Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2025

Wartawan dan Nabi Palsu

Gambar
Oleh: Temu Sutrisno Tengah hari beranjak sore. Tonakodi berdiri di bordes lantai dua bangunan kantor asosiasi profesi. Tatapannya mengarah pada awan hitam tipis, yang mulai mengarak ke arah perbukitan di sebelah barat kota.  Perbukitan yang dulu indah membiru, kini nampak kecoklatan di beberapa titik. Sebagian area menganga seperti menertawakan diri sendiri. Bukit perkasa yang tak mampu melawan kuasa, digerogoti mesin dibongkar paksa, dikeruk, dijual ke pulau manca. Serombongan bangau terbang melintas dari kabupaten sebelah, menuju ke utara. Rombongan burung itu, berupaya menghindari debu yang membumbung mengangkasa. "Assalamualaikum." "Waalaikumsalam," sahut Tonakodi menyambut beberapa anak muda.  Tonakodi mempersilakan tamunya masuk, sembari menyalami satu per satu. "Tabe le Tonakodi, ini beberapa adik-adik mahasiswa mau belajar, bincang-bincang soal jurnalistik," Ami, sahabat Tonakodi membuka pembicaraan. "Ohh. Baguslah, kalau masih ada anak-anak m...

63 Tahun Mercusuar Mengawal Bangsa

Gambar
1 September 2025, Mercusuar genap berusia 63 tahun. Bagi manusia, usia ini merupakan umur yang cukup matang. Banyak pesohor dunia, makin berusia kian sukses karir dan bisnisnya. Sekadar contoh Colonel Sanders, pendiri KFC,  sukses di usia 65 tahun. Penulis Miguel de Cervantes yang meraih ketenaran dengan Don Quixote menjelang usia 60, setelah karier yang panjang.  Pesohor lainnya, Ray Kroc yang membeli sebuah gerai hamburger kecil pada usia 59 tahun. Ia sukses mewaralabakannya di seluruh Amerika Serikat untuk membangun McDonald's, yang menjadi kesuksesan besar di kemudian hari.  Yuichiro Miura, bahkan memecahkan  rekor Guinness sebagai pendaki tertua di dunia saat berhasil mendaki puncak Everest pada usia 74 tahun.  Mercusuar yang didirikan Alm. H. Rusdy Toana 1 September 1962, kini berhadapan dengan entitas dan budaya baru dalam bidang informasi. Bagi Mercusuar, perkembangan teknologi informasi yang melahirkan budaya digital disikapi sebagai sebuah peluang baru...

Suara Senyap di Balik Demonstrasi

Gambar
  Minggu pagi (31/8/2025) usai kegiatan di Cikarang Bekasi, saya kontak teman di Jakarta, Etal, menanyakan kondisi Jakarta. "Aman mas. Pagi ini kondusif. Biasanya demo mulai jam dua siang hingga malam," sahut Etal. "Siap, tengkiyu infonya pak lawyer ganteng. Pagi ini saya meluncur ke Jakarta, besok balik ke Palu." Hari beranjak siang. Saya bersama Ketua DKP PWI Sulteng, Pak Mahmud dan dua kawan asal Manado, menuju Jakarta.  Semalam dan Senin dinihari, saya mencoba membaca kondisi Jakarta dari sudut rakyat biasa. Di seputaran jl  Agus Salim, Kebon Sirih, Kwitang, hingga Senen (jalan dan kawasan bukan menunjukkan urutan rute, namun titik-titik di mana saya berbincang) bertemu dengan penjual di warung kopi, Warteg, beberapa orang yang lalu lalang, dan sopir taksi online. Bertanya pada mereka, apa yang mereka rasakan selama ada aktivitas demonstrasi tanggal 25-30 Agustus. Petrus, sopir yang mengantar keliling mengaku pendapatannya turun drastis. Biasanya, ia bisa mendap...