Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2025

Pitutur Luhur: Samya Amituhu

Gambar
Oleh:  Temu Sutrisno / Wakil Sekretaris Paguyuban Kesenian Eko Wandowo Sulawesi Tengah Di tengah gejolak sosial politik, kondisi ekonomi yang dipenuhi ketidakpastian, dan percaturan global yang sangat dinamis, dibutuhkan kehati-hatian dalam bertindak. Para leluhur Jawa, sejak dahulu kala telah memberikan ancer-ancer, sebuah pitutur bagi anak cucunya menghadapi pergolakan yang tidak menentu, sebuah dinamika mengarah pada kekacauan. Dalam istilah Jawa disebut kalabendu. Pitutur tersebut berbunyi "den samya amituhu, ing sadjroning zaman kalabendu, Yogya samya nyenyuda ardaning ati, kang anuntun mring pakewuh, uwohing panggawe awon.” Untuk memudahkan pemahaman terhadap ukara bijak ini, dapat dibagi dalam empat tembung atau kelompok kalimat. Pertama, den samya amituhu. Tembung ini mengandung makna bahwa manusia hendaknya berhati-hati, waspada, dan mawas diri dalam bertindak. Kata amituhu menunjuk pada sikap eling lan waspada, yakni tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Kedua, tembun...

Pitutur Luhur: Wong Ala Bakal Cilaka

Gambar
Oleh:  Temu Sutrisno / Wakil Sekretaris Paguyuban Kesenian Eko Wandowo Sulawesi Tengah Setiap manusia lahir dibekali Allah SWT Tuhan yang Maha Kuasa dengan fitrah yang cenderung pada kebenaran. Di relung hati terdalam, tidak ada manusia yang ingin terjebak pada pikiran, sikap, dan perilaku buruk. Para leluhur, mengingatkan kecenderungan manusia pada kebenaran dan kebaikan dengan nasihat "wong ala bakal cilaka" atau dalam bentuk ujaran lainnya "wong ala bakal ajur mumur". Dalam kalimat yang lebih lengkap  "Wus cinatur wong ala kalantur lantur, yen tan mundur mbenjang bakal ajur mumur". Wong kang ala bakal cilaka mengingatkan, bahwa setiap orang yang bertindak buruk akan mendapatkan keburukan. Para leluhur menasihati, bahwa setiap manusia akan mendapatkan balasan dari perbuatan yang dilakukan (ngunduh wohing pakarti). Wus cinatur wong ala kalantur lantur, yen tan mundur mbenjang bakal ajur mumur, jika diartikan secara bebas: sudah menjadi ketetapan, orang ya...

Pitutur Luhur: Handarbeni, Hangkrukebi, Mulat Sarira Hangrasawani

Gambar
Oleh:  Temu Sutrisno / Wakil Sekretaris Paguyuban Kesenian Eko Wandowo Sulawesi Tengah Sejak Indonesia diproklamirkan para founding father hingga kini, dinamika politik berupa suara kritis dan ketidakpuasan tak kunjung berhenti. Terbaru, aksi akhir Agustus yang menyuarakan protes kemewahan pejabat, pajak yang kian mencekik, dan lapangan kerja makin menyempit berujung rusuh dan penjarahan. Gerakan moral mahasiswa ternoda oleh kelompok anarkistis yang memanfaatkan suasana. Prilaku pejabat yang hidup dalam kemewahan, ujub, dan suka pamer (Flexing), jauh hari sudah diingatkan para bijak. Raden Mas Said atau Pangeran Samber Nyawa bergelar Sri Mangkunegara I, menitip konsep kepemimpinan Tri Darma untuk para pemimpin rakyat dan pejabat secara umum. Bahkan konsep ini juga dimaknai sebagai pijakan menyatunya raja-kawula, pemimpin dengan yang dipimpin. Sri Mangkunegara I memberikan ugeman Rumangsa handarbeni, melu hangkrukebi, mulat sarira hangrasawani . Pitutur luhur yang sarat makna etika ...

Pitutur Luhur: Marsudi Ajining Sarira

Gambar
Oleh:   Temu Sutrisno / Wakil Sekretaris Paguyuban Kesenian Eko Wandowo Sulawesi Tengah Sunan Kalijaga, salah satu tokoh Wali Sanga (biasa ditulis wali songo) yang dikenal bijaksana, meninggalkan banyak pitutur luhur yang relevan sepanjang zaman. Salah satu ajaran pentingnya adalah Marsudi Ajining Sarira, yang berarti menjaga dan menghargai martabat diri.  Ajaran dalam bentuk pitutur ini mengingatkan bahwa sebelum mengenal orang lain, manusia harus terlebih dahulu mengenal dirinya sendiri, menghargai keberadaannya, lalu menebarkan penghargaan itu kepada sesama. Secara harfiah, “marsudi” berarti berusaha dengan sungguh-sungguh, sedangkan “ajining sarira” bermakna harga diri atau martabat manusia. Dengan demikian, nasihat ini mengandung pesan agar manusia senantiasa berusaha memelihara martabat dirinya. Dalam pandangan masyarakat Jawa, harga diri tidak hanya dilihat dari penampilan ragawi, kekuasaan, atau kekayaan. Martabat seseorang dinilai dari sikap, ucapan, dan tindakan...

Pitutur Luhur: Sepi ing Pamrih Rame ing Gawe

Gambar
Oleh:  Temu Sutrisno / Wakil Sekretaris Paguyuban Kesenian Eko Wandowo Sulawesi Tengah Nusantara memiliki keunikan cara dalam membangun budaya. Para leluhur, menitip beragam ajaran melalui ujaran kebaikan, pribahasa.  Pribahasa yang berisi petuah kebaikan, dalam budaya Jawa disebut pitutur luhur. Masyarakat Jawa dalam membentuk budi pekerti, karakter, dan budaya, mewariskan banyak pitutur luhur atau nasihat bijak secara turun-temurun. Salah satunya pitutur sepi ing pamrih, rame ing gawe . Pitutur ini secara lengkap sepi ing pamrih rame ing gawe, banter tan mbancangi dhuwur tan nungkuli. Pitutur ini bukan sekadar rangkaian kata indah, melainkan pedoman etika hidup yang tetap relevan di tengah dinamika modern. Apa makna pitutur luhur tersebut? Guna memahami pitutur dimaksud, kita dapat memaknai dalam penggalan kata seperti berikut: Pertama, Sepi ing Pamrih. Secara sederhana dapat diartikan, bekerja secara tulus tidak mengutamakan kepentingan pribadi, melainkan mengedepankan kep...

Pers; Mencintai Bahasa Indonesia sebagai Identitas Bangsa

Gambar
 Oleh: Temu Sutrisno     Bahasa adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai identitas dan simbol kebudayaan suatu bangsa. Di Indonesia, bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi dan bahasa persatuan yang digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pers. Bahasa Indonesia menjadi identitas nasional, yang merangkul ratusan bahasa yang terbentang dari ujung barat Sumatra hingga bagian timur Papua. Upaya pemajuan dan pelestarian   Bahasa Indonesia merupakan amanah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) 1945 Pasal 36, yang menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa resmi. Dasar hukum lainnya , UU No mor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan dan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014, yang mengatur pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bah...

Bencana Hidrometeorologi Mengintai, Jangan Abai

Gambar
BENCANA hidrometeorologi, saban tahun menjadi tamu yang rutin datang ke beberapa wilayah Indonesia, termasuk Sulawesi Tengah. Bencana seperti banjir, longsor, hingga angin puting beliung tanpa uluk salam, tiba-tiba datang menerjang. Bagi yang tidak gampang lupa, bencana hidrometeorologi biasanya datang berbarengan dengan cuaca ekstrem. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menekankan pentingnya respons cepat dari pemerintah daerah (Pemda) untuk menindaklanjuti peringatan dini cuaca ekstrem. Beberapa hari belakangan hujan dengan intensitas amat lebat hingga ekstrem terjadi di sejumlah wilayah Sulawesi Tengah. Bahkan Kebun Kopi, jalur penghubung ke arah timur Sulawesi Tengah telah memberikan salam permulaan. Longsor sempat terjadi di jalan masuk dan menuju ibukota Palu. Sekadar mengingatkan, betapa Sulawesi Tengah sangat rentan bencana hidrometeorologi, tahun 2024 terjadi 196 bencana. Bencana tersebut didominasi bencana hidrometeorologi.  Data Badan Penanggulangan Benc...

Wartawan dan Nabi Palsu

Gambar
Oleh: Temu Sutrisno Tengah hari beranjak sore. Tonakodi berdiri di bordes lantai dua bangunan kantor asosiasi profesi. Tatapannya mengarah pada awan hitam tipis, yang mulai mengarak ke arah perbukitan di sebelah barat kota.  Perbukitan yang dulu indah membiru, kini nampak kecoklatan di beberapa titik. Sebagian area menganga seperti menertawakan diri sendiri. Bukit perkasa yang tak mampu melawan kuasa, digerogoti mesin dibongkar paksa, dikeruk, dijual ke pulau manca. Serombongan bangau terbang melintas dari kabupaten sebelah, menuju ke utara. Rombongan burung itu, berupaya menghindari debu yang membumbung mengangkasa. "Assalamualaikum." "Waalaikumsalam," sahut Tonakodi menyambut beberapa anak muda.  Tonakodi mempersilakan tamunya masuk, sembari menyalami satu per satu. "Tabe le Tonakodi, ini beberapa adik-adik mahasiswa mau belajar, bincang-bincang soal jurnalistik," Ami, sahabat Tonakodi membuka pembicaraan. "Ohh. Baguslah, kalau masih ada anak-anak m...

63 Tahun Mercusuar Mengawal Bangsa

Gambar
1 September 2025, Mercusuar genap berusia 63 tahun. Bagi manusia, usia ini merupakan umur yang cukup matang. Banyak pesohor dunia, makin berusia kian sukses karir dan bisnisnya. Sekadar contoh Colonel Sanders, pendiri KFC,  sukses di usia 65 tahun. Penulis Miguel de Cervantes yang meraih ketenaran dengan Don Quixote menjelang usia 60, setelah karier yang panjang.  Pesohor lainnya, Ray Kroc yang membeli sebuah gerai hamburger kecil pada usia 59 tahun. Ia sukses mewaralabakannya di seluruh Amerika Serikat untuk membangun McDonald's, yang menjadi kesuksesan besar di kemudian hari.  Yuichiro Miura, bahkan memecahkan  rekor Guinness sebagai pendaki tertua di dunia saat berhasil mendaki puncak Everest pada usia 74 tahun.  Mercusuar yang didirikan Alm. H. Rusdy Toana 1 September 1962, kini berhadapan dengan entitas dan budaya baru dalam bidang informasi. Bagi Mercusuar, perkembangan teknologi informasi yang melahirkan budaya digital disikapi sebagai sebuah peluang baru...

Suara Senyap di Balik Demonstrasi

Gambar
  Minggu pagi (31/8/2025) usai kegiatan di Cikarang Bekasi, saya kontak teman di Jakarta, Etal, menanyakan kondisi Jakarta. "Aman mas. Pagi ini kondusif. Biasanya demo mulai jam dua siang hingga malam," sahut Etal. "Siap, tengkiyu infonya pak lawyer ganteng. Pagi ini saya meluncur ke Jakarta, besok balik ke Palu." Hari beranjak siang. Saya bersama Ketua DKP PWI Sulteng, Pak Mahmud dan dua kawan asal Manado, menuju Jakarta.  Semalam dan Senin dinihari, saya mencoba membaca kondisi Jakarta dari sudut rakyat biasa. Di seputaran jl  Agus Salim, Kebon Sirih, Kwitang, hingga Senen (jalan dan kawasan bukan menunjukkan urutan rute, namun titik-titik di mana saya berbincang) bertemu dengan penjual di warung kopi, Warteg, beberapa orang yang lalu lalang, dan sopir taksi online. Bertanya pada mereka, apa yang mereka rasakan selama ada aktivitas demonstrasi tanggal 25-30 Agustus. Petrus, sopir yang mengantar keliling mengaku pendapatannya turun drastis. Biasanya, ia bisa mendap...