Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Tonakodi-Roderic; Raja Pemukul Rakyat

Oleh: Temu Sutrisno RAJA Roderic, penguasa Andalusia awal abad ke-8 M dikenal sebagai pemimpin otoriter, mengabaikan toleransi, dan paling senang menghukum rakyatnya. Pada masa kepemimpinan Raja Roderic kondisi Kerajaan menjadi tidak kondusif karena ia dikenal sebagai penguasa yang tidak toleran terhadap kebhinekaan, keanekaragaman agama dan kepercayaan masyarakat Andalusia. Raja Roderic kerapkali mempertontonkan kekuasaannya dengan menghukum rakyat di depan umum. Perintahnya adalah kebenaran dan hukum kerajaan. Keadaan demikian memicu munculnya konflik, penderitaan, kemiskinan dan ketimpangan ekonomi akibat ketidakadilan, serta tertindasnya masyarakat kelas bawah dan masyarakat yang tidak sefaham dengan kerajaan. Keadaan menjadi lebih tidak kondusif dengan dibuatnya kebijakan ekonomi kerajaan yang membiarkan tanah-tanah tidak digarap, pabrik-pabrik ditutup secara sepihak dan sarana transportasi tidak mendapatkan perhatian. Hal ini memicu lumpuhnya ekonomi masyarakat. Pemerint

Puisi-UNTUKMU KAUM IBU

Oleh: Temu Sutrisno Tiada kekhalifahan manusia tanpa wanita Tiada keberlanjutan manusia tanpa mereka Surga sepi senyap tanpa Hawa Hormati wanita Mereka melewati lembah kematian  untuk kehidupan selanjutnya Mereka bertaruh nyawa untuk generasi berikutnya Hormati ibu dan istrimu! Mengandung Sembilan bulan bukan lelucon semata Muliakan ibu dan istrimu Pengorbanannya melahirkan manusia Membuka surga menutup pintu neraka Lelah kantuknya tertutup kasih sayangnya Air susunya tak terbayar seluruh isi dunia Keringatnya setimbang darah syuhada Ridhanya jadi berkah untuk anaknya Tangisnya duka alam semesta Tawanya rahmat bagi anak-anaknya Jangan sakiti mereka Sertakan dalam setiap doa Muliakan ibu dan seluruh wanita di dunia. Tana Kaili 22 Des 2018 . SELAMAT HARI IBU

Tonakodi-Utang Piutang

Gambar
Oleh: Temu Sutrisno SEBULAN terakhir di negeri Tonakodi, orang sibuk membincang utang piutang. Mulai dari kelonggaran, pemutihan hingga istilah penghapusan utang mencuat dalam setiap perbincangan masyarakat.  Force major  karena bencana, menjadi pemicu perbincangan utang piutang. Dalam ajaran Islam, utang-piutang adalah muamalah yang dibolehkan, tapi diharuskan hati-hati dalam menerapkannya. Karena utang bisa mengantarkan seseorang ke surga, dan sebaliknya juga menjerumuskan seseorang ke neraka. Islam memuji orang yang menjual barang kepada orang yang tidak mampu membayar tunai, lalu memberi kelonggaran dengan berutang. Rasulullah SAW bersabda, “Bahwasanya ada seseorang yang meninggal dunia lalu dia masuk surga, dan ditanyakanlah kepadanya, ‘amal apakah yang dahulu kamu kerjakan?’ Ia menjawab, ‘Sesungguhnya dahulu saya berjualan. Saya memberi tempo (berutang) kepada orang yang dalam kesulitan, dan saya memaafkan.” (HR. Muslim) Suatu hari sahabat Rasulullah SAW, Thalhah

Tonakodi-HAM Itu Fastabikul Khairat

Gambar
Oleh: Temu Sutrisno Sore Itu Tonakodi sowan ke salah satu gurunya. Setelah saling sapa dan tanya kabar, keduanya terlibat dalam perbincangan laiknya guru dan murid. Tonakodi lebih banyak mendengar dan sesekali menimpali atau bertanya. Sang Guru menyatakan keprihatinannya, atas perkembangan masyarakat akhir-akhir ini. Atas nama demokrasi, kebebasan berpendapat, dan bersembunyi di balik nama besar hak asasi manusia (HAM), orang per orang ataupun antar kelompok masyarakat, kelompok kepentingan sangat mudah menghakimi orang dan kelompok lain, menghujat, mencerca, dan bahkan menyatakan ujaran kebencian secara terang-terangan. “Iya Guru. Itu kondisi masyarakat kita saat ini. Masyarakat mudah terbelah dan menyerang, menghujat kelompok lain. Tidakkah ini ekspresi kebebasan berpendapat yang keliru?” tanya Tonakodi. Kebebasan berpendapat bukan untuk menistakan orang dan kelompok lain. Kebebasan berpendapat harus dalam kerangka menghormati hak orang lain, perasaan orang lain. Dalam p

Tonakodi-One Man Show

Oleh: Temu Sutrisno PAGI cerah. Tonakodi berbincang asyik dengan karibnya, Toma Yojo. Obrolan seputar isu yang berkembang di masyarakat. Di dego-dego di bawah pohon jeruk berteman secangkir kopi dan pisang goreng tipis, pembicaraan akhirnya bermuara pada manajemen kepemimpinan. “Banyak sekarang orang tidak lagi bisa membedakan kerja sama dan sama-sama kerja,” celoteh Toma Yojo. Maksudnya? sahut Tonakodi. Banyak orang yang merasa mampu bekerja sendiri, seperti tidak membutuhkan orang lain. Bekerja di bidang yang sama, di lembaga yang sama, tapi tidak ada kerja sama, ujar Toma Yojo. Oh, itu namanya manajemen one-man show, kata Tonakodi. Manajemen  one-man show atau bahkan absolute one-man show, sebenarnya hanya efektif diterapkan pada perusahaan  milik pribadi dengan struktur perusahaan yang tidak begitu kompleks, tukas Tonakodi. “Semakin kompleks urusan, tentu pola one-man direction tidak efektif. Tidak mungkin seseorang dapat menangani semua problematika yang ada. Pada sa

PRCPB Marinir dan Kostrad Kembali ke Kesatuan

Gambar
PALU, MERCUSUAR- Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB) Korps Marinir dan Kostrad ditarik kembali ke basis setelah sebulan menangani bencana di Palu, Sigi dan Donggala. Berkekuatan 656 orang Pasukan Marinir dari satuan Pasmar 1 Jakarta dan Pasmar 2 Surabaya, kemarin telah kembali ke Surabaya dan Jakarta dengan KRI Teluk Ende 517, Sedangkan hari ini Pasukan Batalyon Komposit Kostrad terdiri dari personel Kesehatan, Zeni Tempur dan Perbekalan/Angkutan menyusul kembali ke induk pasukannya di Jakarta dengan KRI Teluk Manado.       Pasukan-pasukan ini didesain untuk memberikan bantuan kemanusiaan secara cepat, karena itu pasukan ini sudah dilengkapi personel kesehatan lapangan, personel berkemampuan Zeni dilengkapi alat berat dan pertukangan serta personel Perbekalan/Angkutan yang dapat menggelar dapur lapangan dan penyediaan angkutan secara cepat di daerah bencana. Pasukan ini bertugas di Palu setelah satu hari pasca gempa, yaitu tanggal 29 September sampai masa tanggap

Genggaman Cinta Saat Tsunami Menggulung

Gambar
Oleh: Temu Sutrisno Sore, 28 September 2018 menjadi pembuktian cinta Karlan Ladandu pada istrinya Ni Putu Darmawati. Sore itu, Karlan dan Wati mampir ke pantai seputaran anjungan Palu Nomoni atau lebih dikenal dengan sebutan Kampung Kaili. Keduanya mencari es kelapa muda di Soki-soki, usai pertemuan dengan teman-temannya dari pergerakan buruh. Kebetulan hari itu, Wati ulang tahun. Kesempatan ke Palu dimanfaatkan Karlan untuk jalan-jalan berdua. Kedua pasangan paruh baya itu, memilih lapak penjual kelapa muda di dekat musala yang baru dibangun Pemerintah Kota Palu. Belum usai minum, bumi bergetar hebat. Wati panik dan mengajak Karlan meninggalkan tempat. Air laut mulai naik hingga mata kaki. “Tsunami Pa. Cepat sudah, anak-anak di rumah. Aduh gimana mereka?” kata Wati. “Tenang, cuma air pasang naik itu,” ujar Karlan sambil terus menyerutup es kelapa muda. Istrinya terus-menerus meminta Karlan segera beranjak dari tempat duduknya. Melihat istrinya panik, Karlan seg