Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2010

Kasus Maria dan Susanti; Potret Minimnya Lapangan Kerja di Sulteng

SEBULAN terakhir, masyarakat Sulteng dikejutkan berita dua tenaga kerja wanita (Nakerwan) asal Palu yang disiksa dan tidak digaji oleh majikannya di luar negeri. Nakerwan pertama adalah Maria asal Pesaku kabupaten Sigi, terpaksa pulang dari Malaysia dan kedua Susanti warga Duyu Kota Palu, pulang dengan kaki patah setelah disiksa majikannya di Yordania. Maria dan Susanti merupakan dua dari sekian banyak warga Sulteng yang memimpikan hidup sejahtera, dengan menjajal kerja di luar negeri. Keduanya mewakili pemikiran banyak orang, kerja di luar negeri lebih menjanjikan secara finansial dibanding kerja di Sulteng. Maria dan Susanti, bisa jadi merupakan gambaran utuh dari kondisi ketenagakerjaan Sulteng, dimana pengangguran masih cukup tinggi dan potensi lapangan kerja dengan tingkat pendapatan tinggi relatif kecil. Menyimak data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng tahun 2009, angkatan kerja di Sulteng pada Agustus 2009 mencapai 1.215.727 orang. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya (200

Polda Latihan Menembak; Provokasi atau Standar Operasi?

POLDA Sulteng tengah mempersiapkan diri, menghadapi rencana operasi penegakan hukum di pertambangan emas rakyat Poboya, 12 maret 2010. Sebagai persiapan menghadapi operasi penegakan hukum itu, Polda Sulteng menggelar latihan tembak. Pada latihan menembak itu, sasaran tembak adalah gambar kaki orang. Secara tegas, Kapolda M Amin Saleh menyatakan, latihan menembak itu bagian dari persiapan Polda dalam operasi penegakan hukum tambang rakyat Poboya. Dalam kacamata awam, penegakan hukum yang hendak dilakukan terhadap tambang rakyat Poboya adalah upaya penertiban, bukan perang. Tapi Polda telah mempersiapkan langkah terburuk dan mengantisipasi kemuingkinan bentrok, dengan latihan menembak. Pertanyaannya, apa benar penambang yang selama ini bekerja ekstra keras untuk mecukupi kebutuhan keluarga dengan meninggalkan anak istri di kampung halaman, akan melawan aparat? Mungkinkan bayangan anak istri di rumah, digadaikan dengan melawan popor senapan, yang sewaktu-waktu bisa menumpahkan darah dan b