Dewan Perampas (hak) Rakyat
TOMA Langgai hari itu agak sibuk. Ia mempersiapkan segala hal yang mungkin dibutuhkan, dalam kunjungannya ke sebuah negara di ujung benua. Ya, besok Toma Langgai akan keluar negeri, karena ajakan sahabatnya. Sahabatnya mengajaknya menghadiri konferensi internasional aktifis pro demokrasi. Awalnya Toma Langgai menolak ajakan karibnya itu. Ia merasa bukan pegiat demokrasi. Tapi temannya setengah memaksa dengan alasan toma langgai, lebih memahami budaya bangsa-bangsa. Toma Langgai bisa jadi mentor, mengenali karakter peserta pertemuan dari berbagai bangsa. “Kalau itu alasannya, saya lebih tidak siap. Tapi kalau sekadar jalan-jalan, membuka cakrawala mengenal daerah dan bangsa lain, saya mau,” kata Toma Langgai kala itu. “Terserah apa alasannya, yang penting komiu berangkat. Nanti saya yang uruskan paspornya dan tiket. Komiu tinggal berangkat,” sahut La Gode temannya tertawa senang, Toma Langgai mau menemaninya. Paspor, beberapa helai pakaian, kamera, laptop butut, pulpen, buku catatan d