplot duduk sebagai ketua komisi. Sebut saja Komisi II bidang Ekonomi-Keuangan, yang disebut-sebut jatah mati Fraksi Partai Golkar, wacana yang berkembang menyebut nama Yus Mangun sebagai satu-satunya calon ketua. Jika lobi politik ini menjadi kenyataan, maka politisi asal Poso tersebut menduduki dua posisi strategis sekaligus.
Komisi III bidang Pembangunan, saat ini menjadi rebutan Fraksi PDIP dan Fraksi Demokrat. Lagi-lagi nama yang disorong kedua fraksi tersebut politisi dari ‘Faksi Sultim’. Fraksi PDIP mendorong Sri Indraningsih Lalusu (Banggai) sebagai calon ketua dan Fraksi Demokrat, Mustar Labolo (Banggai).
Jika skenario ini gagal, maka alternatif yang berkembang, Suprapto Dg. Situru dari PAN (Touna) sebagai ketua Komisi III, Sri Indraningsih pada posisi wakil ketua. Mustar Labolo, ketua Komisi IV bidang Kesra. Ketua Komisi I menjadi jatah PDIP. Namun jika skenario pertama gol, maka Suprapto menjadi ketua Komisi IV.
Alat kelengkapan dewan lainnya, Badan Kehormatan. Empat nama yang santer disebut bakal menempati posisi BK, dua diantaranya dari timur, yakni S Pelima (Poso) dan Naser Djibran, politisi Partai Golkar dari Banggai. Dua nama lainnya dari lembah Palu, Zainuddin Tambuala (PKS) dan Asgar Ali Djuhaepa (PPP).
Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) yang juga bakal direbut Partai Golkar, disebut-sebut akan menempatkan Busta Kamindang (Bangkep) sebagai ketua. Lagi-lagi politisi dari ‘Faksi Sultim’. Satu-satunya alat kelengkapan dewan yang bukan diwacanakan untuk politisi dari timur, Badan Legislasi. Dapurnya Perda ini, dalam lobi-lobi poltik yag berkembang di Deprov akan rencananya akan dipimpin As’ad Lawali (Donggala) dari Fraksi Partai Demokrat.
Selain posisi diatas, masih ada beberapa nama dari kawasan timur yang moncer dan berpeluang menduduki wakil ketua, sekretaris dan anggota alat kelengkapan dewan, seperti Zainal Abidin Ishak (Morowali-Partai Golkar), Chaeruddin Zen (Morowali-PDP) dan Yahya Patiro (Poso-PKPI).
Ditingkat pimpinan, ‘Faksi Sultim’ berhasil mendudukkan kader Partai Demokrat Henry Kawulur (Poso) sebagai wakil ketua I. Henry akan mendampingi Aminuddin Ponulele (Partai Golkar-Donggala) sebagai ketua, Syafrun Abdullah (PDIP-Donggala) wakil ketua II dan Lutfi Lembah (PAN-Palu) wakil ketua III. ***
Komentar
Posting Komentar